Peran Perawat Sebagai Perantara Komunikasi Multidimensi
Medika | 2025-12-05 10:43:11
Dalam pelayanan kesehatan, peran perawat lebih dari sekadar memberi obat dan merawat pasien. Perawat memiliki posisi utama yaitu sebagai penghubung komunikasi multidimensi antara pasien, medis, dan keluarga hingga sistem. Hal tersebut merupakan peran krusial yang menentukan kualitas asuhan keperawatan, efektivitas pengobatan, dan keselamatan pasien. Dalam lingkungan kesehatan yang kompleks, penting bagi perawat untuk memiliki kemampuan mengkomunikasikan informasi dari segala arah karena menjadi salah satu inti dari praktik profesionalis mereka.
Dimensi Inti / Internal (Pasien-Keluarga)
Pada dimensi ini, Perawat sebagai penyedia informasi tentang pasien untuk disampaikan kepada keluarga pasien. Hal ini tidak hanya sekadar berbicara, perawat dituntut untuk mahir dalam komunikasi terapeutik yang didasarkan pada sikap empati, mendengar aktif dan kehadiran yang tulus.
- Sebagai Edukator: Perawat akan menjelaskan keadaan pasien, rencana perawatan sampai kepulangan pasien, serta memberdayakan mereka untuk berpartisipasi aktif dalam pemulihan pasien. Disini perawat harus mampu menerjemahkan istilah medis yang rumit menjadi Bahasa yang mudah dipahami keluarga pasien sehingga tidak terjadi miskomunikasi atau mistafsir.
- Sebagai Advokad: Perawat menginformasikan mengenai kekhawatiran, rasa sakit, atau rencana pengobatan pasien kepada tenaga kesehatan lainnya. Melalui pengawasan pasien selama 24 jam, perawat mudah dalam memahami kebutuhan pasien yang seringkali terlewatkan oleh tenaga kesehatan lainnya. Komunikasi efektif yang terjadi pada dimensi ini tidak hanya mengurangi kecemasan pasien tetapi juga dapat meningkatkan kepatuhan terhadap pengobatan dan hasil kesehatan secara keseluruhan.
Dimensi Kritis (Tim Tenaga Kesehatan)
Disini perawat sebagai penghubung komunikasi antar profesional kesehatan lainnya. Salah satu penyebab kesalahan dalam pengobatan pasien adalah komunikasi yang tidak efektif diantara tenaga kesehatan lainnnya, yang sangat penting untuk keselamatan pasien.
- Serah Terima Informasi Antar Sift: Saat pergantian sift, perawat menerapkan sistem kerja yang terstruktur untuk mentransfer informasi medis pasien yang kritikal secara ringkas, lengkap dan akurat. Misalnya dengan teknik SBAR, sehingga memastikan setiap penerima informasi memiliki pemahaman yang sama tentang status pasien.
- Kolaborasi Antar Profesional Kesehatan: Perawat berpartisipasi aktif dalam diskusi kasus, pemegang data vital mengenai respon pasien terhadap tindakan perawatan dan perubahan kondisi kesehatan.
- Dokumentasi yang Akurat: Semua dokumentasi hendaknya dilaksanakan dalam bentuk komunikasi tertulis yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan. Dokumentasi bersifat jelas, nyata dan akurat sehingga dapat memastikan bahwa setiap tim kesehatan memiliki akses pada riwayat perawatan yang terbarukan.
Dimensi Eksternal (Institusi-Sistem)
Peran perawat juga mencakup pada komunikasi dengan sIstem yang lebih besar, seperti administrasi rumah sakit, pengatur perawatan, dan lainnya.
- Koordinasi Sumber Daya: Perawat seringkali menyuarakan akan kebutuhan mendesak pasien akan persediaan, peralatan ataupun staff tambahan kepada manajemen terkait, untuk memastikan perawatan tidak terhambat oleh kekurangan logistik.
- Pelaporan Insiden dan Kualitas: Perawat seringkali menjadi orang pertama yang mengetahui akan kegagalan sistem atau protokol yang dapat membahayakan pasien. Melalui pelaporan atas insiden, mereka dapat mengkomunikasikan timbal balik/saran penting kepada manajemen sehingga memicu proses perbaikan kualitas dan kebijakan keselamatan.
Kendala yang Dihadapi
Kendala dalam komunikasi multidimensi yang utama adalah beban kerja yang berat dan terbatas waktu. Dengan kondisi seperti ini membuat komunikasi menjadi tidak tersampaikan dengan lengkap. Pelatihan komunikasi terutama dalam keadaan mendesak serta struktur kerja tersistem menjadi solusi dan investasi karena termasuk hal vital dalam pelayanan kesehatan.
Kesimpulan
Kesimpulannya, perawat sebagai perantara komunikasi bukan lagi menjadi fungsi pendukung, melainkan juga sebuah kompetensi inti dalam keperawatan yang mendorong kualitas pelayanan kesehatan. Perawat yang mahir menjembatani komunikasi secara internal, eksternal dan kritis akan menjadi pilar utama/contoh bagi patient safety dan kualitas pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
