Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Adeummunasywah Adeummunasywah

Mencetak Generasi Muda yang cemerlang

Gaya Hidup | Tuesday, 29 Mar 2022, 13:15 WIB

Mencetak Generasi Muda Yang Cemerlang

Oleh : Ismawati ( Ibu Peduli Generasi )

Dua kelompok pelajar terlibat tawuran di Batu Ceper, kota Tangerang. Tawuran ini mengakibatkan tiga pelajar luka bacok. Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Komarudin menyebutkan peristiwa ini terjadi pada minggu ( 6/3/2022 ) dikelurahan Poris Indah. Kecamatan Batu Ceper kota Tangerang. Enam orang di tangkap terkait tawuran ini. " Jadi dari salah satu kelompok ada tiga orang yang jadi korban. Satu luka bacok di punggung, satu lagi luka bacok di pinggang, satu lagi luka bacok di perut, " Kata Komarudin saat di hubungi, senin ( 7/3/2022 ) Komarudin mengatakan pihaknya telah menangkap enam pelajar yang terlibat tawuran. Tawuran ini dari satu SMP yang sama, tetapi beda genk. Rata-rata yang diamankan masih kelas sembilan SMP semua. Namun Komarudin menegaskan bahwa pihaknya akan mengamankan dari kedua kelompok yang terlibat tawuran ini. Bukan hanya kelompok yang membacakan saja yang akan di buru. Kelompok yang anggotanya terluka pun ikut diburu juga. detik.com

Maraknya tawuran di kalangan remaja semakin hari semakin mengkhawatirkan sering kali kita melihat aksi tawuran mereka, dipicu hanya karena persoalan sepele saling mengejek di media sosial sehingga memicu tawuran antar genk sekolah. Atau komunitas remaja yang didasari dengan alasan solidaritas sesama teman. Sejatinya kehidupan remaja sangat di pengaruhi oleh lingkungan utamanya teman - temannya. Dampak negatif ketika bergaul dengan anak-anak yang punya kebiasaan buruk maka lambat laun akan membentuk karakter anak mengikuti apa yang mereka lakukan. Di samping itu tanpa disadari lingkungan keluarga pun turut menjadi salah satu sebab anak melakukan tawuran. Ketika para orang tua sibuk dengan pekerjaan nya karena budaya materialis yang sudah terlanjur mengakar kuat di masyarakat, membawa kesana bahwa simbol kesuksesan hidup seseorang adalah dengan melimpahnya materi. Sehingga banyak orang tua yang kehilangan rasa percaya diri saat mendapati diri mereka tidak bisa mengikuti pola hidup para kaum materilis. Bahkan merasa bersalah jika tidak bisa memenuhi permintaan si anak baik itu berupa barang maupun uang. Padahal yang di butuhkan si anak adalah diri dan waktu luang mereka para orang tua karena kebersamaan adalah awal dari sebuah komunikasi yang efektif. Jika berjalan dengan kuantitas dan kualitas yang terjaga. Komunikasi antar anggota keluarga adalah modal awal untuk menjalin sebuah kebersamaan, para orang tua akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk berbicara dan mengenal anggota keluarga yang lain lebih mendalam. Lebih berpeluang untuk berbicara dari hati kehati. Hal yang menjadi esensi hubungan emosional antar sesama anggota keluarga. Selain itu aktivitas sekolah yang padat dengan seabrek tugas dari guru menyebabkan beban tersendiri bagi siswa sebab kurikulum pendidikan yang acap kali bergonta-ganti menambah panjang daftar siswa yang lari dari rutinitas yang melelahkan. Hingga akhirnya melampiaskan emosi mereka di jalanan. Acap kali kita melihat dan mendengar sudah berapa banyak korban jiwa akibat tawuran ini. Rata-rata para remaja ini memiliki ciri yang hampir sama, merasa kesepian dan terasing dari orang-orang terdekatnya. Mereka kehilangan hubungan emosional yang meski tinggal bersama. Mereka sebenarnya kesepian dan sendiri. Untuk itu orang tua harus mempunyai waktu luang untuk anak-anak nya, agar mereka merasa diperhatikan sehingga tumbuh kepercayaan diri si anak. Dari situ mereka memiliki tejad yang kuat untuk berubah menjadi lebih baik kasih sayang yang melimpah akan membuat anak-anak nyaman berada dan beraktifitas di rumah.

Panutan terbaik dalam pola pendidikan anak adalah Rasulullah SAW Beliau lah teladan utama bagi pendidikan anak. Beliau menegaskan bahwa seorang anak harus di bekali dengan keimanan yang kuat dan aturan serta prinsip tegas dalam menjalani kehidupan. Begitu pula bekal pengetahuan dan pengajaran Al-Quran dan As-Sunnah harus di jadikan rujukan. Sebab didalam nya terdapat metode serta cara untuk mendidik anak serta membentuk karakter anak. Pendidikan yang di dasarkan pada kasih sayang dan lemah lembut membuat anak memiliki pribadi yang toleran dan peka. Sejarah mencatat bagaimana Rasulullah SAW mencetak dan mempersiapkan para sahabat sebagai generasi terbaik sepanjang sejarah. Generasi yang cemerlang yang akan meneruskan estafet kepemimpinan sepeninggal Beliau. Sebut saja Usamah bin Zaid adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW ayahnya bernama Zaid bin Harits dan ibunya bernama Ummu Ayman yang merupakan seorang pelayanan dari ayah Nabi Muhammad SAW, yaitu Abdullah bin Abdul Muthalib. Sejak kecil Usamah lahir dan tumbuh di Mekkah dalam lingkungan rumah tangga Nabi Muhammad SAW. Itulah kenapa Usamah sudah mengenal dan memeluk Islam sejak kecil. Nabi Muhammad SAW sangat menyayangi Usamah sama seperti Beliau menyayangi kedua cucu kesayangannya, Sayyidina Hasan dan Husain. Ketika beranjak dewasa, Usamah di tunjuk sebagai panglima perang yang memimpin pasukan umat Islam dalam melawan Romawi Timur di usianya yang terbukti cukup muda, yakni 18 tahun. Ditunjuklah Usamah menjadi panglima perang oleh Rasulullah SAW, rupanya banyak sahabat lainnya yang keberatan. Bukan hanya alasan usia, tetapi juga tugas sebagai pemimpin yang cukup berat bagi anak usia 18 tahun . Kemudian Rasulullah SAW berkata di hadapan sahabat - sahabat nya, " Jika kalian meremehkan kepemimpinan Usamah bin Zaid, berarti kalian juga meremehkan kepemimpinan ayahnya sebelumnya. Demi Allah, jiwa kepemimpinan telah terpatri dalam dirinya. Demi Allah, dia orang yang paling aku cintai, Demi Allah Usamah di ciptakan untuk menjadi pemimpin.

Wallahu A'lam Bishhawwab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image