Ketika Hewan Berbahaya Hinggap di Makananmu, Lalat
Edukasi | 2025-12-08 15:42:36
Bayangkan kamu sedang mengantri untuk jajan cireng di abang-abang gerobakan pinggir jalan. Semuanya tampak normal, si penjual membungkus makanan untuk orang di depanmu dan kamu berdiri di sana, memegang uang sambil melihat apa saja yang ada di etalase gerobaknya. Oh, tapi tiba-tiba saja kamu melihat sesuatu. Bukan varian cireng baru yang kemudian menarik minatmu, melainkan seekor lalat yang masuk ke etalase dan hinggap di salah satu makanan. Mungkin, pada awalnya kamu hanya akan berpikir, “oh, cuma seekor lalat, tidak masalah.”
Namun, itulah awal dari masalah yang sebenarnya. Seekor lalat yang kamu lihat itu bisa jadi telah hinggap di berbagai tempat seperti selokan, tempat sampah, ataupun tempat-tempat kotor lainnya yang kamu tidak mau makananmu untuk berada di sana. Musca domestica, mungkin terdengar keren, tapi itu adalah nama latin dari serangga bandel yang sering kamu lihat sehari-hari, lalat rumah. Dalam dunia medis, lalat disebut sebagai vektor mekanik. Hal ini berarti lalat berperan untuk menyebarkan patogen yang bisa membuatmu sakit.
Jadi, jika kamu diare setelah makan sesuatu yang dihinggapi lalat, itu tidak semata-mata karena lalat yang hinggap, melainkan pada patogen yang ia bawa.Dari berbagai spesies lalat yang ada, Musca domestica merupakan yang paling banyak ditemukan. Ia menyukai zat organik juga makanan basah, jadi tidak heran jika kamu sering melihatnya di rumah, di sekitar tempat sampah, ataupun terbang di atas makanan yang kamu biarkan terbuka. Kebiasaannya untuk asal hinggap ini membuat lalat rumah berpotensi untuk menyebarkan patogen seperti Salmonella typhi, Escherichia coli dan Vibrio cholerae yang bisa membuat kamu sakit.
Sebut saja tipus, diare, disentri, dan kolera, sebagai penyakit yang mungkin disebabkan oleh patogen yang dibawa lalat.Jika kamu merasa terlalu banyak lalat di sekitarmu, tentu itu bukan pertanda yang baik. Kehadiran terlalu banyak lalat bisa berarti lingkungan di sekitarmu kurang terjaga kebersihannya. Tingginya produksi sampah organik, ditambah dengan buruknya sistem sanitasi bisa memperparah kondisi ini. Bayangkan saja, kamu baru memegang daging ayam mentah yang sebelumnya dihinggapi lalat dan tanpa mencuci tangan, kamu langsung mengambil ayam goreng yang siap dihidangkan. Hal inilah yang dinamakan kontaminasi silang dan ini tidak kalah bahayanya dari lalat yang hinggap langsung di makananmu.
Mungkin kamu sudah bisa membayangkan, agar kita bisa bebas dari penyakit yang dibawa lalat-lalat nakal ini, salah satu caranya yaitu menekan populasi lalat itu sendiri. Penekanan populasi ini bisa dilakukan dengan menjadikan lingkungan tempat tinggal kita menjadi tempat yang tidak sesuai bagi lalat rumah untuk tinggal dan berkembang biak. Bagaimana caranya? Mungkin dengan hal-hal kecil seperti menjaga rumahmu tetap bersih dan mencegah adanya genangan air di sekitar rumah, karena genangan air tidak hanya akan mengundang lalat, tapi juga serangga vektor mekanik lainnya seperti nyamuk.
Jangan lupa juga untuk membuang sampahmu secara teratur sehingga lalat tidak akan terpanggil masuk, serta tutup rapat makanan dan minuman agar tidak dihinggapi oleh lalat.Dengan menekan populasi lalat, kita juga memelihara lingkungan kita tetap bersih dan sehat. Tapi, dengan perginya lalat, tidak berarti kita lantas terbebas dari ancaman bakteri dan virus penyebab penyakit. Selain kebersihan lingkungan, juga penting untuk menjaga kebersihan diri. Cucilah tangan kalian menggunakan sabun sebelum menyentuh makanan, juga berhati-hatilah dengan peralatan dapur yang kamu gunakan untuk mencegah kontaminasi silang.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
