Guru Bukan Sekadar Profesi, tetapi Penentu Arah Peradaban
Agama | 2025-12-17 10:10:22
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menyelenggarakan Pengajian Bulanan Mahasiswa ke-5 pada Rabu, 26 November 2025. Kegiatan ini menghadirkan penceramah Dr. Mhd. Lailan Arqam, M.Pd.I., Dosen Magister Pendidikan Agama Islam (MPAI) sekaligus Direktur Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta. Mengusung tema “Guru Hebat, Pimpinan Umat: Memantaskan Diri Sejak di Bangku Kuliah”, kegiatan ini menjadi ruang pembinaan spiritual sekaligus penguatan identitas bagi calon pendidik.
Dr. Lailan menegaskan kedudukan guru sebagai profesi yang tidak hanya mengajar, tetapi juga membentuk arah peradaban.
“Kita harus sepakat dulu bahwa guru itu bukan sekadar profesi, bukan pula peranan sederhana, tetapi memiliki peran penting dan strategis,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa guru merupakan representasi masa depan bangsa. “Kalau ingin melihat seperti apa kehidupan bangsa ini 20, 30, bahkan 50 tahun ke depan, lihatlah dari calon-calon gurunya,” ujarnya.
Dr. Lailan juga menyampaikan ilustrasi anekdot mengenai tiga calon penghuni surga, yaitu seorang ahli ibadah (abid), seorang dermawan, dan seorang ilmuwan. Ketiganya berlomba ingin masuk surga terlebih dahulu. Setiap kali malaikat bertanya sumber amal dan ilmu mereka, semuanya menjawab: “Dari guru.”
Dari kisah itu, ia menyimpulkan, “Berarti yang paling berhak masuk surga pertama adalah guru. Dan siapa guru itu? Ya, kalian mahasiswa FKIP UAD,” tandasnya.
Lebih jauh, ia menerangkan bahwa pendidik pertama dalam sejarah peradaban adalah Allah Swt. sendiri. “Pemilik ilmu, penguasa ilmu, dan sumber ilmu itu adalah Allah. Adam tidak tahu apa-apa hingga Allah mengajarinya,” jelasnya. Dari titik itu, ia menggambarkan bagaimana pengetahuan berkembang dari generasi ke generasi hingga lahirlah peradaban manusia yang terus bertumbuh melalui proses belajar.
Ia juga mengingatkan bahwa profesi guru merupakan kelanjutan dari misi kenabian. “Setelah Nabi wafat, misi keagamaan tidak berhenti. Yang melanjutkan siapa? Para guru, para mualim, orang-orang mulia yang meneruskan perjuangan Nabi,” tuturnya.
Menurutnya, guru tidak hanya melakukan transfer ilmu, tetapi juga membangun karakter, moral, dan budaya masyarakat. (Mawar)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
