Mengapa Sensory Play Penting Diberikan Sejak Bayi?
Eduaksi | 2025-12-08 17:51:06
Bermain dengan sensory play atau permainan sensorik, adalah kegiatan yang melibatkan anak dalam berbagai jenis rangsangan sensorik. Contohnya seperti sentuhan, bau, rasa, suara, dan visual. Permainan ini memiliki manfaat yang signifikan bagi perkembangan anak. Sensory play membantu dalam pengembangan sensorik anak. Melalui permainan ini, anak dapat merasakan berbagai tekstur, suara, dan bau, yang dapat membantu memperkuat indra dan mengoptimalkan persepsi sensorik. Pertumbuhan dan perkembangan anak cukup pesat pada tiga tahun awal kehidupannya. Pada usia ini, biasanya anak mulai suka menyentuh dan memasukkan benda-benda yang ia lihat, mengeluarkan suara lucu dari mulut, atau memukul benda di sekitarnya yang mengeluarkan bunyi. Bagi orang dewasa, kegiatan-kegiatan yang dilakukan anak mungkin terlihat sepele ya. Padahal, anak sedang belajar beradaptasi dengan lingkungan melalui pancaindranya. Untuk pertumbuhan yang optimal, disarankan untuk bisa memberikan stimulasi yang tepat pada seluruh indra anak melalui sensory play. Menurut Piaget, bayi pada tahap ini membangun pemahaman dunia melalui indra mereka (sensori) dan tindakan fisik (motorik). Permainan sensorik menyediakan rangsangan dan kesempatan bagi bayi untuk terlibat dalam siklus reaksi melingkar, kembali melakukan tindakan yang menghasilkan hasil yang menarik (misalnya menggetarkan kerincingan, menekan mainan berbunyi). Melalui pengalaman langsung ini, bayi secara aktif membangun skema (kerangka mental) tentang objek dan lingkungan. Contohnya, saat bayi menyentuh tekstur yang berbeda, ia menginternalisasi konsep seperti “lembut,” “kasar,” atau “dingin.” Oleh karena itu, permainan sensorik adalah mekanisme utama yang mendukung bayi untuk memahami kenyataan, mengembangkan koordinasi tangan-mata, dan bertransisi dari refleksi perilaku menuju perilaku yang lebih terarah dan bertujuan, sesuai dengan kerangka berpikir Piaget. Manfaat Sensory Play Pada Anak Sensory play atau permainan sensorik adalah permainan atau kegiatan yang memberikan stimulasi pada pancaindra anak, yaitu penglihatan (mata), pendengaran (telinga), peraba (kulit), penciuman (hidung), dan pengecap (lidah). Di masa bayi, perkembangan otak terjadi sangat pesat, menciptakan miliaran koneksi saraf. Sensory play ini berfungsi sebagai “bahan bakar” dalam proses ini. A. Perkembangan Otak dan Kognitif Membangun jaringan syaraf, ketika bayi menyentuh tekstur, mendengar suara baru, atau melihat warna yang kontras sehingga membuat koneksi saraf di otaknya semakin kuat. Semakin banyak stimulasi yang diterima, semakin kuat jaringan otaknya. Serta pengalaman sensorik yang berulang dapat membantu bayi membentuk ingatan dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah anak secara sederhana. B. Pengembangan Bahasa dan Komunikasi Saat bayi berinteraksi dengan sensori, orang tua terkadang mendampingi dengan seperti “bunyi kerincing” atau “air dingin” yang membuat anak menemukan pemahaman baru yang terhubung langsung dengan pengalaman fisik mereka sehingga memperkaya pemahaman bahasa reseptif dan ekspresif mereka. C. Pengembangan Keterampilan Motorik Dalam kegiatan motorik halus seperti mengambil butiran beras, meremas adonan, atau menggerakkan benda kecil akan melatih otot-otot tangan dan jari. Pengalaman itu yang nantinya akan menjadi bekal anak dalam belajar untuk makan sendiri, menulis, dan mengancingkan bajunya sendiri. Dan untuk motorik kasar saat anak belajar memanjat benda yang dituju, mencapai di atas alas yang bertekstur, atau bermain bola besar akan melatih otot-otot besar, keseimbangan, dan koordinasi tubuh. D. Regulasi Emosi dan Keterampilan Sosial Pengadaan sensori play secara berulang akan menciptakan efek ketenangan (suara gemericik udara). Ini yang akan membantu bayi belajar cara menenangkan diri dan mengelola stimulasi yang berlebihan. Bermain sensori bersama orang tua atau anak-anak lain secara tidak langsung mengajarkan anak untuk berbagi, menunggu giliran bermain, dan berinteraksi dalam lingkungan yang aman dan menyenangkan. Permainan Sensorik Macam-Macam 1. Tactile : Tactile adalah permainan sensorik untuk dikembangkan dalam skala kecil. Orang tua atau orang terdekat dapat mengajak anak untuk mengeksplorasi berbagai benda menggunakan tangan. Dari permainan tactile, anak dapat mempelajari berbagai macam tekstur, tekanan, suhu, dan getaran suatu benda. 2. Auditory : Permainan sensorik auditori penting untuk melatih kemampuan pendengaran anak dalam membedakan suara secara spesifik. Ketika kemampuan auditori anak sudah berkembang, anak dapat membedakan suara keras, suara pelan, suara televisi, suara Ibu, suara mobil Ayah, suara orang asing yang tidak dikenalnya, dan lain sebagainya. 3. Visual Play : Merupakan stimulasi yang diberikan untuk mengenalkan si kecil pada warna, tingkat kecerahan cahaya, gerakan suatu benda, dan stimulasi visual lainnya. Jadi, kemampuan melihat anak menjadi lebih baik. 4. Vestibular : Vestibular sensory play digunakan untuk melatih keseimbangan tubuh anak. Vestibular itu sendiri adalah sistem koordinasi gerak tubuh yang terletak pada bagian dalam telinga. Untuk membuatnya semakin kuat dan peka, Ibu perlu menciptakan berbagai macam aktivitas fisik yang membuat anak menggerakkan kepalanya ke berbagai posisi. Salah satunya seperti tummy time, mengajak anak bersantai, dan lain sebagainya. 5. Proprioceptive : Proprioceptive atau permainan sensorik kesadaran tubuh berfungsi untuk melatih kepekaan si kecil terhadap keberadaan dirinya di dalam sebuah ruang dan kekuatan otot yang harus digunakan saat melakukan suatu aktivitas seperti mendorong, menarik, dan mengangkat suatu objek. Ide Sensory Play Pada Anak A. Untuk anak usia 0-3 bulan 1. Colourful Skies : dengan menggantung mainan atau benda yang berwarna-warni di atas kasur tidur bayi. Gunakan benda atau mainan yang ramah anak pastikan tidak mudah jatuh sehingga tidak membahayakan. 2. Toucy-touch : Untuk mengenalkan anak pada kepekaan sentuhan, visual, dan suara. Ibu dapat menyentuh lembut berbagai bagian kulit bayi sambil memancarkan suara-suara bernada riang seperti “beeb”, “toot”, atau menyanyikan lagu. Selain sentuhan lembut, Ibu juga dapat menggelitik perut atau telapak kaki bayi untuk memberikan rangsangan yang lebih intens. Setelah melakukan permainan ini selama beberapa saat, bayi mungkin akan segera mengikuti arah gerakan tangan Ibu dan mempersiapkan diri agar tidak terkejut ketika menerima sentuhan. 3. Cermin, Cermin di Dinding : Latih kepekaan visual bayi dengan memasang kaca di depan si Kecil. Sentuh kaca dan katakan nama bayi. Seiring berjalannya waktu, ia akan mulai mengerti siapa bayi yang wajahnya ada di dalam kaca. B. Untuk anak usia 4-6 bulan 1. Touch the Fabric : Kenalkan bayi pada berbagai tekstur kain yang berbeda untuk melatih kepekaan dalam perabanya. Ibu dapat mengeluarkan baju yang terbuat dari kain wool, korduroi, beludru, satin, dan lain sebagainya. 2. Let's Fly : Angkat dan turunkan bayi dengan perlahan dengan tingkat ketinggian yang berbeda-beda untuk memberikan stimulasi pada pergerakan dan keseimbangan tubuh (proprioseptif dan vestibular). 3. Rolling Ball : Untuk memulai permainan ini, Ibu perlu menyiapkan bola plastik dan bola yang terbuat dari berbagai jenis kain sehingga memberikan stimulasi tekstur permukaan benda yang kaya. Ajak anak untuk menggelindingkan, menjatuhkan, dan memantulkan bola-bola tersebut. C. Untuk anak usia 7-9 bulan 1. Lift the Block : Perkuat proprioseptif bayi dengan mengajaknya untuk mengangkat dan membalik balok berbagai ukuran. Biarkan ia mengenali berbagai macam berat benda sehingga ia tahu sebesar apa gaya yang dibutuhkan agar balok terangkat. 2. Jadilah Pengamat : Ajak anak untuk mengamati mainannya yang memiliki berbagai bentuk, warna, tekstur, ukuran, dan bunyi baik dari jarak dekat maupun dari jarak jauh. Selain mengamati mainan dari jarak dekat dan jauh, Ibu juga dapat mengajak anak untuk secara perlahan meraba permukaan mainan menggunakan dua tangan. Kegiatan ini dapat digunakan untuk melatih sebagian besar panca indera bayi. 3. Ayo Berpetualang : Ajak anak mengamati lingkungan tempatnya berada dan motivasi si Kecil agar ia mau bergerak mulai dari tengkurap, duduk, memanjat, hingga berdiri dengan bantuan Ibu. Stimulasi ini akan sangat membantu perkembangan sistem vestibular dan proprioseptif bayi, sehingga kelak ia memiliki koordinasi dan keseimbangan tubuh yang baik dalam melakukan berbagai aktivitas. D.Untuk anak usia 10-12 bulan 1. Peek-a-Boo Sensory Board : manfaatkan tutup tisu basah untuk membuat Peek-a-Boo Sensory Board. Untuk membuat papan permainan ini, Ibu perlu menyiapkan selembar karton tebal atau kardus bekas. Tempel tutup tisu bekas dan rekatkan benda dengan berbagai tekstur di dalamnya. Ibu dapat merekatkan kain, benang dinding, manik-manik, slime, kertas, bubble wrap, dan benda bertekstur lain di dalamnya untuk menstimulasi indera peraba dan proprioceptive si Kecil. 2. This Is Your Body : Ibu dapat mengajak anak untuk duduk atau berdiri di depan kaca besar. Setelah itu, tunjuk dan sebutkan nama-nama bagian tubuh bayi satu per satu. Selain membuat mengenali anggota tubuhnya, kegiatan ini akan membantu mengembangkan kemampuan visual si Kecil. 3. Treasure Hunt : ajak anak untuk menjelajahi halang rintang yang dibuat dari berbagai benda dan furnitur di dalam rumah. Ibu bisa mengajak anak untuk melompati tumpukan bantal, melewati bawah meja makan, meniti garis lantai, dan lain sebagainya. Di tengah-tengah perjalanan, Ibu dapat menyediakan aneka kotak sensorik berisi pasir sintetis, slime, playdough, atau es batu. Kubur beberapa mainan plastik kecil di dalamnya agar dicari oleh anak menggunakan tangan kosong.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
