Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sayyidati Mujnah Ulyaun Nisa

Pentingnya Pendidikan Pancasila

Info Terkini | 2025-12-02 07:52:18
sumber foto: https://share.google/ohiw8MXI0PXswoLnP

Pendidikan Pancasila diperlukan untuk membentuk karakter manusia yang professional dan bermoral. Hal tersebut dikarenakan perubahan dan infiltrasi budaya asing yang bertubi-tubi mendatangi masyarakat Indonesia bukan hanya terjadi dalam masalah pengetahuan dan teknologi, melainkan juga berbagai aliran (mainstream) dalam berbagai kehidupan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan Pancasila diselenggarakan agar masyarakat tidak melupakan identitas budaya bangsa sendiri sekaligus menjadi pembeda dengan bangsa lain.

SK Dirjen Dikti No 38/DIKTI/Kep/2002, Pasal 3, Ayat (2) menyatakan bahwa kompetensi yang harus dicapai mata kuliah pendidikan Pancasila adalah menguasai kemampuan berpikir, bersikap rasional, dan dinamis, serta berpandangan luas sebagai manusia intelektual. Ini bertujuan untuk membentuk mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi terhadap berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal ini menjadi penguat bahwa pendidikan Pancasila benar-benar dibutuhkan untuk menanamkan nilai-nilai moral Pancasila kepada generasi penerus cita-cita bangsa.

Pada era modern yang semakin besar ini, pancasila sebagai dasar kehidupan bisa saja terusir dari remaja-remaja yang semakin di pengaruhi oleh budaya luar. Derasnya arus modernisasi dan perubahan sosial, nilai-nilai Pancasila kerap dianggap sekadar materi pelajaran yang rutin diajarkan. Namun, bagi sebagian orang, Pancasila bukan hanya rangkaian sila yang dihafal, melainkan fondasi hidup berbangsa yang justru terasa makin penting di tengah dinamika zaman.

Salah seorang mahasiswa menegaskan bahwa Pancasila memiliki posisi yang tidak tergantikan. “Penting banget.” ujarnya ketika ditanya apakah Pancasila masih penting dalam lingkup pendidikan. Baginya, Pancasila adalah dasar negara sekaligus pembentuk karakter bangsa. “Kalau kita tidak mempelajarinya, Indonesia bisa kacau.” tambahnya. Ia menilai alasan mengapa Pancasila menjadi pelajaran wajib sejak kecil sampai perguruan tinggi adalah agar generasi muda tidak kehilangan identitas dan arah dalam hidup bermasyarakat.

Pandangan serupa datang dari mahasiswa lain yang melihat Pancasila sebagai arah moral dalam kehidupan sehari-hari. Ia menyebutkan bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya membantu seseorang membedakan mana yang baik dan buruk. “Di situ ada norma-norma yang bikin hidup kita lebih terarah, lebih lurus.” katanya. Menurutnya, Pancasila bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk menjaga keseimbangan dalam kehidupan bermasyarakat.

Pengalaman pribadi mahasiswa lain juga menunjukkan bagaimana Pancasila hadir bukan sebagai konsep abstrak, melainkan nilai yang hidup dalam interaksi sosial. Ia mengaku pernah merasakan lingkungan yang semakin egois dan individualis. Namun pengalamannya bersama teman-teman yang berbeda agama, suku, dan budaya membuatnya kembali merasakan makna keberagaman Indonesia. Ia menyadari bahwa nilai-nilai Pancasila, mulai dari kemanusiaan, musyawarah, hingga keadilan, sebenarnya sudah diajarkan dan dipraktikkan sejak kecil. “Saat adanya perbedaan pendapat, penting banget kita memperhatikan nilai-nilai Pancasila agar bisa saling menghargai,” jelasnya.

Ia juga menegaskan bahwa keberagaman yang menjadi kekuatan Indonesia hanya bisa berdiri kokoh bila ditopang oleh Pancasila. Tanpa itu, keseimbangan yang selama ini dijaga akan mudah goyah.

Melalui berbagai pandangan mahasiswa ini, dapat dilihat bahwa Pancasila bukan sekadar mata kuliah wajib atau hafalan upacara bendera. Pancasila adalah pedoman hidup yang membentuk cara pandang, sikap, dan perilaku generasi muda. Di tengah tantangan intoleransi, konflik sosial, hingga derasnya pengaruh budaya global, pendidikan Pancasila tidak hanya penting, namun menjadi kebutuhan mendesak agar nilai kebangsaan tetap terjaga.

KELOMPOK 1

 

  • SAYYIDATI MUJNAH ULYAUN NISA 1251300015

 

  • SELLY TRI MAJID 1251300025

 

  • LUTHFI NURUL AINI 1251300027

 

  • MUHAMMAD RIFAT 1251300144

 

  • HAZIMA NAJWA SULAIMAH 1251300147

 

  • AZZAHRA AULIA RIZQIANA 1251300152

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image