Intensitas Sabar Dan Syukur Pertajam Harkat Spiritualitas Selama Ramadhan
Lomba | 2022-03-11 10:59:14Salah satu tanda keberlanjutan sirkulasi hidup manusia adalah dengan ujian yang diberikan oleh Allah, untuk menguji seberapa besar keimanan dan ketakwaan kita dalam menghadapi ujian yang diberinya. Selain itu, ujian yang kita hadapi dapat menambah kedewasaan cara berfikir dan cara bersikap dalam menjalani kehidupan sehari-hari sehingga dari tiap-tiap tingkatan ujian yang kita hadapi akan membentuk pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Sabar berasal dari bahasa Arab, yaitu Ash-Shabru yang berarti menahan diri dari keluh kesah. Menurut M. Quraish Shihab, sabar adalah menahan diri atau membatasi jiwa dari keinginan demi mencapai sesuatu yang baik atau luhur. Dengan kata lain sabar diartikan sebagai sikap yang tidak lemah, semangat, dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi setiap ujian yang diberikan Allah. Dengan begitu sikap sabar dapat menjadi sumber kekuatan bagi seseorang untuk terus maju, menghadapi setiap cobaan dengan semangat. Dalam Al-qur’an dijelaskan bahwa Allah mencintai orang-orang yang sabar dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi setiap masalah kehidupan.
Kesabaran sangat berhubungan dengan keimanan dan amal shalih seseorang. Kesabaran akan mendatangkan keberuntungan dan meminimalisir rasa takut. Aspek sabar mencangkup dua hal, yaitu sabar dalam menghadapi penderitaan dan sabar dalam menghadapi kesenangan.
Aspek sabar yang pertama tengah kita hadapi saat ini, terutama dalam mempersiapkan diri untuk menyambut datangnya bulan suci ramadhan di tengah Pandemi. Umat muslim diuji untuk tetap tegar dan sabar sepanjang bulan suci Ramadhan dengan kondisi Pandemi yang memuncak pada bulan Februari yang lalu, dan enggan mereda sejak 3 tahun yang lalu. Sabar dalam menghadapi cobaan Allah dapat disikapi dengan bagaimana ritme kita dalam melalui ujian yang Allah berikan dengan bijak.
Sedangkan, aspek sabar yang kedua selalu hadir dalam setiap kebahagiaan dan kenikmatan yang Allah berikan kepada kita. Hal ini menyadarkan kita untuk tetap qana’ah, tawadhu’, dan bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Karena di setiap kebahagiaan yang kita lalui menyisakan kesedihan bagi sebagian orang lainnya. Takdir yang menimpa manusia bisa merupakan takdir yang menyenangkan dan juga takdir yang menyedihkan atau berupa musibah. Kedua perkara takdir tersebut harus disikapi dengan rasa syukur dan sabar.
Ketidaksabaran hadir dalam stress atau frustasi. Saat menyadari rasa kehilangan kesabaran, kita dapat dengan sadar memilih cara untuk meredakan emosi. Hal ini dapat ditangani melalui cara diantaranya: Menahan diri dari sifat kegundahan dan rasa emosi, menahan lisan dari keluh kesah, menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah, serta mengembalikan segala perkara kehidupan kepada Allah yang maha kuasa. Sesungguhnya Pertolongan Allah hadir bersama kesabaran, kelapangan, dan kesusahan. Karena sejatinya kemudahan selalu itu beriringan dengan kesulitan. Dan kesabaran lebih menolong perkara kesulitan secara singnifikan daripada bala bantuan manusia.
Pengertian syukur berasal dari bahasa Arab “syakaro-yaskuru-syukron” yang artinya pujian kepada pemberi kebaikan. Syukur adalah bagian dari rasa berterima kasih, lega, senang bangga, dan masih banyak lagi. Dalam islam, pengertian syukur adalah dekat dengan ibadah. Syukur adalah mengakui nikmat kepada yang memberi nikmat dan menyatakan secara rububiyahnya.
Esensi syukur terletak pada perbuatan dan tindakan nyata sehari-hari. Ibnu al-Qayyim merumuskan tiga faktor yang harus ada dalam konteks syukur secara sungguh-sungguh, yaitu dengan lisan dalam bentuk pengakuan dan pujian, dengan hati dalam bentuk kesaksian dan kecintaan, serta dengan seluruh anggota tubuh dalam bentuk amal perbuatan. Allah menjadikan syukur sebagai tujuan penciptaan makhluk dan puncak dari perintahnya. Allah telah menjanjikan pahala yang besar bagi pelakunya dan menjadikannya sebagai sebab bertambahnya nikmat dan karunianya, serta menjadikannya sebagai penjaga dan pelanggeng hadirnya nikmat Allah.
Dalih terus mengeluh dan mengaduh, sesungguhnya Allah sedang menguji keimanan setiap dari kita, terutama dalam menyambut bulan suci Ramadhan kali ini. Ada baiknya untuk kita turut bersyukur pada kesempatan ini, karena Allah masih memberikan kita kesempatan untuk menyelami bulan suci Ramadhan kesekian kalinya, dan menjalani ibadah dengan ikhlas bersama orang-orang yang kita sayangi sekalipun harus terbatas jarak dan waktu.
Banyak kejadian di muka bumi ini yang tidak harus dijelaskan secara logis karena Allah mengirimkan petunjuk kepada umatnya melalui pertanda-pertanda agar ia sadar akan keesaanya. Rasa syukur harus ditimbulkan secara istiqomah dalam diri setiap muslim, kebanyakan dari mereka lebih sering mengeluh dan lupa akan segala nikmat yang Allah berikan kepadanya, sehingga seringkali Allah memberikan sebuah peringatan atau musibah kepada hambanya agar selalu bersyukur dalam setiap keadaan. Lawan kata syukur adalah kufur. Artinya mendustakan atau mengingkari nikmat. Dan juga merupakan ingkar kepada tanda-tanda kekuasaan Allah.
Bulan suci ramadhan diperkirakan akan dimulai pada 2 April 2022, dan menurut perhitungan Hari Raya Idul Fitri yang merupakan akhir dari bulan suci ramadhan akan dirayakan pada 2 Mei 2022. Tidak terasa bahwa waktu berlalu begitu cepat, tidak kurang dari 23 hari lagi bulan suci ramadhan sudah menanti di depan mata.
Menurut data yang beredar, kasus Covid-19 selalu melonjak beberapa pekan setelah momentum hari libur nasional dimana momentum hari tersebut bertepatan dengan hari raya keagamaan salah satunya. Sejatinya, Lonjakan kasus Covid-19 tidak tergantung pada suatu peringatan keagamaan tertentu. Justru hal ini disebabkan oleh mobilitas masyarakat yang tidak teratur menjelang datangnya hari libur nasional.
Dari data yang didapatkan, bertepatan dengan tahun baru Imlek 2573 Kongzili pada 1 Februari 2022, kasus Covid-19 di Indonesia berjumlah 16.021. angka kasus harian Covid-19 terus melonjak sejak awal bulan Februari hingga menyentuh angka 64.718 pada tanggal 16 Februari 2022 atau sekitar dua pekan setelah libur Imlek. Angka ini telah melampaui puncak gelombang kedua dan merupakan yang tertinggi selama pandemi.
Salah satu pakar Epidemologi dari Griffith University, Dicky Budiman memperediksi Omicron mulai mereda sebelum Ramadhan 2022. Namun untuk mewujudkan situasi ini diperlukan kerjasama antar pemerintah dan masyarakat. Beliau mengatakan “Kalau kita semua disiplin, puasa besok itu kita bisa lakukan aktivitas, relatif tenang, dengan protokol kesehatan yang ketat. Tidak mesti ada PPKM Darurat, tidak, karena resikonya membaik puasa ini”. Kendati demikian, masyarakat tetap diharapkan bersabar dan menahan diri untuk tidak mudik “Tapi saya mengingatkan kita semua harus bersabar, menahan diri, kalau bisa enggak mudik, ya jangan (mudik). Kalau misal harus mudik, ya tes dulu, pastikan sudah booster, pastikan mematuhi prokesnya” ujarnya. “Jangan tenang karena ini sudah landai, jangan abai, meskipun cakupan vaksinasi meningkat, kalau bisa membatasi diri (tidak bepergian) itu lebih baik”.
Kementrian Kesehatan memberitahu kabar baik soal penanganan pandemi Covid-19 sejak awal Maret 2022. Menurut data yang dihimpun Kemenkes, tren situasi pandemi memperlihatkan ke arah perbaikan. Hingga tanggal 6 Maret 2022, kasus aktif Covid-19 konsisten menunjukkan tren penurunan yang kini angkanya sudah di bawah 500.000 kasus per hari. Sejak tanggal 1 Maret 2022 kasus aktif menyentuh angka 5.589.176 sedangkan hari ini 10 Maret 2022 berada pada angka 5.826.589 diikuti angka kesembuhan yang juga konsisten meningkat. Jumlah pasien sembuh per hari mencapai 5.258.235 orang.
Pemerintah perlu mempercepat proses vaksinasi Covid-19 sebelum Ramadhan, setidaknya 60 persen dari total populasi di Indonesia sudah divaksinasi lengkap dan 50% kelompok beresiko tinggi terhadap Covid-19 sudah di booster. Selain itu, pemerintah harus memeperkuat 3T (testing, Tracing, Treatment). Khusus tracing, Dicky menyarankan untuk dilakukan secepat mungkin agar temuan kasus kontak erat segera diisolasi atau karantina. Idealnya tracing dilakukan paling lama 48 jam sejak kasus Covid-19 ditemukan. Selain itu, masyarakat harus memperketat pelaksanaan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan).
Melalui penerapan protokol kesehatan yang tepat termasuk saat beribadah bagi semua pemeluk agama, dan penerapan protokol kesehatan yang sesuai dengan aturan yang ditetapkan merupakan bagian dari mencegah penyebaran Covid-19 meluas. Maka untuk mengakselerasikan nilai spiritualitas khususnya dalam menyambut Ramadhan kali ini, diharapkan setiap dari kita tidak abai terhadap berbagai arahan dan aturan yang mengikat terkait Covid-19 dan berbagai arahan dari pemerintah. Tetap bersabar dalam menjalani harinya, dan bersyukur untuk setiap momen dan kesempatan yang Allah berikan kepada kita.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.