Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muh Amri M

GURU MASA KINI: GURU YANG BERANI MENGAJAR DENGAN TIDAK BERHENTI BELAJAR

Guru Menulis | 2022-03-27 14:09:49

Guru merupakan profesi yang sangat mulia, bahkan seorang guru mendapat sebutan pahlawan tanpa tanda jasa. Hal ini disebabkan tombak utama pembentuk generasi penerus bangsa ada pada guru. Berbagai macam bentuk kompetensi dan karakter masyarakat di masa depan ditentukan bagaimana seorang guru mendidik generasi di masa sekarang. Oleh sebab itu, seorang guru dituntut untuk menjadi matang dalam segala hal, seorang guru wajib memiliki kompetensi profesional, pedagogik, sosial dan kepribadian.

Paulo Freire (2000) dalam Pedagogy of Freedom: Ethics, Democracy and Civic Courage menyebutkan ada tiga hal penting tentang mengajar yang harus dipahami dan dilaksanakan oleh para guru. Pertama, tidak ada pengajaran tanpa pembelajaran. Seorang guru harus terus melakukan riset yang dikanal dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), kritis, memahami keberagaman siswa dan memiliki pemahaman tentang identitas kultural masyarakat sekitar. Kedua, mengajar bukan hanya sekedar untuk mentrasnfer pengetahuan. Penting bagi guru untuk sadar bahwa tidak ada manusia yang sempurna, termasuk seorang guru sekalipun. Oleh sebab itu, seorang guru harus lebih respek terhadap siswa, rendah hati, logis, toleran, yakin terhadap perubahan dan mempunyai rasa ingin tahu yang lebih. Ketiga, mengajar ialah aksi kemanusiaan. Hal ini terkait dengan kesadaran seorang guru terhadap profesi, komitmen, pemahaman ideologis dan selalu terbuka untuk berdialog dalam mengawal masa depan pendidikan. Pendapat Paulo Freire tersebut dapat dijadikan acuan seorang guru untuk melangkah dan melaksanakan tugasnya dengan baik, sehingga peran guru dalam pembentuk generasi penerus benar-benar real dan sesuai dengan tujuan pendidikan. Ki Hajar Dewantarapun sudah mengingatkan bagaimana krusialnya peranan guru. Cita-Cita mulia Ki Hajar Dewantara untuk membangun pendidikan yang membuat rakyat kuat dan menjadi manusai merdeka lahir batin memerlukan para guru yang tangguh dan tahu akan perannya.

Tantangan Guru Masa Kini

Secara aktual, guru dihadapkan pada situasi zaman yang semakin kompleks dan terus bergerak. Terutama di era digital saat ini, ditambah dengan pandemi COVID-19 yang mempercepat disrupsi pendidikan berbasis digital. Untuk mengimbangi tantangan teknologi di era digitalisasi, sistem pendidikan membutuhkan inovasi dan gebrakan baru pada segala bidang sebagai upaya untuk menyiapkan pendidikan yang berkualitas ehingga dapat mengejar ketertinggalan dengan negara-negara maju. Yang paling berperan untuk mengawal pembaharuan pendidikan di era digital ini adalah seorang guru. Tantangan dalam membentuk generasi penerus dengan mendidik anak bangsa sangatlah kompleks. Gambaran Ki Hajar Dewantara yang memposisikan guru sebagai kompas kemanusiaan semakin terkikis di era digital ini.

Setidaknya ada empat hal yang menjadi tantangan guru dalam mendidik anak bangsa. Pertama, terkait dengan visi mendidik di tengah masyarakat yang semakin pragmatis dalam memaknai pendidikan. Mendidik dimaknai secara sempit hanya sebatas transfer ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal siswa untuk memasuki dunia kerja. Kedua, beban administratif yang diemban oleh seorang guru. Pada posisi ini seorang guru dituntut untuk menyelesaikan berbagai tagihan administratif sehingga makna mendidik sudah tidak lagi menjadi prioritas. Ketiga, tantangan sosiokultural dengan pola adaptasi ketika mengajar siswa yang beragam. Guru masih cenderung menganggap semua siswa sama, sehingga memperlakukan mereka secara homogen, padahal sejatinya setiap siswa mempunyai keunikan masing-masing dan keunikan tersebut harus sejalan dengan seni seorang guru dalam mengaplikasikan pembelajaran. Keempat, keterbatasan seorang guru untuk meningkatkan kapasitas seperti peluang untuk mendapatkan pelatihan dan beasiswa. Hal ini penting bagi seorang guru, karena ilmu itu bagai pedang, semakin diasah akan semakin tajam. Gurupun seperti itu, semakin banyak mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau bahkan mendapatkan beasiswa untuk study lanjut, maka seorang guru akan semakin matang dalam keilmuan dan penyampaian.

Harapan dan Peluang

Guru masa kini harus mampu beradaptasi dengan berubahnya era pendidikan, dari konvensional menjadi serba digital. Seorang guru harus mampu dan mau untuk melakukan perubahan. Percepatan teknologi diera digital menuntut seorang guru untuk lebih inovatif dan kreatif dalam menerapkan model, metode dan media pembelajaran yang tepat, sehingga proses pembelajaran lebih menarik dan hasil yang dicapai sesuai dengan harapan sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Digitalisasi pendidikan tidak serta merta menjadi tantangan yang utuh bagi guru, disisi lain hal tersebut merupakan peluang dan membawa harapan yang lebih baik untuk dunia pendidikan, dengan catatan guru siap untuk berinovasi dalam menerapkan pembelajaran, tidak hanya mengajar tapi juga mendidik. Seorang guru tidak boleh puas dengan apa yang sudah didapatkan tapi harus terus belajar dan belajar untuk upgrade keilmuan agar proses untuk mencetak generasi penerus perjuangan bangsa bisa tercapai.

Untuk merealisasikan peluang terciptanya generasi penerus yang lebih baik, seorang guru harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut. Pertama, seorang guru harus menyelaraskan kompetensinya dengan cara terus belajar untuk mengimbangi kemajuan teknologi yang sangat pesat ini. Kedua, seorang guru harus mengoptimalkan literasi digital. Literasi digital sebagai ujung tombak untuk meningkatkan kompetensi guru dan siswa di era digital saat ini. Tak dapat dipungkiri, kemajuan teknologi dengan hadirnya smartphone bagai dua mata pisau. Disinilah peran seorang guru harus dimainkan. Guru harus bisa menyediakan modul berbasis digital yang terkoneksi langsung ke smartphone siswa, guru harus mampu memberi sudut pandang alternatif, bahkan solusi dalam menggunakan smartphone yang baik dengan konten-konten pembelajaran sehingga fungsi smartphone tidak hanya sekedar digunakan siswa untuk komunikasi dan bermain game tetapi bisa digunakan sebagai media pembelajaran interaktif. Ketiga, guru harus melatih peserta didik agar mempunyai pemikiran yang analitis dan antisipatif tentang problem yang belum pernah dihadapi. Hal ini erat kaitannya dengan paradigma baru dalam mengajar. Apabila seorang guru tidak inovatif dan kreatif maka secara otomatis guru tersebut akan tereleminasi. Oleh sebab itu, seorang guru harus bisa menjadi fasilitator dan motivator terhadap siswanya. Keempat, guru harus terus meningkatkan kompetensi dirinya. Empat kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang guru harus terus digali dan dikembangkan agar seorang guru memiliki kemampuan dalam penguasaan materi secara luas dan mendalam, mengelola pembelajar, memiliki kepribadian yang baik sehingga dapat menjadi contoh bagi siswa dan membimbing, mengarahkan dan mendidik siswa untuk menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang berkarakter.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image