Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nuri Astrina Putri, M.Pd

Guru Masa Kini: Terkini, Dihati, Dinanti

Guru Menulis | Thursday, 31 Mar 2022, 21:24 WIB
Pic: Pribadi

Teruntuk semua guru hebat diseluruh penjuru negeri, sang teladan, pemimpin, pendidik, pembimbing, motivator, penasehat dan penggerak. Dan juga seorang teman serta sahabat untuk anak didiknya. Sebenarnya masih banyak istilah yang bisa disandangkan kepada pahlawan tanpa tanda jasa ini. Ada yang bisa menambahkan?

Guru adalah seorang yang memiliki multi-profession, yaitu sebagai individu, makhluk Tuhan, menjadi orangtua untuk anak-anaknya dirumah juga menjadi orangtua bagi muridnya disekolah. Bahkan kemampuannya yang bisa dikatakan multitasking dalam menangani banyak hal, masalah dan perkara diberbagai situasi sudah tidak diragukan lagi. Banyaknya tuntutan yang mengharuskan dirinya menjadi pembawa perubahan dalam dunia pendidikan membuat profesi guru layak mendapatkan posisi teratas dalam chart profession.

Guru atau lebih tepatnya pendidik, dialah yang membimbing seseorang from zero to hero. Menjadikan seseorang yang bukan siapa-siapa menjadi orang yang hebat dibidangnya masing-masing. Tentunya berawal dari kerja keras dan dedikasi para guru hebat yang bisa menjadikan anak didiknya menempati posisi tersebut. Guru memiliki peran penting dalam membentuk karakter siswa. Guru yang baik dan memiliki loyalitas tinggi tentu akan mampu mencetak penerus bangsa yang berakhlakul karimah, berilmu, dan disiplin. Makin baik kualitas guru, makin baik pula kualitas pendidikan.

Berbagai konsep tentang “Guru” dari berbagai kalangan juga memunculkan makna beragam sesuai situasi dan kondisinya. Salah satu kalimat bijak atau quote yang menjadi favorit saya berasal dari seorang tokoh pendidikan Indonesia, yaitu Ki Hadjar Dewantara,”Setiap orang yang kita temui adalah guru, setiap tempat yang kita datangi adalah sekolah”. Dari ungkapan itu dapat disimpulkan bahwa masing-masing individu adalah seorang guru untuk dirinya sendiri dan juga untuk orang lain.

Bahkan siapapun yang ditemui tanpa memandang usia, tua atau muda, tanpa melihat latar belakang pendidikan, suku dan ras, mereka adalah guru dan juga tanpa memandang gelar ataupun jabatan. Dari semua orang yang ditemui, mereka bisa menjadi guru dan teladan. Dimanapun tempat yang dikunjungi ataupun belahan bumi manapun yang dipijak, disitulah menjadi sekolah, tempat untuk belajar, mencari dan menimba ilmu. Banyak hal yang bisa dipelajari dari orang-orang yang kita temui dan dari tempat yang kita datangi. Jadi, guru tidak hanya seseorang yang berseragam dinas dan berada disuatu lembaga pendidikan formal. Semua makhluk dan seisinya yang ada disemesta ini bisa dijadikan guru kehidupan dan tempat menempa berbagai macam ilmu pengetahuan.

Tugas guru, tentu tidak hanya berkutat dengan RPP, lesson plan, materi pembelajaran, prota, prosem ataupun administrasi sekolah lainnya. Guru adalah seorang pendidik professional yang memiliki tugas mulia mendidik, mengajar, membimbing, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didiknya. Ada beban yang harus dipikul demi keberhasilan anak didiknya, baik secara spiritual dan intelektual. Karena kita harus mempertanggung jawabkan semuanya dihadapan siswa, orangtua dan Sang Maha Esa atas tugas yang diemban.

Banyak pertanyaan yang sering muncul dalam benak saya terkait profesi guru yang diampu saat ini. Sudahkah saya menjadi guru yang selalu belajar? Sudahkah saya mengoptimalkan kemampuan diri? Sudahkah saya memahami karakter dan potensi siswa? Sudahkan memberikan yang terbaik untuk anak didik saya? Jika sudah, teruslah untuk belajar memaksimalkan kemampuan. Jika belum, apa yang harus dilakukan?

Pertanyaan tersebut sebenarnya sebagai upaya refleksi diri atas apa yang telah diberikan selama ini. Agar kita bisa berkaca atas apa yang telah terjadi dalam proses belajar dan mengajar, perlukah direvisi, dicut, diimprove atau didelete. Harapannya agar bisa berbenah dan memberikan yang lebih baik untuk anak didik.

Menjadi guru masa kini bukanlah hal yang mudah untuk dijalani. Ada ribuan halangan dan tantangan yang siap menghadang. Bahkan sampai menguras emosi, pikiran dan tenaga. Guru terkini pastinya memiliki tuntutan yang lebih kompleks. Guru harus tanggap dalam perubahan yang tidak terkira, menjadi multitalent dalam berbagai skill. Dan juga siap pasang badan menjadi superhero ketika badai menghadang anak didiknya. Dan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan, tentunya diperlukan asupan ilmu-ilmu baru yang bisa didapat melalui berbagai sumber belajar.

Bermunculannya pelatihan yang dikhususkan untuk guru menjadikan ladang ilmu bagi para pendidik untuk terus meng-upgrade diri di era gempuran kemajuan teknologi yang semakin pesat. Sebut saja salah satu program yang diinisiasi oleh Kemdikbud, yaitu Guru Penggerak. Realnya, guru akan mengikuti rangkaian pelatihan, lokakarya, dan pendampingan oleh instruktur dan fasilitator yang professional. Bahkan program ini bersifat free atau tidak berbayar. Oleh karena itu, demi suksesnya program guru penggerak, sekolah khususnya pemimpin sekolah diharapkan bisa memotivasi para guru untuk ikut serta menjadi bagian dalam kegiatan yang luar biasa ini.

Selain itu beberapa pihak swasta juga mendesain program sebagai upaya untuk berkontribusi meningkatkan kompetensi guru dalam mendidik dan mengajar. Contohnya saja salah satu brand kecantikan ternama “Wardah” yang mengemas suatu program belajar bagi para guru di seluruh Indonesia “Wardah Inspiring Teacher”. Sebagai upaya memajukan pendidikan di Indonesia, program apresiasi persembahan ini diperuntukkan bagi guru-guru inspiratif untuk berbagi pengalaman praktik baik dan berkolaborasi dengan rekan guru lainnya dari penjuru negeri. Selain itu, masih banyak program-program lainnya yang siap menjadi wadah bagi para guru untuk terus belajar.

Guru masa kini haruslah guru yang merdeka, yang melibatkan muridnya dalam proses pembelajaran, mengetahui profil muridnya, mengetahui kompetensi yang perlu dikuasai siswa dan memiliki target pembelajaran yang jelas. Selain itu, perlunya kesadaran dan kerendahan hati seorang guru untuk melihat kapasitas dirinya sendiri. Diperlukan sensitivitas terhadap berbagai perubahan agar bisa meraih kesempatan untuk meningkatkan kompetensi diri. Jadilah guru yang di elu-elukan oleh peserta didik, yang dinanti-nanti kedatangannya dikelas untuk belajar bersama. Guru yang mau terbuka untuk bertukar pikiran dengan siswanya sehingga peserta didik terdorong untuk berinovasi. Guru yang bisa membantu mengoptimalkan potensi siswanya. Semestinya, guru yang mengajar dengan hati maka akan sampai dihati para peserta didiknya. Hal ini memang tidak mudah karena butuh perjuangan dan konsistensi untuk mewujudkannya.

Untuk para guru diseluruh Indonesia, teruslah belajar, mengajar, berinovasi dan menginspirasi bagi negeri. Karena sejatinya hidup adalah Lifelong Learning (belajar sepanjang hayat), bisa dilakukan kapan saja, dimana saja dan tanpa batas usia. Semoga lelah para guru dalam mendidik dan membimbing generasi penerus bangsa menjadi ladang pahala didunia dan menjadi amal jariyah sampai akhirat kelak.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image