Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Amanah tri

Sebuah Romantisasi Motivasi dan Tamparan untuk Mereka yang Sedang Berjuang untuk Dapat Bertahan.

Curhat | 2025-01-03 21:11:22

Untuk sebagian orang, dunia terasa lebih keras dibandingkan sebagian orang lainnya. Namun pada intinya dunia masih sama seperti dahulu kala, dimana alam, keadaan dan juga waktu menyeleksi siapa-siapa saja yang dapat bertahan. Ada yang bertahan tegap diatas kapal ditengah gempuran ombak dan badai, ada juga yang bersantai di atas kapalnya karena ombak dan badai tidak datang mengusiknya, namun ada juga yang bernasib kurang beruntung. Kapalnya terbalik dan menenggelamkannnya karena kuatnya badai dan ombak yang menerpa.


Bisa kita ibaratkan sebagai keadaan dunia yang kita hadapi setiap saatnya. Perubahan akan selalu datang tanpa memberi aba-aba. Tiba-tiba menghampiri seakan kita selalu siap dengan segala kejutannya. Begitulah dunia, beragam warnanya. Namun tetap saja, mereka yang tidak dapat bertahan hanya akan menjadi tokoh figuranbaik di hidup orang lain ataupun hidupnya sendiri. Dan kemungkinan terburuknya seseorang memilih untuk menghilangkan eksistensi dirinya sendiri dari dunia. Karena ia merasa tidak dapat bertahan dari seluruh gempuran yang ada.


Namun tuhan mendesign manusia tak seperti makhluk lainnya. Tuhan ciptakan pikiran dan perasaan yang selalu bersinkronisasi, berjuang untuk membuat seseorang dapat bertahan. Namun kenapa manusia ada yang menghilangkan eksistensi dirinya? Apakah akal dan hatinya tidak bekerja? Menurutku tidak. Tuhan menciptakan akal dan pikiran manusia sebagaimana fungsinya. Namun, manusia juga memiliki andil dalam dirinya sendiri. Kepercayaan? Pegangan? Entah apapun itu sebutannya. Perbedaan mereka yang menyerah dan mereka yang terus bertahan meski dihadapkan dengan badai dan ombak yang kuatnya sama adalah bagaimana cara mereka menggunakan akal dan hatinya. Orang yang hanya ketakutan dan merasa semua masalahnya akan berakhir dengan memisahkan raganya dari jiwanya itu menggunakan akalnya hanya sampai pada titik tertentu. Mereka tidak memasukkan kemungkinan-kemungkinan baik di dalamnya. Padahal sebuah kemungkinan itu tetaplah mungkin. Mungkin terjadi dan mungkin tidak. Sama dengan ketakutannya tentang hidupnya kedepan yang akan hancur sehingga ia menyerah duluan sebelum dipaksa menyerah oleh keadaan. Itu tetaplah kemungkinan. Mungkin terjadi dan mungkin TIDAK.


Itulah pentingnya berfikir menyeluruh sekarang. Agar kita mengerti bahwa selagi waktu terus berjalan maka masih ada kesempatan kita untuk terus berjuang. Jangan pernah menyerah, manusia tidak akan pernah tahu, bagaimana titik setelah ia memutuskan untuk menyerah. Mungkin keindahan yang luar biasa, yang membuatmu lupa seberapa berat perjuangan yang kamu lalui untuk mencapai keindahan itu, yang membuatmu merasa bahwa seluruh dedikasi yang kamu berikan itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan keindahan yang kamu temui di ujung perjalanan. Oleh karena itu jangan menyerah di awal perjalanan, seperempat perjalanan, setengah perjalanan, 0,01% sebelum ujung perjalanan. Jangan pernah menyerah dalam proses perjalanan menuju akhir cerita sesungguhnya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image