Surat Tentang Perilaku dalam Kehidupan
Agama | 2022-04-03 14:20:56
Perilaku merupakan tindakan dari hasil respon terhadap suatu kejadian, fenomena atau peristiwa. Dalam kehidupan kita, sehari-harinya kita berperilaku atas sesuatu. Contoh dari perilaku adalah membantu, menulis, belajar, bekerja sama, dan lain-lain. Setiap kita berperilaku termasuk di dalamnya menimbulkan efek yang baik dan tidak baik entah itu terhadap diri kita sendiri atau orang lain.
Dalam hal ini berperilaku perlu ada batasan. Mengapa perlu adanya pembatasan dalam berperilaku? Kita tahu bahwa sifat yang kurang baik dan dilakukan secara berlebihan akan menimbulkan dampak yang besar. Sebagai contoh, akan timbulnya balas dendam, terputusnya silaturahmi hingga berprasangka buruk yang mana akan mengakibatkan perseteruan atau perpecahan.
Allah sangat tidak menyukai perpecahan di antara hamba-Nya. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman Surat Ali’ ‘Imran ayat 103 “Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai ” (Q.S Ali ‘Imran: 103). Lalu bagaimana seharusnya kita berperilaku dalam kehidupan? Mari kita usahakan dan terapkan lima perilaku ini.
Pertama, jangan berkata kasar. Dalam Al-Qur’an Surat Ali ‘Imran ayat 159 “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu ” (Q.S Ali ‘Imran: 159).
Berkata kasar merupakan luapan kemarahan, berkata kasar dapat mencerminkan perilaku atau sikap kita, berkata kasar juga dapat menyakiti hati orang lain. Kita bayangkan bagaimana jika kita berkata kasar kepada orang lain, lalu ia sakit hati dan berdoa yang tidak-tidak mengenai kita? Atau dia timbul keinginan berbalas dendam? Hal ini akan berdampak kepada perpecahan akhirnya.
Kedua, jangan sombong dan congkak. Dalam Al-Qur’an Surat Al - A’raf ayat 13 “(Allah) berfirman, “Maka turunlah kamu darinya (surga); karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya. Keluarlah! Sesungguhnya kamu termasuk makhluk yang hina” (Q.S Al-A’raf: 13). Juga dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa’ ayat 36 “... Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri” (Q.S. An-Nisa’: 36).
Perilaku sombong atau congkak sangat tidak dianjurkan, karena ya untuk apa? Semua hal yang kita sombongkan selain bukan milik kita, tidak akan membuat kita menjadi lebih dari orang lain. Sombong atau congkak yang berlebih akan menimbulkan ke iri hati an terhadap orang lain, yang mana dapat menimbulkan perpecahan juga. Bedakan arti bangga kepada diri sendiri atas pencapaian atau apa yang kita miliki seperlunya orang lain tahu dengan berperilaku sombong yah. Sombong atau congkak dilakukan atas maksud dengan sengaja, dengan sadar bahwa ia lebih tinggi dari orang lain. Tetap rendah hati yah!
Ketiga, memaafkan kesalahan orang lain. Dalam Al-Qur’an Surat Al - A’raf ayat 199 “Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh” (Q.S Al-A’raf: 199).
Memaafkan kesalahan orang lain dapat menyambung kembali tali silaturahmi. Sungguh sangat amat baik hati kita jika mudah memaafkan kesalahan orang lain atas baik itu tutur kata atau perilakunya. Mungkin memaafkan bagi sebagian orang sangat berat, tapi kita berharap semoga sewaktu-waktu dapat memaafkannya. Hal yang telah terjadi tidak dapat kembali, dan jika kita kita tidak memaafkan, melupakan dan mengikhlaskan, maka beban yang kita bawa akan semakin berat.
Keempat, berbuat baik kepada sesama. Dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa’ ayat 36 “... Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu milik ” (Q.S. An-Nisa’: 36).
Berbuat baik akan menumbuhkan rasa sayang terhadap satu sama lain loh. Selain dapat menjalin silaturahmi, dengan berbuat baik orang-orang akan mendoakan hal yang baik kepada kita. Tentu juga akan ada rasa kesenangan tersendiri jika kita membantu orang lain bukan?
Kelima, menahan amarah. Dalam Al-Qur’an Surat Ali ‘Imran ayat 134 “...Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan” (Q.S Ali ‘Imran: 134).
Tahanlah amarah, karena kita tidak tahu dampak apa yang akan terjadi jika kita marah. Bayangkan jika kita marah membludak, mungkin saja orang itu terkena mentalnya, berdoa yang tidak baik kepada kita, balas dendam. Bahkan dampak ke diri sendiri juga ada, seperti emosi yang menjadi tidak terkendali, memutus hubungan, dilihat kurang baik sampai penyesalan.
Kita perlu tahu bahwa berperilaku baik akan membawa kita kepada kebaikan yang lebih besar. Sungguh setiap larangan yang Allah berikan pasti memiliki maksud dan tujuannya. Tidak dipungkiri dalam hidup memang adakalanya dalam berperilaku, kita melampaui batas. Tapi coba pikirkan lagi apa dampak yang akan terjadi baik kepada diri sendiri atau orang lain. Lebih-lebih lagi hal yang kurang berguna hanya akan membuang energi kita.
Mulailah menerapkan perilaku-perilaku di atas, bertahap-tahap, in sya Allah akan terbiasa. Sebab Allah sangat begitu mencintai hamba-Nya bagi yang berbuat kebaikan dan sabar. Ingatkan lagi lakukan semua hal atas dasar Allah Ta’ala. Semoga kita bisa menjadi seorang hamba yang lebih baik lagi ya! Aamiin.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
