Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Feybia Sari Dewi

Perawat Peduli: Komunikasi yang Menyembuhkan

Hospitality | 2025-11-21 17:05:43

Komunikasi merupakan hal yang penting dalam berbagai aspek kehidupan, tak terkecuali dalam aspek kesehatan. Komunikasi yang dilakukan secara sadar dan memiliki tujuan yang dipusatkan untuk kesembuhan pasien atau yang disebut dengan komunikasi terapeutik adalah hal yang perlu dilakukan dalam perawatan kepada pasien. Derasnya perkembangan teknologi saat ini tidak akan menggantikan peran tenaga kesehatan dalam melayani pasien dengan penuh empati dan rasa hangat.

Gambar ini dibuat dengan bantuan AI Gemini

Teknik Komunikasi yang Baik

Mendengarkan keluhan pasien dengan penuh perhatian, memperhatikan dengan cermat isi pembicaraan pasien, dan mendorong pasien untuk mengenali dan menerima perasaannya sendiri. Penerapan teknik komunikasi yang benar adalah wujud dari terapi emosional, tanggapan yang penuh empati seperti, “Saya mengerti posisi anda, saya di sini untuk membantu,” akan memberikan dampak yang menenangkan hati dan rasa nyaman pada pasien.

Kebenaran di Lapangan

Hal yang terjadi di lapangan ternyata justru berbanding terbalik, tidak sedikit pasien yang mengeluhkan perawatan yang diberikan oleh perawat atau tenaga kesehatan lain cenderung terburu-buru dan kaku, hal itu akan memberikan rasa tidak nyaman kepada pasien. Hal tersebut dapat terjadi karena beban pekerjaan yang melebihi kapasitas dan menyebabkan terbatasnya waktu dalam pemberian layanan pada pasien, sehingga perawat hanya memberikan pelayanan fisik tanpa memberikan pelayanan psikologis.

Peningkatan Rasa Empati pada Layanan

Peningkatan rasa empati dalam pemberian layanan kesehatan perlu dilakukan sejak menempuh pendidikan, beberapa rumah sakit pendidikan telah menerapkan program pelatihan yang mampu meningkatkan cara berkomunikasi dengan baik pada pasien. Contohnya, program yang ada pada RSUD Dr. Soetomo Surabaya, yaitu Patient-Centered Care yang merupakan pelatihan pada para perawat untuk memahami kondisi emosional pasien sebelum melakukan tindakan medis sesuai prosedur. Hal tersebut terbukti meningkatkan kepuasan pasien setelah diterapkan secara konsisten.

Menjadi Perawat yang Menyembuhkan Lewat Perawatan dan Kata

Setiap orang beranggapan bahwa tugas tenaga kesehatan adalah memberikan pelayanan hingga pasien sembuh. Nyatanya, perawatan fisik saja tidak cukup untuk membuat seorang pasien sembuh. Berbagai kecemasan yang hinggap pada setiap pasien perlu ditangani dengan memberikan pelayanan psikologis. Tenaga kesehatan yang mampu mendukung pasien menyampaikan perasaan dan pikirannya, mendengar secara aktif dan penuh perhatian, tanpa menyela, dan mampu mencari cara untuk menyelesaikan permasalahannya adalah hal yang dibutuhkan oleh semua pasien.

Pasien yang merasa dirinya didengar dan diperhatikan dengan baik akan lebih berani untuk mengeluarkan keluhan, sehingga perawat akan memberikan pelayanan yang lebih tepat kepada pasien. Pasien akan menganggapnya teman pada proses penyembuhan sehingga tumbuh rasa percaya yang tinggi pada perawatan yang diberikan.

Dalam dunia kesehatan, kata-kata adalah hal yang sama pentingnya dengan obat. Penerapan komunikasi terapeutik yang benar akan menyembuhkan luka yang mungkin tidak terlihat oleh mata. Memberikan perawatan berarti hadir saat dibutuhkan, bukan hanya secara fisik, tapi juga memberikan perawatan pada jiwa semua pasien.

Jika tenaga kesehatan mampu menerapkan komunikasi terapeutik yang baik, maka perjalanan dalam pemulihan tidak akan menjadi hal yang menakutkan dan memberikan kecemasan, namun menjadi hal yang penuh kehangatan dan kesenangan karena selangkah lebih maju menuju kesembuhan. Kemanusiaan harus terus diterapkan dalam hal apapun, termasuk dalam hal kesehatan pada semua manusia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image