Menikmati Manisnya Kue Balok Kang Didin
Kuliner | 2022-03-25 07:00:06Sore itu aku berkesempatan untuk menikmati kue balok yang sesungguhnya telah menjadi kuliner yang banyak diminati dan terkenal kemana-mana bahkan telah menjadi kue legendaris karena telah hadir sejak tahun 1950-an. Siapa tak kenal kue balok “Kang Didin”. Lokasi tempat berjualannya tak jauh dari tempat tinggalku dan lebih dekat ke Bandara Husein Sastranegara di mana lokasinya tepat di jalan Abdurrachman Saleh no. 52 Kota Bandung.
Tak mengherankan jika mereka wisatawan domestik yang memilih transporetasi pesawat udara dan turun di bandara Husein Sastranegara dan hanya dengan menggunakan angkutan kota atau ojek tempat ini bisa langsung didatangi. Jarak dari bandara ke tempat jualan kue balok ini kurang lebih antara 800 meter sampai 1 kilometer. Bahkan yang mau jalan kaki pun takkan menguras tenaga atau mengeluarkan keringat. Tak susah untuk mencarinya karena banyak orang yang sudah tahu walaupun di pinggir-pinggir jalan tersebut banyak pula orang yang menjual jenis kuliner lain jika sore hari tiba.
Maklum karena masih pandemi di Kota Bandung, maka pengunjung yang hadir pun tak terlihat begitu banyak. Bahkan menunggu pesananpun jika ramai akan terbilang lama. Konon akan semakin ramai jika tiba malam hari. Namun aku tak mempedulikan hal itu, karena aku memiliki satu tujuan yaitu menikmati kue balok tersebut. Sejenak ku melihat lalu lalang kendaraan di jalan utama serta kulihat tukang parkir yang sedang sibuk mengatur kendaraan agar dapat diparkirkan di tempat semestinya. Kemudian kulihat sepasang suami isteri dan seorang anak masuk dan memilih tempat duduk.
Seorang lelaki tua menyodorkan menu yang akan dipilih nolehku. Dengan senyum yang ramah meminta agar aku bisa menunggu pesanan. Aku tak memesan banyak tapi cukup dua kue balok rasa original ditambah satu gelas susu serta kupesan beberapa kue balok untuk dibawa ke rumah agar bisa dinikmati isteri dan juga anak-anakku. Kupikir anak-anakku bakal senang karena mendapatkan oleh-oleh sore itu.
Beruntung aku hanya menunggu sekitar 15 menit kemudian mucnul terlebih dahulu segelas susu putih yang tersimpan dalam sebuah gelas bening. 10 menit kemudian disusul dua kue balok yang disodorkan tepat di atas meja. Tentu saja hal itu menggugah seleraku untuk segera menikmatinya. Kue balok itu masih hangat kurasakan saat tangan menyentuhnya. Sedikit aku pun memotongnya dan memasukkan ke dalam mulut. Benar-benar terasa manis dan kemduian kuteguk pula susu menambah nikmat lain yang dirasakan di mulut. Padahal jika ditemani air teh tawar sendiri, menikmati kue balok ini tetap akan memiliki sensasi tersendiri bagi yang menikmatinya.
Sesungguhnya untuk menikmati kue balok banyak pula topping lainnya seperti selai nanas, coklat, keju, kismis, kacang coklat, selai strawberry, selai blueberry, tiramisu dan greentea. Semua itu tersaji dan bsia menjadi pilihan mereka yang berkunjung dan ingin ingin menikmati kua balok tersebut. Dengan resep yang turun temurun, rasa kue balok ini manis, teksturnya lembut serta empuk ketika dikunyah dalam mulut. Sungguh terasa sangat memanjakan lidah. Saking manisnya, dua kue balok saja kurasa cukup untuk dinikmati sore itu.
Uniknya, kue balok selain dapat dinikmati secara matang juga dapat dinikmati setengah matang dan yang setengah matang ini ternyata banyak juga yang menikmatinya. Dengan harga kisaran Rp 3000-Rp 4000/potong, siapapun yang berkunjung ke tempat ini termasuk aku tak merasa harus merogoh kocek dalam-dalam. Harga kue balok dan minuman yang tersedia terjangkau oleh kalangan menengah ke bawah. Bahkan penataan meja dan kursi pun terbilang sederhana dengan latar beberapa sepeda onthel. Pengunjung bisa memilih tempat yang dekat pembuatan kue balok yang ada tungkunya, di halaman atau di dalam ruangan. Semua itu tergantung mood dari pengunjungnya sendiri.
Bagi mereka yang ingin menikmati kue balok ini ini biasanya bisa dinikmati dari pagi harti bahkan konon penjualan kue balok ini berlangsung selama 24 jam. Namun di karenakan sedang pandemic maka penjualan hanya berlangsung 12 jam saja. Salah satu yang membuat kue balok ini menjadi enak karena saat pembuatannya justeru tungkunya menggunakan arang sehingga kue yang dihasilkan pun sedikit menjadi wangi dengan aroma yang khas. Kue balok di sini sengaja disajikan dalam kondisi hangat agar enak dinikmati oleh pengunjung.
Bagi pengunjung yang penasaran ingin melihat cara pembuatan kue balok ini ternyata bisa melihatnya secara langsung. Namun kebanyakan dari pengunjung justeru mereka memilih menunggu pesanan kuenya datang sambal mengobrol dengan teman-teman, pacar atau pasangan hidupnya. Bahkan untuk mengambil gambar pun di sini bebas-bebas saja tanpa ada larangan dari pemiliknya. Tentu saja hal ini membuatku yang hadir pada sore itu bisa membuat beberapa foto yang cukup menarik dan menggunakan handphone yang kumiliki. Jelas selain menikmati kue balok ternyata bisa melihat suasana di tempat itu.
Bagi mereka yang datang dari luar kota tampaknya biar tidak penasaran maka perlu berkunjung ke kedai kua balok “Kang Didin” ini. Hal ini dapat dilakukan ketika berlibur ke kota ini. Mesti diakui pula bahwa kue balok ini adalah salah satu kuliner khas di Kota Bandung seperti Surabi “EnHai” atau Colenak “Murdi Putra”. Karenanya sedang berada di Kota Kembang, janganlah lupa mampir ke tempat ini. Kalau ada orang bingung ketika ditanya jalan Abdurrahman saleh maka sebutlah jalan Pajajaran maka dipastuikan akan mudah mencapai lokasi penjualan kue yang berbentuk balok ini.
Sayup-sayup kudengar suara dzan Maghrib berkumandang. Akhirnya aku putuskan untuk meninggalkan tempat itu dengan membayar sejumlah uang untuk membayar kue balok yang kunikmati,kupesan untuk yang di rumah dan segelas susu hangat yang telah dinikmati. Total yang harus aku bayar saat itu Rp 23,000,-. Kemudian aku pun menyeberang jalan sambal membaya kotak kue balok yang terbungkus dalam kantung kresek. Selanjutnya aku menyetop angkutan kota Sarijadi-Ciroyom dan sampai di depan sebuah gang lalu aku turun dan berjalan hingga kemudian sampai di depan rumahku disambut anak bungsuku, Kenzie.***
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.