Kebahagiaan Seorang Anak
Parenting | 2025-12-30 13:47:04
Kebahagiaan Seorang Anak
Dr. Heru Siswanto, M.Pd.I*
Banyak hasil penelitian memberikan penyimpulan, bahwa anak tidak tumbuh dari pujian semata-semata, apalagi dari tekanan untuk selalu sempurna dalam hal apapun tanpa cacat.
Melainkan Ia akan tumbuh dari rasa aman dan nyaman dari pelukan orang tua yang mengatakan “kamu hebat, kamu luar biasa, kamu harus berusaha lebih baik nak,” bahkan saat ia gagal atau melakukan suatu kesalahan. Tetap kita berikan semangat dan pendampingan untuk berubah dan tetap berusaha lebih baik dari sebelumnya.
Masih terkait akan hal ini, kalau kita pikir-pikir nilai akademik memang penting. Namun kita harus ingat bahwa nilai akademik bukanlah satu-satunya ukuran kebahagiaan yang hakiki atau keberhasilan seorang anak di kemudian hari.
Adanya penerimaan tanpa syarat adalah fondasi utama bagi anak untuk mengenal dirinya sendiri tanpa takut dihakimi dalam setiap langkahnya.
Keberadaan anak yang merasa dicintai apa adanya akan lebih percaya diri untuk terus belajar, mau berproses, dan tetap mencoba lagi dan lagi setelah jatuh berulang kali.
Ia sadar dan tahu diri bahwa ia tidak harus menjadi paling kuat, paling hebat, paling mempesona dulu agar layak dicintai karena cinta itu sudah ada lebih dulu.
Dalam catatan harian seorang yang bijak pernah mengatakan bahwa "kebahagiaan masa kecil anak-anak bukan datang dari lembaran-lembaran rapor yang bertuliskan angka-angka dan rangkaian kata-kata yang indah dan mempesona. Akan tetapi lahir dari tawa yang jujur, dari waktu yang dibagi dengan ketulusan, termasuk dari pandangan yang mengatakan, "Nak, aku selalu ada di sini untukmu.” Oleh karena itu, anak yang tumbuh dalam penerimaan akan menjadi manusia yang dewasa yang tak mudah runtuh oleh penolakan zaman serba-serbi.
Semoga Bermanfaat.....
*Ketua Program Studi dan Dosen PAI-BSI (Pendidikan Agama Islam-Berbasis Studi Interdisipliner) Pascasarjana IAI Al-Khoziny Sidoarjo; Dosen PAI-Terapan Poltek Pelayaran Surabaya; Dosen Aswaja UNUSIDA Sidoarjo; Pengurus Lembaga Takmir Masjid PCNU Sidoarjo; Ketua Lembaga Dakwah MWCNU Krembung.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
