Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sabina Dika PP

Media Baru bagi Gen Z dalam Membangun Relasi Sosial di Ruang Virtual

Games | 2025-12-09 20:05:50
Sumber : Roblox

Dalam beberapa bulan terakhir, game Roblox menjadi topik hangat di media sosial. Tidak sedikit dari kita yang mungkin sudah melihatnya melalui FYP entah itu video rekomendasi map seru, orang mabar, roleplay, atau tren naik gunung yang lagi ramai dimainkan. Hadirnya fitur voice chat juga menjadi salah satu alasan mengapa Roblox semakin sering dibicarakan. Tidak sediki pengguna di bawah umur yang bahkan rela meminjam KTP orang tua atau saudaranya hanya demi mengaktifkan fitur ini, menunjukkan betapa besarnya atusias mereka untuk terlibat dalam interaksi sosial virtual di platform ini.

Di era ketika kehidupan sosial banyak berpindah ke dunia digital, Roblox kini bukan lagi dikenal sebagai game online biasa, melainkan sebagai salah satu ruang interaksi sosial paling aktif bagi Gen Z. Meski awalnya Roblox dikenal sebagai "game anak-anak", kenyataannya Roblox kini sudah berkembang menjadi tempat di mana jutaan pengguna terutama remaja bertemu, berkomunikasi, dan membangun komunitas virtual.

Data dari Takeaway Reality menunjukkan bahwa sekitar 60% pengguna Roblox sudah berusia di atas 13 tahun, sementara 39,1% lainnya masih berada di bawah batas umur yang direkomendasikan oleh developer. Angka ini memperlihatkan bahwa Roblox menjadi ruang sosial yang sangat terbuka dan luas, bahkan diisi oleh berbagai kelompok usia. Dengan jutaan map hasil kreasi pengguna, Roblox menawarkan beragam pengalaman yang sangat luas, mulai dari ruang fantasi hingga simulasi yang hampir menyerupai kehidupan nyata menjadikan Roblox sebagai versi mini metaverse. Sehingga wajar jika platform ini berkembang menjadi ruang sosial yang sangat variatif.

Bagi banyak pengguna, Roblox menyediakan pengalaman sosial yang tidak selalu mereka dapatkan di dunia nyata. Melalui avatar, voice chat, dan fitur roleplay, mereka bebas mengekspresikan diri tanpa takut untuk dinilai oleh orang lain. Interaksi yang terbentuk oleh game online ini pun beragam , ada yang hanya sebatas bermain, tetapi ada pula yang berkembang menjadi teman dekat di luar platform. Banyak pengguna yang mengaku mendapatkan teman online yang berlanjut hingga berakhir mutualan di dunia nyata.

Kebebasan yang Perlu Dikawal

Namun, dibalik kekreatifan dan kebebasan yang diciptakan, tidak menutup kemungkinan adanya sisi negatif yang berisiko. Beberapa waktu lalu, media sosial menyoroti kasus di mana pemain menemukan interaksi yang tidak pantas di salah satu map yang cukup ramai. Kejadian seperti ini menunjukkan bahwa Roblox sebagai ruang sosial bersifat terbuka dan tidak bisa dihindari adanya pelaku yang tidak bertanggung jawab dengan bebas dapat mengaksesnya.

Inilah mengapa pengawasan digital sangat penting, bukan hanya untuk anak-anak, tetapi remaja yang aktif di ruang virtual. Roblox memang menyediakan berbagai fitur keamanan, tetapi peran orang tua, saudara, atau bahkan teman sebaya tetap dibutuhkan untuk membantu pengguna memahami batas interaksi yang sehat.

Di sisi lain, tanpa disadari Roblox memiliki potensi sosial yang sangat besar. Banyak experince yang justru mendorong kerja sama, kretivitas, dan komunikasi yang positif. Tersedianya game edukatif, ruang belajar bersama, hingga komunitas kreator bisa menjadi tempat berkembangnya bakat desain dan pemograman. Semua ini menunjukkan bahwa interaksi sosial virtual tidak selalu buruk dan bisa menjadi ruang belajar sosial yang baru bagi Gen Z.

Roblox sebagai ruang interaksi sosial virtual menggambarkan satu hal penting, bahwa generasi muda hidup di antara dua dunia, fisik dan digital. Roblox hanyalah salah satu wadah tempat mereka membangun hubungan, mencari pengalaman, dan menemukan diri mereka. Baik buruknya pengalaman itu kembali pada bagaimana mereka memanfaatkannya dan bagaimana lingkungan mengarahkan. Dari sinilah kita bisa melihat bahwa Roblox bukan hanya platform game online tetapi salah satu contoh cara Gen Z bersosialisasi di era modern.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image