Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dianty Rosirda

Persiapan Menuju Ramadan Bahagia

Lomba | Saturday, 26 Mar 2022, 21:42 WIB
ilustrasi Ramadan (Dok. aqihuny2011.blogspot.com/Republika.co.id)

Persiapan Menuju Ramadan Bahagia

Ramadan merupakan bulan yang dinantikan umat Islam karena memiliki banyak keutamaan. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Apabila bulan Ramadhan datang, maka pintu-pintu langit dibuka sedangkan pintu-pintu jahanam ditutup dan setan-setan dibelenggu.” (H.R. Bukhari 1899). Oleh karena itulah, umat Islam bergembira menyambut Ramadan.

Keutamaan Ramadan yang pertama adalah sebagai syahrus shiyam atau bulan shaum seperti firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 183. Keutaman kedua, Ramadan merupakan syahrul qiyam atau bulan untuk bersemangat beribadah seperti hadis Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, “Dari Abu Hurairah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, ‘Barang siapa yang mengerjakan ibadah di bulan Ramadan karena keimanan dan mengharap rida Allah, akan diampuni dosanya yang telah lalu.’” (H.R. Bukhari)

Keutamaan lain bulan Ramadan adalah terdapat lailatur qadr, yaitu malam kemuliaan yang lebih baik dari seribu bulan (Q.S Al-Qadr ayat 1-5), mendapat pahala, menjadi orang bertakwa, mendapat ampunan Allah, dijanjikan masuk melalui surga melalui pintu Ar-Rayyan, doanya mustajab, dan bau mulutnya disukai Allah. Bulan Ramadan juga merupakan bulan di mana umat Islam mengukir prestasi.

Dr. Muhammad Hariyadi, M.A. dalam percikaniman.org tanggal 3 Mei 2018 menyebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam benar-benar mempersiapkan diri untuk menyambut bulan Ramadan. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam mempersiapkan jasmani dan rohani karena puasa merupakan ibadah yang paling berat di antara ibadah wajib (fardhu) lainnya.

Persiapan jasmani yang dilakukan Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam adalah dengan melaksanakan puasa Senin dan Kamis, serta setiap tanggal 13, 14, dan 15 bulan Hijriyah sejak Syawal hinggal Sya’ban. Persiapan rohani dilakukan melalui pembiasaan shalat Tahajud setiap malam. ‘Aisyah Radhiallahu’anha meriwayatkan pembiasaan shalat Tahajud yang dilakukan Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam meskipun dosa-dosanya telah diampuni.

Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam biasanya jika beliau shalat, beliau berdiri sangat lama hingga kakinya mengeras kulitnya. ‘Aisyah bertanya, ‘Wahai Rasulullah, mengapa engkau sampai demikian? Bukankah dosa-dosamu telah diampuni baik yang telah lalu maupun yang akan datang?’ Rasulullah bersabda, ‘Wahai Aisyah, bukankah semestinya aku menjadi hamba yang bersyukur?’” (HR. Bukhari no. 1130, Muslim no. 2820).

Memasuki bulan Sya’ban, Rasulullah Shalallahu alayhiwassalam meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah karena semakin dekat dengan Ramadan. Bahkan, Rasulullah Shalallahu alayhiwassalam yang terbiasa berpuasa rata-rata 11 hari setiap bulannya, meningkatkannya hampir sebulan penuh di bulan Sya’ban.

Diriwayatkan dari ‘Aisyah Radhiallahu’anha bahwa ia berkata, "Saya tidak pernah melihat Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam berpuasa selama sebulan penuh kecuali bulan Ramadan dan saya tidak pernah melihatnya berpuasa di suatu bulan sebanyak puasanya di bulan Sya’ban." (Muttafaq ‘Alaih)

Persiapan lain yang dilakukan untuk memasuki bulan Ramadan seperti dikutip dari Instagram @twitulama tanggal 8 Maret 2022 adalah membaca Al-Qur’an, meningkatkan ketakwaan kepada Allah, melakukan taubat dari dosa dengan tulus, meminimalkan bicara, mempersiapkan diri untuk meninggalkan hal yang melalaikan, memiliki tekat yang kuat untuk mencari pahala di bulan kebaikan, serta mengingatkan jiwa bahwa bulan Ramadan itu cepat berlalu.

Tahun ini, Ramadan masih berada dalam suasana pandemi, tetapi tidak sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini, MUI telah mengeluarkan Bayan Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia nomor Kep-28/DP-MUI/III/2022 tanggal 10 Maret 2022 tentang Fatwa MUI Terkait Pelaksanaan Ibadah dalam Masa Pandemi.

Bayan tersebut dikeluarkan mengacu pada penurunan tren penyebaran COVID-19, membaik dan terkendalinya proses penanganan wabah, serta dikeluarkannya aturan pemerintah mengenai pelonggaran aktifitas sosial masyarakat dan peniadaan jaga jarak dalam perjalanan.

Dalam Bayan tersebut, dewan pimpinan MUI menyebutkan bahwa pelaksanaan ibadah telah dikembalikan ke hukum asalnya. Shalat jamaah kembali dilakukan dengan merapatkan dan meluruskan saf (barisan) yang merupakan keutamaan dan kesempurnaan shalat berjamaah. Selain itu, umat Islam kembali diwajibkan menyelenggarakan shalat Jumat di masjid. Umat Islam pun diperbolehkan melaksanakan shalat lima waktu, Tarawih, dan Ied di masjid atau tempat umum lainnya serta mengikuti tadarus Al-Qur’an, qiyamul lail, ifthar jamai, dan menghadiri pengajian umum atau majelis taklim dengan tetap disiplin menjaga diri dan kesehatan agar tidak terpapar COVID-19.

Bayan yang dikeluarkan MUI tentu menggembirakan saya. Kerinduan akan Ramadan dapat dipuaskan dengan memaksimalkan pelaksanaan ibadah. Tak ada lagi pembatasan pelaksanaan ibadah sehingga kini tinggal kita sebagai umat Islam yang mempersiapkan dan melaksanakan ibadah Ramadan dengan sebaik-baiknya.

Persiapan menyambut bulan suci Ramadhan. (Dok. Republika.co.id)

Agar pelaksanaan ibadah Ramadan berjalan dengan lancar, kita dapat melakukan persiapan seperti yang dicontohkan Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam. Pelonggaran aktivitas dapat digunakan untuk mengajak kembali anak-anak beraktivitas di masjid. Anak-anak dapat pula diajak untuk mulai mempersiapkan Ramadan dengan menggaungkan keutamaan-keutamaannya.

Banyak cara yang bisa dilakukan, antara lain mendiskusikan kegiatan yang akan dilakukan selama Ramadan, menentukan target ibadah yang ingin dicapai, menghias rumah dengan dekorasi bernuansa Ramadan, membuat kartu ucapan, mendengarkan ceramah, membaca buku, bercerita, dan kegiatan lain sesuai usia mereka.

Jangan lupa untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Mulai lakukan olahraga ringan secara rutin, berjemur, menjaga asupan makanan, mengatur ritme kerja dan istirahat, serta kegiatan lain yang menunjang.

Tubuh yang bugar dan jasmani serta rohani yang sehat akan menambah kenikmatan menjalankan ibadah di bulan Ramadan. Apalagi, orang yang berpuasa akan mendapatkan kebahagiaan, “Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya.” (H.R. Muslim)

Marhaban bulan mulia. Marhaban, ya, Ramadan.

#lombanulis #ramadan #ramadansehat #ramadanbahagia

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image