Mengapa Kekerasan pada Anak Masih Tinggi? Ini Faktanya!
Eduaksi | 2025-12-10 23:00:04
Sedih dan ketakutan gadis kecil dengan darah, mata memar menangis takut bayangan di dinding. Konsep kekerasan anak, kekerasan dalam rumah tangga. Sedih, depresi menjadi korban orang tua dan serangan mereka . Sumber
— Foto oleh vova130555@gmail.com
Mengapa Kekerasan pada Anak Masih Tinggi?
Ini Fakta!
Kekerasan pada anak masih menjadi sebuah masalah yang masih banyak terjadi saat ini. Anak merupakan individu yang sedang tumbuh dan berkembang, sehingga mereka harus dilindungi, dilindungi, dan memiliki lingkungan yang aman untuk kehidupan mereka. Ketika anak mengalami kekerasan mereka akan Terganggu secara fisik maupun psikologis, perkembangan dan tumbuh kembang mereka juga akan Terganggu karena akan meninggalkan jejak luka yang mendalam bagi mereka. Oleh karena itu, memahami bentuk-bentuk kekerasan, dampak, dan cara pencegahannya merupakan hal penting untuk menjaga kesehatan mental dan fisik anak agar tidak menimbulkan luka di masa depan
Saat ini kekerasan pada anak masih sangat tinggi, meski sudah banyak sekali kampanye, hukum, dan perlindungan anak. Masalah ini menunjukkan bahwa kekerasan pada anak bukan hanya karena individu, namun juga dipengaruhi oleh faktor keluarga, lingkungan, budaya, dan perkembangan teknologi. Artikel ini akan membahas tentang fakta-fakta yang menjadi alasan mengapa kekerasan pada anak masih sangat tinggi.
1. Kemiskinan dan Tekanan Ekonomi :
Kondisi ekonomi yang sulit merupakan faktor terjadinya kekerasan pada anak. Karena dengan kondisi ekonomi yang sulit bisa saja terlilit hutang dan akan menjadi tertekan ataupun stres dalam keluarga. Saat sulit mengendalikan emosi, anak bisa menjadi pepelampiasan untuk mengungkapkan emosinya melalui tindakan memukul, menghina, dan membandingkan anak hingga mental mereka yang terpuruk.
2. Kurangnya pengetahuan tentang pengasuhan positif :
Tidak semua orang tua memiliki pengetahuan yang cukup tentang cara mengasuh anak tanpa kekerasan. Hal ini disebabkan karena orang tua tidak diberi contoh pola asuh yang sehat dan baik tanpa kekerasan, kurangnya pengetahuan tentang kesehatan mental pada anak, dan adanya stres dan kelelahan membuat orang tua melampiaskan emosinya kepada anaknya.
3. Lingkungan yang tidak aman bagi anak :
Lingkungan sosial seperti sekolah, keluarga, dan tempat bermain sangat berpengaruh dan menyimpan banyak bentuk kekerasan. Bentuk kekerasan seperti bullying di sekolah dan cyberbullying yang sulit dikendalikan. Anak yang kurang pengawasan sangat rentan menjadi korban dari berbagai arah.
Kekerasan pada anak masih terbilang cukup tinggi karena dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berkaitan, mulai dari kemiskinan dan tekanan ekonomi, kurangnya pengetahuan tentang pengasuhan positif, dan lingkungan yang tidak aman bagi anak. Kurangnya pendengaran pada anak juga akan memperburuk keadaan. Oleh karena itu, kekerasan pada anak bukan hanya masalah individu, tetapi juga masalah bersama yang harus segera ditangani. Upaya pencegahan dari keluarga, sekolah, dan pemerintah sangat diperlukan untuk mengurangi tingkat risiko kekerasan pada anak. Hal ini juga diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang aman, bebas kekerasan dan menjamin anak dapat menjamin hidupnya agar tumbuh dengan baik dan sehat secara fisik maupun mental.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
