Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Jurnalis Metro

5 Cara Mudah Berinvestasi Untuk Anak Muda

Bisnis | Thursday, 24 Mar 2022, 10:07 WIB
Source : Republika

Berinvestasi di pasar keuangan sendiri kini menjadi gaya hidup produktif di kalangan anak muda dan mereka yang baru memulai karir. Pandangan lama bahwa investasi hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang berusia dewasa sudah tidak tepat lagi. Hal ini terlihat dari demografi investor Indonesia yang semakin didominasi oleh generasi muda milenial.

Berdasarkan data Otoritas Kustodian Sentral Efek (KSEI), jumlah investor atau Single Investor Identification (SID) di pasar modal dalam negeri tercatat mencapai 3,87 juta investor hingga akhir 2020. Saya memang melakukannya. Jumlah tersebut meningkat 56% dibandingkan akhir tahun 2019.

Hampir setengahnya berusia di bawah 30 tahun, dengan kelompok usia 3140 tahun merupakan 25% dari total jumlah investor domestik pada tahun 2020. Dengan kata lain, 70% investor pasar modal Indonesia adalah anak muda.

Jika Anda memutuskan untuk mulai berinvestasi di pasar modal, pastikan untuk mengikuti panduan ini untuk berinvestasi di pasar keuangan.

1. Memahami konsep dan risiko investasi

Sebenarnya, asuransi adalah sistem yang paling sederhana untuk mengelola risiko keuangan. Segala sesuatu yang menimbulkan risiko bagi situasi keuangan seseorang harus diasuransikan. Tidak semua bisa diasuransikan, namun setidaknya ada dua jenis asuransi yang sangat penting. Yakni, asuransi jiwa dan asuransi kesehatan.

Kedua bentuk perlindungan ini seringkali diabaikan oleh para remaja karena mereka tidak mempertimbangkan risiko sakit dan kematian yang begitu tinggi. Perlindungan dan kesehatan mental dapat dilihat sebagai kebutuhan kelompok usia dewasa yang menikah. Tentu saja anggapan ini salah. Karena tidak ada yang bisa memprediksi risiko sakit atau meninggal.

Jadi jika menyangkut asuransi mana yang lebih penting, jawabannya adalah bahwa pembelian asuransi jiwa dan pembelian asuransi kesehatan sama pentingnya. Namun, jika Anda masih dalam situasi di mana Anda perlu memprioritaskan kompensasi pengeluaran, Anda dapat mempertimbangkan opsi berdasarkan panduan berikut:

2. Miliki tujuan keuangan yang jelas

Langkah selanjutnya ketika Anda ingin mulai berinvestasi adalah membuat daftar tujuan keuangan yang ingin Anda capai melalui investasi Anda. Tujuan keuangan secara sederhana didefinisikan sebagai kondisi yang ingin Anda capai sehubungan dengan tujuan keuangan tertentu untuk jangka waktu tertentu. Dengan tujuan dan strategi yang jelas, tujuan keuangan memungkinkan Anda untuk lebih fokus pada praktik investasi Anda.

Anda juga dapat mengkategorikan tujuan keuangan Anda berdasarkan target waktu. Pertama, tujuan keuangan jangka pendek adalah tujuan yang ingin Anda capai dalam waktu tiga tahun. Contoh: uang pengembalian dan liburan akhir tahun, uang muka rumah pertama, dll.

Kedua, tujuan keuangan jangka menengah, pendanaan yang diinginkan yang ingin Anda kumpulkan selama 35 tahun. Misalnya, dana pernikahan dan dana sekolah pascasarjana tiga tahun kemudian. Ketiga, tujuan keuangan jangka panjang, yaitu dana yang ditujukan untuk dicapai dalam jangka waktu lima tahun atau lebih. Ini termasuk dana pensiun, dana pendidikan anak usia dini universitas, dan banyak lagi.

Dari masing-masing tujuan keuangan tersebut, tentukan target pendanaan yang ingin Anda capai. Misalnya, dana nikah tiga tahun Rp 100 juta dan uang muka rumah pertama Rp 150 juta.

3. Tentukan metode investasi

Setelah mengkategorikan tujuan keuangan Anda berdasarkan kerangka waktu untuk mencapainya, Anda dapat mulai memutuskan instrumen investasi yang tepat sesuai dengan durasi dan profil risiko tujuan keuangan Anda. Periode ini sangat penting karena mempengaruhi penilaian risiko kendaraan investasi dan efektivitasnya dalam mencapai tujuan dana yang ditentukan.

Baca Juga : Belajar Investasi Untuk Pemula dengan Mudah

Misalnya, jika tujuan keuangan Anda adalah menyiapkan dana pernikahan Rp 100 juta dalam tiga tahun, maka pilihan investasi yang tepat adalah produk dengan tingkat risiko rendah hingga menengah seperti reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap. Saham treasury tiga tahun tidak direkomendasikan karena risiko fluktuasi harga terlalu tinggi dalam jangka pendek.

4. Buka Akun Investasi

Setelah Anda memiliki rencana yang jelas untuk tujuan keuangan Anda dan pilihan alat investasi, Anda dapat menjalankan rencana Anda. Agar dapat berinvestasi di pasar modal, Anda memerlukan akun investasi. Membuka rekening investasi tidaklah sulit. Ini dapat dilakukan melalui lembaga keuangan yang sesuai. Jika Anda ingin berinvestasi dalam saham, Anda dapat menggunakan perusahaan investasi, jika Anda ingin mulai berinvestasi dalam kepercayaan investasi secara online, Anda dapat menggunakan perusahaan manajemen investasi.

Pembukaan rekening investasi biasanya memerlukan identifikasi, nomor pokok wajib pajak (NPWP), nomor rekening bank, formulir investasi awal, dan persyaratan lainnya. Anda dapat memeriksa persyaratan ini dengan lembaga keuangan yang sesuai. Mulai berinvestasi sekarang lebih mudah karena ada perusahaan financial technology (fintech) yang bisa dengan mudah dimulai dari gadget tanpa harus ke kantor sebenarnya dari perusahaan yang bersangkutan.

5. Investasi Disiplin

Saat berinvestasi, Anda perlu mengembangkan strategi yang tepat. Strategi ini membantu mengoptimalkan modal yang ada untuk mencapai tujuan investasi sesuai tujuan keuangan.

Misalnya, jika Anda berinvestasi dalam reksa dana saham, Anda dapat memilih strategi dolar cost averaging (DCA) atau investasi bulanan karena Anda tidak memiliki waktu khusus untuk memantau pergerakan pasar saham harian. Ada juga strategi investasi nilai yang dapat Anda pilih dari investasi ekuitas dan strategi lainnya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image