Bukan Sulap! Inilah Cara Dokter Menenangkan Hewan Hanya dengan Tatapan dan Sentuhan
Pendidikan | 2025-12-10 18:48:14Banyak orang berpikir bahwa pekerjaan dokter hewan hanya tentang memberi obat, memeriksa luka, atau melakukan operasi. Padahal, ada satu hal penting yang selalu dilakukan dokter hewan setiap kali bertemu pasien: berkomunikasi dengan hewan. Meskipun hewan tidak bisa berbicara, mereka punya bahasa sendiri bahasa tubuh, suara, dan cara mereka merespons sentuhan. Di sinilah komunikasi terapeutik berperan, yaitu cara dokter hewan membangun rasa aman dan nyaman agar hewan tidak terlalu stres saat diperiksa.
Pada dasarnya, hewan bisa merasakan suasana hati manusia. Ketika dokter hewan mendekati dengan langkah pelan, suara yang lembut, dan sikap yang tidak mengintimidasi, hewan akan lebih mudah menenangkan diri. Ada pepatah yang sering digunakan dalam dunia perilaku hewan, “Hewan mungkin tidak mengerti kata-kata kita, tapi mereka selalu mengerti cara kita hadir.” Inilah kenapa dokter hewan sering memulai pemeriksaan dengan membiarkan hewan mencium tangan, mendekati perlahan, lalu memberi sentuhan ringan di tempat yang aman. Sentuhan lembut bisa menjadi pesan sederhana bagi hewan bahwa mereka tidak akan disakiti.
Banyak hewan datang ke klinik dengan ingatan kurang menyenangkan misalnya pengalaman disuntik, suara bising, atau bau obat. Karena itu, dokter hewan perlu menciptakan suasana yang lebih tenang. Ruangan yang tidak terlalu ramai, pencahayaan lembut, dan meja pemeriksaan yang tidak licin bisa membuat hewan merasa lebih aman. Bahkan, beberapa dokter hewan menyiapkan handuk lembut khusus untuk kucing agar mereka bisa bersembunyi sejenak dan merasa terlindungi. Ada ungkapan yang menarik dalam etologi modern “Hewan membaca lingkungan lebih cepat daripada mereka membaca manusia.” Jadi, lingkungan yang nyaman menjadi bagian penting dari komunikasi.
Tidak hanya hewan, emosi dokter hewan juga ikut memengaruhi jalannya pemeriksaan. Hewan bisa merasakan jika seseorang gugup, terburu-buru, atau tegang. Karena itu, dokter hewan harus tetap tenang, sabar, dan percaya diri. Sikap ini memberi sinyal pada hewan bahwa mereka sedang berada dekat seseorang yang aman. Banyak praktisi veteriner percaya bahwa “ketenangan dokter sering kali menjadi obat pertama bagi pasien hewan.”
Komunikasi terapeutik juga dapat dilihat dari cara dokter hewan memberi penghargaan kecil, seperti pujian lembut atau makanan kecil setelah pemeriksaan berjalan baik. Dengan begitu, hewan mendapatkan pengalaman positif yang akan mereka ingat pada kunjungan berikutnya. Beberapa dokter hewan bahkan memperkenalkan alat pemeriksaan secara santai, misalnya dengan membiarkan hewan mencium stetoskop sebelum digunakan. Hal-hal kecil seperti ini membantu hewan tidak merasa terancam.
Pada akhirnya, komunikasi terapeutik bukanlah teknik rumit. Ini adalah perpaduan antara empati, kesabaran, dan pemahaman terhadap bahasa tubuh hewan. Ketika dokter hewan bisa berkomunikasi dengan cara yang tepat, hewan merasa lebih tenang, pemilik lebih nyaman, dan proses pemeriksaan berlangsung jauh lebih baik. Seperti yang sering diungkapkan dalam dunia perawatan hewan, “Hewan mungkin tidak bisa berbicara, tapi mereka selalu merespons cara kita memperlakukan mereka.”
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
