Bukan Tak Ada Artinya, Tapi Kerap Kita Selalu Merasa Gagal
Gaya Hidup | 2022-03-30 05:48:57Perjuangan butuh kesabaran. Tak ada sesuatu yang instan dan semuanya harus menjalani prosesnya. Itulah yang selalu terngiang di telinga saat orang bijak berbicara kepadaku. Mana mungkin orang bijak itu salah ngomong. Hanya saja pada realitanya, semua itu tak semudah membalikkan telapak tangan, Fernando.
Buktinya, banyak anak muda yang kuliah sampe lulus S1 tapi sudah lama melamar kerja, tak satu pun kantor atau perusahaan yang mau menerimanya dengan alasan tak ada lowongan dan yang dibutuhkan saat ini adalah yang berpengalaman. Jelas ini bentuk pelecehan kepada yang tidak berpengalaman. Kemudian jika kerja pun akan tidak sesuai dengan ilmu yang dimiliki. Tapi tak apalah, anda masih beruntung ketimbang hanya melongo di rumah dan saban hari harus disiram air oleh ibumu serta ribuan nasihat akan kau terima sampai ibumu bosan berbicara.
Sejatinya mimpi setiap orang harus menjadi kenyataan. Ya siap tak siap harus dilalui. Hanya saja kita semua perlu menyiapkan mental ketika memulai, berproses dan mendapatkan hasil. Anda sebenarnya tak perlu minder di dalam menjalani proses untuk mewujudkan mimpi, walaupun mungkin hanyalah sebuah sensasi yang tak berarti. Lihat saja, banyak orang yang kemudian ingin meraih mimpi dengan cara mengambil jalan pintas rela ikut ajang pencarian bakat di sebuah stasiun televisi, padahal ia tak punya kemampuan ke arah itu. Setidaknya orang yang bersangkutan lebih percaya diri dan tidak takut gagal. Mereka percaya diri karena memiliki prinsip siapa tahu aku mendapatkan keberuntungan saat itu. Sayang, kita kadang sudah merasa gagal sebelum mencoba sesuatu.
Nggak logis memang seperti jauh panggang dari api. Tapi itu lebih berarti karena mau melakukan sesuatu. Proses gamblingnya sangat kentara. Salah satunya artis Ayya Rennita—Mbak Sekar di sinetron Tukang Ojek Pengkolan, saat mengikuti ajang Indonesian Idol suaranya tak memenuhi standar tapi karena mau bertarung, bekeringat dan juga nekat akhirnya rezeki datang menghampiri dan malah didapuk jadi MC dan kemudian bisa menjadi artis sinetron. Bukan pansos tapi pantas, panjat popularitas.
Bukti sahih ini tak bisa dibantah jika di mana ada kemauan di situ pasti ada jalan. Yang berbicara kali ini sih namanya kesempatan. Jadi kita sendiri tahu kalau kesempatan itu tak pernah datang dua kali. Oleh sebab itu milikilah mental pemenang bukan pecundang, karena pemenang itu pasti terhormat tetapi yang kalah,oh pasti nggak enak dan pasti malu juga karenanya. Tapi kita juga mesti sadar, dunia pun tak menjanjikan kenikmatan dan kebahagiaan semata tetapi menyiapkan pula penderitaan dan kegagalan. Semua adalah realita dan pasti akan teralami kecuali mungkin Sultan karena Sultan mah bebas.
Rumus hidup itu hanya satu, coba dan terus mencoba. Kecuali yang tersurat dalam sebuah iklan televisi,”Buat anak kok coba-coba..” karena yang jelas buat anak itu harus fokus dan serius he..he..he. Iya emang mudah kalo ngomong tapi pada kenyataannya malah menyakitkan. Pepatah bilang berakit-rakit ke hulu berenang-renang kemudian, bersakit-sakit dahulu baru senang kemudian. Siapkah kita dengan kondisi itu ? Ya mesti dong. Adanya pandemi Covid 19 nggak pernah disangka datangnya. Itu mau nggak mau harus kita hadapi biarpun nggak jelas kapan berakhirnya. Ibarat kita kirim lamaran kerja, semakin banyak kita kirim surat lamaran kerja sudah pasti dari satu surat saja pasti ada panggilan. Jadi nggak akan yang sia-sia dengan apa yang kita kerjakan. Tradisi berusaha dan berdoa mesti terus dipelihara karena kedua hal itu adalah modal berharga juga, Berusaha adalah menunjukkan bukti eksistensi diri dan berdoa adalah bagian pengharapan kita kepada Yang Maha Kuasa. Semoga kemurahan-Nya akan memudahkan segala urusan kita.
Kalaulah kita bisa menawar, setiap apa yang kita lakukan jangan selalu gagal dan harus berhasil. Tapi itulah kita manusia yang hanya disuruh atau diwajibkan untuk berusaha dalam segala hal. Makanya ada seorang Gubernur yang kemarin terapkan PSBB yang mulai melonggarkannya dan tiba-tiba menerapkan PSBB di daerah di mana ia memimpin daerah tersebut. Tidak gagal tetapi yang bersangkutan belum diberi kesempatan berhasil. Gagal sendiri sesungguhnya bukan aib tapi pelajaran bagi kita untuk belajar lebih baik dan gagal itu sendiri adalah sebuah keniscayaan akan dialami oleh siapapun. Buktinya, banyak orang yang gagal dalam satu bidang namun ketika beralih ke bidang lain, ia malah melesat dan mendapatkan apa yang diharapkannya.
Sejatinya, kita tak boleh gagal kalau mau mulus dalam segala hal. Tapi adanya gagal atau tidak yang baru terlihat setelah kita melakukan sesuatu. Dalam hal ini kita dituntut bisa menerima kenyataan secara sportif dan gentlemen. Namun dalam hal ini malah kemudian banyak orang masih berkelit dengan segala alasan ketika gagal di dalam melakukan sesuatu. Sesungguhnya jika kegagakan itu datang menimpa haruslah diambil sisi positifnya. Iya memang itu menyakitkan dan kadang kita tak mau menerimanya tapi itu sesungguhnya bisa memberikan makna tersendiri. Gagal menunjukkan sebuah keyakinan kalau diri kita akan kuat menghadapinya, lalu mimpi dan kemudian berdiri menggapai kemenangan.
Kegagalan sendiri bukankah keberhasilan yang tertunda ? Benar, jika kemudian orang yang bersangkutan memproses dirinya untuk menggapai apa yang diinginkannya. Tapi kalau ada artis atau biduan lalu gagal di Pilkada dan tidak mencalonkan lagi, apakah ini sebuat sebuah kegagalan ? Oh kalau ini lain lagi, mereka mencoba dunia lain untuk uji nyali dengan azas aji mumpung. Pada prinsipnya, jadi dalam Pilkada syukur nggak jadi juga tetap jadi artis dan biduan karena parpol kekurangan stok kader sehingga ngambil jalan pintas dari kalangan selebriti. Hal ini terjadi karena terpancing oleh keadaan bukan muncul dari keinginan sendiri. Hingga hasilnya pun kadang tidak optimal.
Tapi lain cerita yang dialami Lesti rasanya ia mulus terus alias nggak pernah ngerasa gagal di dalam meraup pundi-pundi rezeki. Gagal dapatkan suami pun ternyata bisa menghasilkan uang. Begitu juga Alwiansah, bocah Kolaka yang viral karena punya suara merdu dan ekspresi wajahnya yang unik ternyata semuanya berjalan mulus tanpa ada halangan dan meraih apa yang menjadi mimpinya. Hati-hati ini perkecualian karena keberuntungan dan keberhasilan dua hal yang berbeda. Keberuntungan itu tanpa usaha optimal, dari mulanya mungkin iseng dan keberhasilan itu adalah hasil kerja keras. Tapi dari miilaran orang yang hidup di atas dunia ini, yang selalu diliputi keberuntungan iotu tak sebanyak orang yang ada. Jadi yang gagal itu jelas lebih banyak.
Semangatlah melakukan sesuatu untuk mewujudkan mimpimu kendati itu pada kenyataannya sulit. Gagal itu keniscayaan. Lalu mengapa kita semua mesti menghindarinya ? Gagal apapun menyakitkan, tetapi gagal nikah karena diputusin pacar seperti Lesti dia tetap happy malah menghasilkan rezeki. Dan kita semua sadar, sulitnya kita menggapai keberhasilan karena kita sudah merasa gagal pada awalnya. Kalau kita tak mau gagal, tanamkan kata-kata ini, Tuhan sesuai persangkaan hamba-Nya. Intinya, kalau kita punya hajat maka katakan berhasil...berhasil....berhasil. ***
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.