Nyi Putu Prima : Bangkit Dari Pandemi Dengan Menulis
Eduaksi | 2022-03-26 15:43:12“Tidak mau menyerah dengan keadaan,” begitulah kata Nyi Putu Prima Terima Sanjiwangi, atau biasa di sapa Putri ketika diwawancarai oleh Roni Harianja pada Kamis (10/3/2022) melului video call di tempat kostnya di Jl. Soekarno Hatta, Medan, Sumater Utara.
Perjalanan kisah Putri ketika pandemi Covid-19 patut menjadi pelajaran, sehingga bisa bangkit untuk terus berusaha dan melakukan inovasi. Putri adalah penyandang disabilitas yang bertahan dan bangkit ketika pandemi menerpa.
Putri tinggal bersama ibunya, Ni Putu Supaintan Kristin, atau biasa disapa Kristin. Saat itu mereka tinggal dan bekerja di Yayasan Bunga Bali. Kini mereka ingin mencari kost-kostan. Putri, ingin membuka bisnis yaitu kerajinan tangan dan dari stik es krim. “Awalnya ingin membuka usaha kerajinan tangan dari stik es krim, tapi akhirnya batal,” ujar Putri usia 22 tahun ini.
Ibunya Putri merasa kebingungan diawal, hingga bernazar. “Saat awal-awal mencari kost, mama kebingungan, akhirnya bernazar,siapa pun yang membantu mencari kost-kostan dan membayarkan selama beperaba bulan, ia siap membantu semua bekerjaannya walau tak di gaji sekalipun,” ujar Putri.
Ketika nazar ibunya terpenuhi, semua pekerjaan dilakoninnya. “Ibu bekerja secara serabutan, apa saja dilakuinnya, mulai dari kuli angkut, tukang cuci gosok keliling, apapun dilakuiinnya agar tuntas. Ibu saya terus berjuang demi keluarga. Sebab, ayah saya sudah meninggal pada 11 November 2011 yang lalu karena diabetes,” lanjut Putri.
Putri memberanikan diri untuk menjadi penulis. “Awalnya saya mendapat info literasi di medsos yang di posting oleh Komang Fina, ia sepupu saya yang hobi menulis. Akhirnya saya berusaha untuk belajar menulis. Buku yang berjudul “Kisah Bajang Prima” terbit pada Januari tahun 2022. Saya menerbitkan buku secara otodidak. Mencari info di internet,” ungkap Putri.
“Tujuan saya menulis untuk mengungkap teka-teki kelahiranya yang tidak pasti. Saya ingin menuliskan kisah ini ke dalam buku. Ketika pandemi menyapa, saya sudah menggeluti literasi. Hal ini saya lakukan karena ingin membantu Ibu. Sudah ada dua buku yang saya tulis dan terbitkan,” ujar Putri.
Menulis buku pun tidak berjalan mulus. Sebab, Putri merasa kesulitan ketika promosi. ‘Buku saya kurang laku, mungkin aja promosi yang kurang. Promosi digital pun akan saya lakukan. Saya juga melakukan inovasi, yaitu dengan menjual kaos yang bergambarkan dua buku saya,” tutup Putri.
Dosen Pembimbing : Deni Darmawan, S.Sos, M.Pd.I.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.