Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ikfi Nursyifa Arridla

3 Waktu yang Tepat Menasihati Anak ala Rasulullah

Gaya Hidup | Saturday, 26 Mar 2022, 13:14 WIB
Image by <a href=rawpixel.com" />
Image by rawpixel.com

Selain memperhatikan bagaimana cara menasihati yang baik kepada anak, memperhatikan waktu yang tepat juga menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam memberi pengarahan kepada anak. Hal ini mengingat nasihat yang diberikan kepada anak ada yang langsung diterima olehnya, ada pula yang mereka tolak. Oleh karena itu, selain konsisten, waktu-waktu berikut ini bisa menjadi pilihan saat memberikan pengarahan atau masukan.

1. Saat dalam Perjalanan

Waktu dalam perjalanan menjadi salah satu waktu yang baik untuk bercengkerama antara orang tua dan anak. Meski seringnya momen ini berlangsung dalam durasi yang sebentar, akan selalu ada obrolan berkesan saat berada dalam perjalanan di atas kendaraan, entah saat mengantarkan anak ke sekolah, saat hendak pergi ke suatu tempat, dan sebagainya. Rasulullah saw. sendiri mencontohkan hal ini, misalnya saat beliau menunggangi bighal (hewan hasil persilangan antara kuda dan unta) dan membonceng Ibnu Abbas yang ketika itu masih kecil.

Berdasarkan hadits riwayat Al-Hakim dalam kitab Mustadrak-nya (3/541), diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a., "Nabi saw. diberi hadiah seekor bighal oleh Kisra. Beliau menungganginya dengan tali kekang dari serabut. Beliau memboncengkanku di belakangnya. Kemudian beliau berjalan. Tidak berapa lama, beliau menoleh dan memanggil, 'Hai anak kecil.' Aku jawab, 'labbaika, wahai Rasulullah.' Beliau bersabda, 'Jagalah agama Allah, niscaya Dia menjagamu. ... hadits."

Momen menasihati anak dalam perjalanan ini tidak dilakukan di ruangan yang tertutup, melainkan di ruangan terbuka, dan bahkan bisa sambil merasakan angin sepoi-sepoi. Selain itu, pemandangan yang dilihat selama perjalanan tidak terkesan "monoton". Hal inilah yang membuat suasana menjadi lebih enak dan mudah diterima jika menyelipkan sebuah nasihat.

2. Saat makan

Aktvitas makan menjadi kebutuhan setiap hari. Selain memenuhi rasa lapar dan memberikan energi, makan juga menjadi salah satu momen dalam mengajarkan adab kepada anak. Di dalam aktivitas makan, ada beberapa hal yang menjadi perhatian penting, seperti sikap duduk saat makan, mengambil makanan jarak dekat hingga jauh, menghadapi makanan yang tidak disukai, menyuap makanan, dan berdoa. Dalam hal ini, Rasulullah saw. pernah memberikan nasihat kepada Umar bin Salamah. Umar bin Salamah menuturkan,

"Aku masih anak-anak ketika berada dalam pengawasan Rasulullah. Tanganku bergerak ke sana kemari di nampan makanan. Rasulullah bersabda kepadaku, 'Hai anak kecil, ucapkanlah basmalah, makanlah dengan tangan kanan, dan makanlah apa yang ada di hadapanmu.' Sejak itu, begitulah caraku makan." (HR Bukhari dan Muslim)

Di dalam hadits lain, diriwayatkan oleh Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Hibban dalam kitab shahih-nya,

"Mendekatlah wahai anakku, ucapkanlah basmalah, makanlah dengan tangan kanan, dan makanlah apa yang ada di hadapanmu."

Dari hadits tersebut terlihat bahwa Rasulullah saw. memberikan nasihat dengan kelembutan, yakni dengan ucapan "mendekatlah wahai anakku". Selain memberi nasihat seputar adab makan, momen makan bersama menjadi waktu bercengkerama yang di dalamnya bisa dimasukkan nasihat-nasihat, apalagi jika kondisi perut anak-anak telah terisi dan kenyang.

3. Saat Anak Sakit

Momen sakit biasanya banyak menyadarkan seseorang untuk memahami betapa berharganya waktu sehat dan bertekad untuk bersikap lebih baik jika telah sehat. Oleh karena itu, terdapat istilah bahwa sakit dapat melunakkan hati orang dewasa yang keras. Ternyata hal ini juga tidak hanya dialami oleh orang dewasa. Momen sakit pada anak hakikatnya memiliki dua keutamaan, yakni keutamaan fitrah dan keutamaan lunaknya hati. Dari Anas r.a., dia berkata,

"Seorang anak Yahudi yang menjadi pelayan Nabi saw. sakit. Nabi datang menjenguknya. Beliau duduk di dekat kepalanya dan bersabda kepadanya, 'Masuk Islamlah engkau.' Dia melihat ke arah bapaknya yang saat itu juga berada di sana. Bapaknya berkata, 'Turutilah Abul Qasim.' Maka, dia pun masuk Islam. Nabi saw. pergi sambil bersabda, 'Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari api neraka.'" (HR Bukhari)

Dari sini kita bisa melihat bahwa anak yang menjadi pelayan Rasulullah saw. diajak masuk Islam oleh Rasulullah saat sang anak sakit. Menyelipkan nasihat saat anak sedang sakit pun mesti dilakukan dengan cara dan ucapan yang baik.

Tiga momen tersebut bisa ditambahkan dengan momen yang lain sesuai kondisi dan kebutuhan. Memberi nasihat di momen yang tepat akan mampu melunakkan hati anak, mengarahkan perilaku anak, membangun pola pikir anak, dan tentunya mendidik anak menjadi lebih baik dalam memelihara tumbuh-kembang jiwa sang anak.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image