Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dr. Abu Fayadh Muhammad Faisal, M.Pd

Keistemewaan Sholat Tarawih Sesuai Anjuran Rasululloh

Agama | 2022-03-16 11:35:29
Gambar hanya Ilutrasi, Pak Somad Sedang Tarawih

*Keistemewaan Sholat Tarawih Sesuai Anjuran Rasululloh ﷺ*

Segala Puji hanya milik ALLOH ﷻ Rabb semesta alam, Sholawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallohu 'Alaihi wa Sallam, Keluarga, Tabi'in, Tabi'ut Tabi'in dan Pengikut setia yang Mengikuti Ajaran Risalah Beliau Shallallohu 'Alaihi wa Sallam.

*Sebelum baca Tulisan harap Baca info ini:*

1. https://retizen.republika.co.id/posts/74760/saudaraku-muslim-sebelum-ramadhan-tiba-bayar-utang-puasamu

2. https://retizen.republika.co.id/posts/66298/7-amalan-sunnah-di-bulan-ramadhan-yang-sebentar-lagi

Sholat Tarawih adalah Sholat yang dilakukan pada malam-malam bulan Ramadhan, setelah Sholat Isya' dan sebelum Sholat Witir. Dan Sholat Tarawih adalah Sunnah bagi laki-laki dan perempuan. Rasululloh ﷺ pernah melakukan dan menekuninya serta menganjurkan kaum Muslimin untuk melakukannya. Para Salaful Ummah/Shahabat, Tabi'in, Tabi'ut Tabi'in sesudahnya pun turut melakukan hal tersebut.

*Mengapa dinamakan Sholat Tarawih?*

Sholat Tarawih adalah Sholat malam yang dilakukan pada bulan Ramadhan. Ia dinamakan demikian karena sholatnya yang panjang, raka'atnya yang banyak. Orang-orang Istirahat setiap menyelesaikan 4 raka'at.

Ibnul Manzhur Rahimahulloh dalam Kamus Lisaanul 'Arab mengatakan: "... Tarwihah/Tarawih dibulan Ramadhan dinamakan demikian karena orang-orang Istirahat habis setiap 4 Raka'at...". (Lisaanul 'Arab, Juz I Bab: ra wa ha).

Firman ALLOH ﷻ yang Terjemahnya:

" Tiap-tiap Golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada Golongan mereka ". (QS. Ar Ruum:32).

Jangan merasa paling benar dalam hal Sholat Tarawih baik itu yang 10 dan Witir 3 raka'at, 20 raka'at dan 1 Witir, atau 20 raka'at dan Witir 3 raka'at bahkan lebih 40 raka'at disertai Witir 1 raka'at, karena masing-masing punya Hujjah/ketetapan pada Dalilnya. Yang perlu dinasehati itu Orang yang tidak Sholat Tarawih ataupun Orang yang tergesa-gesa dalam Sholat Tarawih tidak tu'maninah serta bacaan Kebut-kebutan itu yang patut di nasehati. Mari dengan adanya perbedaan dalam Jumlah Tarawih jangan saling gontok dan merasa paling benar, jalinlah Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah imaniyah yang ALLOH ﷻ ikat dengan Ikatan Dienul/Agama ISLAM, Firman ALLOH ﷻ yang Artinya:

" Sesungguhnya Orang orang Mukmin adalah Bersaudara Karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Alloh supaya Kamu mendapat Rahmat". (QS. Al Hujuraat: 10).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahulloh berkata: " Sholat Sunnah Ramadhan, tidaklah Nabi batasi jumlah raka'atnya dengan jumlah tertentu. Beliau mengerjakannya tidak lebih dari 13 raka'at, namun Beliau memanjangkan bacaannya. Tatkala Umar bin Khattab Radhiyallohu 'anhum mengumpulkan kaum Muslimin untuk Sholat bersama Ubay bin Ka'ab Radhiyallohu 'anhum, dia melakukannya 20 raka'at dan Witir 3 raka'at, namun dia agak memendekkan bacaan karena yang demikian Itu lebih ringan dirasakan oleh para ma'mum dari pada raka'at sedikit tapi bacaan panjang-panjang. Kemudian juga mengerjakannya 40 raka'at dengan 3 Witir, dan yang lain 36 raka'at dengan 3 Witir dan ini semua boleh dilakukan ". (Fatawa Syaikhil Islam Ibnu Taimiyyah, 2/401, dan lihat Tulisan Al Faqih Al Muhadist Syaikh Dr. Ismail Al Anshariy, Anggota Dewan Fatwa di Saudi Arabia, Kitab Tashihul Hadist Shalatit Taraawiih 'Isriina Rak'atan).

Ingat perlu dicatat Sholat Tarawih baik itu 10 raka'at dengan 1 Witir, ataupun 10 raka'at dengan 3 Witir maupun 20 raka'at dengan 1 Witir juga 20 raka'at dengan 3 Witir ataupun lebih itu tidaklah BID'AH ataupun SESAT? Mungkin yang tidak Sholat Tarawih itu dikatakan Sesat, wallohu'alam.

Dikatakan dalam Kitab Fathul Baari:

" Bahwa Tarawih adalah Sunnah karena 'Umar bin Khattab Radhiyallohu 'anhum mengikuti perbuatan Nabi ﷺ, namun ditinggalkan karena Khawatir diwajibkan atas umatnya. Dan ketika Beliau ﷺ Wafat, maka aman, hal yang dikhawatirkan oleh Beliau ﷺ itu tidak akan terjadi, dan Umar bin Khattab Radhiyallohu 'anhum memandang lebih baik kalau disatukan jama'ah dengan satu imam karena dalam perselisihan terdapat perpecahan, dan dengan Berjama'ah Sholat dirasakan lebih semangat oleh para Jama'ah, .... Pada Periwayatan masalah ini tidak disebutkan secara pasti mengenai jumlah raka'at yang dikerjakan Ubay bin Ka'ab Radhiyallohu 'anhum saat itu. Perbedaanpun terjadi, ada yang mengatakan: 11 raka'at dengan bacaan panjang hingga mereka harus bertopang dengan tongkat karena kelamaan dan ada juga yang mengatakan 13 raka'at. Imam Malik meriwayatkan dari Yazid bin Khushaifah; ia adalah 20 raka'at, tentunya diluar Witir, dan diriwayatkan dari Ruman bin Yazid, dia berkata; orang orang sholat di Zaman Umar sebanyak 20 raka'at dan 'Atha berkata; Aku dapati di Bulan Ramadhan mereka Sholat 20 raka'at dan Witir 3 raka'at. Bisa disimpulkan dari Riwayat riwayat tersebut bahwa itu semua bisa dilakukan sesuai dengan kondisi. Bisa jadi perbedaan itu berdasarkan panjang pendeknya bacaan, jika bacaan panjang raka'atnya disedikitkan dan begitu sebaliknya".

✍????

*Bagaimana mau ikut yang mana Sholat Tarawihnya..., Ayo Sholat Tarawih...?*

Semoga Bermanfaat Info Singkat ini, Barokallohu' fiikum.

Hasbunalloh Wanikmal wakil Nikmal Maula Wanikman Nasir

*Maraji'/Referensi:*

*Kitab Al Hadyun Nabawiyush Shahiihu fii Shalaatit Taraawiih*, Penulis: *Asy Syaikh Prof. Dr. Muhammad 'Ali Ash Shabuniy* -Hafidzhahulloh Ta'ala-

(Guru Besar Universitas Ummul Quraa', Saudi Arabia)

Bekasi-Jawa Barat, 16 Maret 2022 M,

Alfaqir Ilalloh Azza Wa Jalla,

*Abu Fayadh Muhammad Faisal Al Jawy al-Bantani, S.Pd, M.Pd, I, M.MPd*

Seorang Hamba Yang Mengharap Ridho RabbNya

(Aktivis Pendidikan dan Kemanusiaan, Praktisi dan Pengamat PAUDNI/Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan, Aktivis Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat)

Salam Ahadun Ahad ☝???? Allohu Akbar ✊ Isy Kariman Aw Mut Syahidan/Hidup Mulia Atau Mati Syahid

Ayo datang ke Muslim LifeFair di Istora GBK Jakarta

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image