Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Zara H

Transformasi Digital, Strategi Adaptif yang Harus UMKM Adopsi

Bisnis | Tuesday, 22 Mar 2022, 08:27 WIB
Ilustrasi penerapan transformasi digital (sumber: Pexels.com)

UMKM telah menjadi subjek hangat dalam ekonomi digital Indonesia. Indonesia adalah rumah bagi 64,2 juta UMKM, dengan usaha mikro kecil mewakili 98,68 persen dari sektor ini (jakartaglobe.id). Hingga Maret 2021, UMKM berkontribusi sejumlah 61,07% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Selain itu, sektor UMKM mampu menyerap sebesar 97% total tenaga kerja, juga 60,42% dari total investasi di Indonesia (Kemenkeu. 2021). Ini menunjukan bahwa UMKM memiliki peran sangat besar bagi perekonomian Indonesia, bahkan menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia, khususnya di masa sulit seperti pandemi.

Berbagai kebijakan ketat untuk tidak berkerumun dan situasi yang sangat tidak stabil selama pandemi menjadi salah satu alasan mengapa UMKM perlu memiliki cara agar mampu beradaptasi dengan situasi. Ditambah lagi dengan eksistensi teknologi saat ini sangat beragam dan mudah diakses, membuat UMKM yang tidak bisa beradaptasi tertinggal jauh dari bisnis lainnya.

Sistem ERP yang biasanya digunakan untuk enterprise besar kini sudah bisa dimanfaatkan oleh UMKM. Salah satu perusahaan vendor ERP lokal, HashMicro, sedang bergerak untuk mengembangkan produk ERP bagi UMKM—EQUIP—dengan harga terjangkau. “UMKM perlu memiliki sistem yang dapat diandalkan sehingga proses bisnisnya berjalan seoptimal mungkin dan menghasilkan output yang maksimal. Hal tersebut bisa diwujudkan dengan menggunakan ERP,” ujar Lusiana Lu, Business Development Director dari HashMicro, perusahaan ERP di Indonesia.

Lusiana berkata bahwa adopsi digital pada era dinamis dalam industri 4.0 sifatnya esensial dan merupakan pendukung terbesar bisnis. “Melihat peran krusial yang dipegang UMKM dalam perekonomian Indonesia ditambah dengan perkembangan dunia digital saat ini, UMKM harus menjadikan partisipasi dalam ekonomi digital sebagai suatu prioritas dan merangkul transformasi digital untuk mengikuti perkembangan zaman,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa gerakan ini dapat sangat menunjang optimalisasi pekerjaan dan resiliensi UMKM dalam beradaptasi dengan situasi yang dinamis.

Dengan target yang telah ditetapkan oleh Menteri Koperasi dan UKM, yaitu kontribusi UMKM terhadap PDB untuk naik menjadi 63% pada 2022, UMKM harus lebih siap menjalani pemulihan transformatif. Pemulihan transformatif berarti bukan hanya kembali ke situasi semula tetapi menghadapi perubahan dan menanggapi krisis di masa yang akan datang dengan lebih adaptif.

Kinerja UMKM yang baik nantinya bukan hanya menguntungkan bagi UMKM itu sendiri tetapi juga menunjang pemulihan ekonomi Indonesia, terutama di tahun 2022. Selain berkembang di ranah nasional, digitalisasi dalam bisnis UMKM juga berpeluang membukakan pintu bagi UMKM untuk menembus pasar global.

Menurut ERIA (Economic Research Institute for ASEAN and East Asia), transformasi digital dibagi menjadi tiga level yakni basic, intermediate, dan advanced. Level basic paling mudah dan banyak diterapkan, yaitu berupa penggunaan handphone, laptop, dan tools dasar seperti Google Workspace dan Canva.

Bisnis yang menerapkan transformasi digital pada level intermediate menggeser aktivitas bisnisnya dari cara konvensional menjadi digital. Beberapa aktivitas yang termasuk level intermediate yakni penerapan digital marketing, beralih ke penjualan melalui e-commerce, dan penggunaan media sosial untuk branding dan marketing.

Level tertinggi yaitu tingkat advanced yang mengacu pada penerapan digitalisasi dalam aspek yang lebih strategis dan berjangka panjang. Pada level ini, UMKM mulai mengoptimalisasi big data, membangun digital ecosystem, hingga memanfaatkan artificial intelligence. Selain itu, transformasi digital juga diterapkan dalam aspek produktivitas, salah satunya dengan menggunakan sistem ERP seperti EQUIP dari HashMicro.

Melalui transformasi digital, UMKM dapat memperluas pasar dan menjalankan lebih banyak ragam strategi marketing. Proses bisnis juga lebih terjadwal dan transparan. Tidak hanya itu, adopsi digital juga dapat memangkas biaya sehingga mengurangi cost.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image