Sekolah Rakyat: Membangun Harapan Baru bagi Masa Depan Generasi Muda
Pendidikan | 2025-12-11 14:29:07
Malang - Sekolah Rakyat Menengah Atas 22 Kota Malang kembali menegaskan komitmennya dalam menghadirkan pendidikan inklusif, humanis, dan transformatif bagi anak-anak dari berbagai latar belakang sosial-ekonomi.
Melalui dedikasi para pendidik dan pendekatan pembelajaran yang berbasis pemahaman individu, sekolah ini menjadi ruang aman sekaligus rumah bagi para siswa untuk bertumbuh dan menemukan arah hidupnya.
Kepala Sekolah Rakyat Menengah Atas 22 Kota Malang, Rahmah Dwi Nor Wita Imtikhanah, mengungkapkan bahwa sekolah bukan hanya menjadi tempat bekerja, tetapi telah menjadi “rumah pertama” baginya.
“Sebagian besar waktu saya dihabiskan di sini, mulai dari pagi hingga pagi berikutnya. Saya sering menginap untuk membimbing, mendampingi, dan sekadar berbincang dengan anak-anak agar komunikasi dan chemistry terus terbangun,” ujarnya.
Rahmah juga menjelaskan bahwa ketika pertama kali bertemu, banyak siswa tampak seperti kehilangan arah.
Namun melalui proses adaptasi yang dijalani bersama guru dan lingkungan yang suportif, para siswa kini menunjukkan perubahan signifikan dan mampu bertransformasi menjadi pribadi yang lebih baik.
Guru Bimbingan Konseling, Muhammad Alfian Mahasibi, turut menegaskan bahwa para siswa sebenarnya memiliki potensi besar.
“Anak-anak ini memiliki semangat belajar yang kuat. Kendala mereka bukan pada kemampuan, melainkan pada keterbatasan waktu dan kondisi ekonomi yang membuat kesempatan belajar mereka tidak optimal,” jelasnya.
Pihak sekolah terus mengupayakan pendekatan pendampingan yang mampu menjembatani kesenjangan tersebut agar setiap siswa dapat berkembang secara akademik maupun karakter.
Sementara itu, Guru Sejarah, Chandra Ulfa, menyoroti metode pembelajaran yang relevan dengan kehidupan siswa.
“Anak-anak menuliskan kisah tentang sosok yang menghidupi mereka — perjuangan orang tua atau keluarga. Ini membantu guru memahami latar belakang masing-masing anak dan bagaimana pengalaman hidup itu membentuk mereka,” jelas Chandra.
Menurutnya, proses ini tidak hanya memperkaya pemahaman guru terhadap dinamika siswa, tetapi juga mendorong anak-anak untuk memaknai perjalanan hidupnya sebagai sumber kekuatan.
Chandra menambahkan bahwa Sekolah Rakyat memiliki tujuan besar bagi kualitas pendidikan dan masa depan keluarga indonesia.
“Kami ingin anak-anak meningkatkan derajat keluarganya. Mereka diajarkan bahwa keluarga bukan beban, tetapi tanggung jawab yang harus dijaga dan diperjuangkan.”
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
