Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Didi Rosadi

PERGESERAN BUDAYA MASYARAKAT BADUY LUAR DI ZAMAN NOW

Guru Menulis | 2022-04-04 00:20:02
Foto : Mahasiswa STISIP Setia Budhi pada Mata Kuliah Kearifan Lokal

Sebagai penggiat pendidikan baik di sekolah maupun di perguruan tinggi, tentu saja saya berharap peserta didik dan mahasiswa mampu memahami teks dan kontek materi yang disampaikan. Ruang kelas kadang hanya sebagai pembatas ide dengan realitas sosial yang dialami masyarakat, berdebat tentang ide-ide besar sementara berbuat kecil. Pada kesempatan-kesempatan tertentu saya mencoba untuk menembus tembok pembatas teks dan kontek dengan membawa mereka berselancar di ruang-ruang hidup, menghirup udara di alam bebas, menatap keseharian, memotret penggalan-penggalan peristiwa, dan membawanya ke ruang diskusi untuk dideskripsi menjadi manuskrip-manuskrip yang akan bercerita di lintasan generasi.

Pada Mata Kuliah Kearifan Lokal ada salah satu tugas yang harus diselesaikan oleh mahasiswa untuk turun ke lapangan dengan menentukan tema-tema yang sudah disepakati. Satu tema yang ditulis adalah Pengaruh Budaya Luar terhadap Eksistensi Budaya Lokal Masyarakat Baduy. Mahasiswa melakukan wawancara dan survai lapangan dengan berpedoman pada instrumen yang dibuat. Dari tugas yang dibuat, saya mencoba menafsirkan sub tema Pergeseran Nilai Masayarakat Baduy Luar di Zaman Now.

Suku Baduy merupakan masyarakat adat yang tinggal di pedalaman Kabupaten Lebak Banten yang terbagi ke dalam dua kelompok yaitu Baduy Dalam dan Baduy Luar. Suku Baduy memiliki corak budaya yang khas seperti sistem pengetahuan, religi, gaya hidup dan relasi mereka dengan alam. Banyak sekali hasil penelitian baik dari praktisi maupun akademisi tentang masyarakat Baduy, mengekplorasi kedalaman kehidupan yang jauh dari modernisasi dan revolusi industri 4.0. Baduy Luar lebih longgar dalam menerima hal-hal baru dari luar, sehingga ada beberapa unsur budaya yang mengalami pergeseran, antara lain :

1. Teknologi dan Peralatan Hidup

Dalam keseharian pada masyarakat Baduy baik dalam maupun luar berbagai peralatan berbau teknologi modern merupakan larangan yang tidak boleh digunakan. Perkembangan jaman yang semakin pesat dan masuknya para wisatawan ke wilayah baduy luar berdampak pada penggunaan teknologi bagi generasi muda masyarakat baduy. Ketika berkunjung ke Baduy Luar kita menemukan anak-anak kecil yang asik bermain handphone. Masyarakat Baduy Luar ada yang menggunakan motor untuk kepentingan transportasi. Peralatan mandi modern (sabun, sampho, sikat dan pasta gigi) termasuk larangan yang tidak boleh digunakan karena akan merusak kesetabilan alam, akan tetapi hasil dari wawancara yang dilakukan terdapat sebagian masyarakat Baduy Luar yang sudah menggunakan. Sementara untuk penerangan mereka ada yang memakai tata surya.

2. Sistem Pengetahuan

Di tengah gencarnya pemerintah dalam membumikan dunia pendidikan berbasis teknologi, masyarakat Baduy baik Luar maupun Dalam melarang untuk bersekolah dengan alasan “urang Baduy mah ulah pinter, seoalna lamun pinter bisi minteran batur” (masyarakat Baduy jangan pintar karena takut membodohi orang lain). Akan tetapi hasil dari observasi yang dilakukan, ada sebagian masyarakat Baduy Luar yang bersekolah di luar daerah. Sementara dalam dunia kesehatan masyarakat Baduy Luar dilarang menggunakan tenaga medis, pada kasus-kasus melahirkan, sebagian masyarakat Baduy Luar menggunakan tenaga medis bidan.

3. Sistem Mata Pencaharian Hidup

Mata pencaharian masyarakat Baduy Luar dengan sistem bertani huma (ladang), mereka dilarang untuk membalikan tanah dengan cangkul karena akan merusak alam. Di jaman kekinian, masyarakat Baduy Luar sudah mengembangkan perekonomian dengan membuat kerajinan-kerajinan tangan khas Baduy seperti gelang, kain tenun, selempang, koja, dan tutup kepala. Banyaknya wisatawan yang masuk dimanfaatkan untuk menambah penghasilan keluarga dengan membuka warung yang menjual aneka makan dan minuman.

Perkembangan jaman yang pesat dengan ditandai revolusi industry 4.0 berdampak pada bergesernya budaya masyarakat Baduy Luar. Sistem teknologi dan peralatan hidup, sistem pengetahuan dan mata pencaharian hidup mengalami perubahan, mereka secara perlahan menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Pikukuh sebagai larangan mutlak dan dijadikan pandangan hidup masyarakat Baduy Luar sudah mulai dilanggar. Masyarakat Baduy Dalam dan Luar harus tetap lestari sebagai warisan budaya nenek moyang, berbagai kearifan local yang hidup di masyarakat sebagai bentuk keseimbangan relasi manusia dengan alam.

Observer : Irza, Rohman, Diky Chandra, Saepudin, Masriki, Elin Setiawan, dan Putri Kencana.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image