Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Heri Heryana

Puasa Sehat di Kala Pandemi: Jangan Suka Balas Dendam!

Lomba | Saturday, 19 Mar 2022, 23:54 WIB

Para ahli kesehatan telah sejak lama menyepakati bahwa puasa merupakan ibadah yang memiliki banyak manfaat positif bagi kesehatan. Puasa bisa membuat tubuh lebih sehat. Salah satunya adalah menyehatkan jantung, membantu mengurangi risiko terserang infeksi penyakit, membantu program bentuk tubuh ideal, dan bisa menurunkan resiko kanker.

Studi ilmiah juga telah membuktikan, bahwa berpuasa baik bagi perbaikan fungsi otak, meningkatkan hormon pertumbuhan, menciptakan rasa bahagia dan meningkatkan daya tahan tubuh (imun). Puasa tiga hari lebih bisa memicu pertumbuhan imun karena memicu pertumbuhan sel-sel darah putih yang baru sehingga bisa meningkatkan kemampuan tubuh dalam melawan infeksi. Akan tetapi, manfaat puasa itu bisa dirasakan apabila kita menjalankan pola makan yang benar dan sehat selama bulan puasa.

Sumber : republika.co.id/Rakhmawaty La'lang

Tahun ketiga melaksanakan ibadah puasa di era pandemi covid 19 pentingnya menjaga kesehatan terutama imun tubuh masih menjadi prioritas yang wajib diperhatikan setiap umat muslim yang menjalankan puasa. Meskipun covid 19 sudah melewati gelombang satu, dua, dan tiga, nyatanya belum ada tanda-tanda yang menunjukan bahwa pandemi sudah berakhir. Sehingga tantangan besar menjalankan ibadah puasa Ramadhan saat pandemi adalah bagaimana caranya menyeimbangkan iman dan imun agar sejalan dan seimbang.

Salah satu kebiasaan buruk yang biasa dilakukan saat berpuasa yang bisa menyebabkan puasa menjadi tidak sehat salah satunya adalah kebiasaan ‘’balas dendam”. Apa saja balas dendam yang dimaksud?

“Balas Dendam” Saat Buka Puasa

Balas dendam pertama, yaitu kebiasaan mengumpulkan makanan menjelang buka puasa. Kebiasaan ini tidak hanya dilakukan anak kecil yang sedang belajar puasa, tapi juga banyak dilakukan oleh orang dewasa. Budaya hunting tajil jelang berbuka memang sudah menjadi tradisi unik muslim Indonesia. Apalagi di kalangan remaja dan anak muda, kegiatan mencari tajil menjelang buka puasa sekaligus menjadi momen kumpul-kumpul dan jalan-jalan bersama bestie.

Beraneka ragam makanan khas bulan Ramadhan mulai dari kolak, cilor, es buah, telor gulung sampai gorengan bisa bikin lapar mata dan kerinduan kita akan azan magrib menjadi begitu kuat dan hebat. Kalau tidak dikontrol upaya mengumpulkan makanan jelang buka puasa ini rentan jadi ajang balas dendam setelah menahan lapar hampir 14 jam untuk makan secara berlebihan dalam porsi dan jumlah yang besar.

Sayangnya, kebiasaan balas dendam saat buka puasa ini sangat tidak direkomendasikan para ahli kesehatan. Medical Advisor Kalbe Nutrisionals dr. Ervina Hasti W mengatakan balas dendam konsumsi makanan dalam jumlah banyak saat buka puasa tidak sehat apalagi kalau mengabaikan nutrisi yang terkandung pada makanan. Bisa jadi malah kelebihan kalori dan menyebabkan resiko obesitas dan kolestrol tinggi. (Reisha, 2019).

Nabi Muhammad SAW sendiri mencontohkan adab berbuka puasa dengan makan buah kurma dan air putih sebagai makanan awal berbuka puasa. Kandungan glukosa dari kurma dan air putih sangat baik membantu tubuh untuk mengganti cairan dan energi yang hilang selama puasa. Tubuh sangat memerlukan cairan untuk kembali secepatnya saat berbuka puasa (Damayanti, 2021).

Balas DendamTidur Setelah Sahur

Balas dendam yang kedua adalah balas dendam tidur terutama setelah makan sahur. Perubahan jam bangun tidur untuk makan sahur membuat sebagian orang tidak tahan menahan kantuk. Sehingga yang dilakukan adalah balas dendam tidur setelah imsak dan shalat shubuh. Padahal kebiasaan ini sangat tidak dianjurkan menurut kesehatan. Tubuh setidaknya memerlukan waktu dua jam untuk mengurai dan mencerna makanan yang masuk setelah makan sahur.

Yang paling buruk dendam terhadap rasa kantuk itu dibalas dengan memperbanyak tidur di siang hari. Apalagi selama beberapa jam tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman siang hari adalah waktu rentan tubuh mulai lemas dan terasa kantuk. Sehingga tidak jarang orang puasa menghabiskan waktu sepanjang siang hari dengan tidur dengan modus supaya lupa sama rasa lapar dan waktu cepat berlalu. Bahkan seolah muncul pembenaran sebagian umat muslim yang menyebut bahwa tidurnya orang yang berpuasa itu bahkan bisa mendapatkan pahala. Padahal, itu adalah hadist palsu dan kebiasaan tidur berlebihan ini sangat tidak baik bagi kesehatan tubuh. Tidur berlebihan saat puasa justru bisa menyebabkan tubuh semakin lemas, memicu kegemukan, dan gangguan memori serta kecemasan.

Jika melihat sejarah Islam, banyak kejadian besar dalam sejarah terjadi siang hari di bulan Ramadhan. Diantaranya adalah Perang Badar dan Pembebasa Kota Mekkah. Artinya, Nabi sendiri tidak pernah menyia-menyiakan waktunya di siang hari dengan bermalas-malasan apalagi tidur. Nabi selalu mencontohkan bahwa bulan Ramadhan harus dimanfaatkan untuk melakukan kebaikan-kebaikan baik di siang hari maupun di malam hari. Jika tidak, maka orang tersebut termasuk golongan yang merugi.

Pentingnya Pengendalian Diri

Inti puasa sebetulnya adalah tentang pengendalian diri, yaitu belajar menahan rasa lapar, rasa haus, dan menahan hawa nafsu (amarah, birahi, dsb). Dengan pengendalian diri yang baik bisa dipastikan manfaat puasa sebagaimana disebutkan para ahli kesehatan tentu bisa kita dapatkan. Ibadah puasa bagi mereka yang memiliki pengendalian diri yang baik tidak hanya mendapatkan bonus pahala, tapi juga mendapatkan nikmat sehat serta iman dan imun menjadi kuat.

Cara terbaik berpuasa sehat di kala pandemi tentu saja dengan mencontoh kebiasaan nabi kita Muhammad SAW. Beliau adalah teladan utama gaya hidup sehat umat islam yang tidak akan pernah lekang oleh zaman. Kalau menggunakan bahasa zaman sekarang, beliau bisa dikatakan sebagai ‘’Super Influencer” dengan mandat langsung dari Allah Swt yang tidak akan pernah memberikan contoh yang salah.***

Referensi:

1. Reisha, Tia, 2019, "'Balas Dendam' Makan Saat Buka Puasa, Sehat Nggak Sih?" https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4553164/balas-dendam-makan-saat-buka-puasa-sehat-nggak-sih (diakses 18 Maret 2022).

2. Damayanti, Imas, 2021, “Rasululloh Buka Puasa dengan Kurma, Apa Alasannya?” https://www.republika.co.id/berita/qzv5kg483/rasulullah-buka-puasa-dengan-kurma-apa-alasannya (diakses 18 Maret 2022)

3. Handayani, Verona, 2021, “4 Manfaat Puasa Bagi Kesehatan” https://www.halodoc.com/artikel/puasa-bermanfaat-bagi-kesehatan-ini-buktinya (diakses 19 Maret 2022)

4. Aprilia, Fitriana, dr., Puasa, https://www.halodoc.com/kesehatan/puasa (diakses 19 Maret 2022)

5. Aktivitas Rasulullah pada siang hari Ramadan https://beritagar.id/artikel/ramadan/aktivitas-rasulullah-pada-siang-hari-ramadan (diakses 19 Maret 2022)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image