Korban Meningkat, Longsor Cilacap Jadi Perhatian Nasional
Info Terkini | 2025-11-19 10:48:25Bencana tanah longsor menghantam Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap pada Kamis malam, 13 November 2025, setelah hujan lebat mengguyur wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir. Longsor ini menimpa pemukiman warga di Dusun Cibuyut dan Tarukahan, menyebabkan kerusakan rumah dan menyisakan korban jiwa serta orang hilang. Longsor yang dipicu hujan lebat pada Kamis malam menimpa puluhan rumah di tiga desa di Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah, meningkatkan korban tewas menjadi 16, kata juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari.
BMKG menyebut bahwa intensitas hujan sangat tinggi dalam beberapa hari sebelum longsor terjadi. Di Pos Hujan Majenang, curah hujan tercatat hingga 98,4 mm/hari dan 68 mm/hari pada 10–11 November 2025. Tanah yang telah jenuh air membuat daya cengkeramnya melemah. Sementara itu, kontur lereng di sekitar pemukiman cukup curam dan dikenal rawan longsor. Ditambah lagi, musim hujan tahun ini mengalami anomali cuaca. Awan konvektif terbentuk lebih sering, memicu hujan deras berkepanjangan di beberapa wilayah Jawa Tengah.
Pemerintah daerah dan pusat bergerak cepat. Lebih dari 500 personel gabungan dari SAR, TNI, Polri, relawan, dan BPBD diterjunkan ke lokasi. BNPB bersama BMKG melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) sejak Minggu untuk mengurangi intensitas hujan di lokasi pencarian. Lebih dari 3 ton bahan semai awan digunakan dengan tujuan menjaga kondisi cuaca tetap kondusif bagi tim SAR. Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, mengunjungi lokasi bencana dan memerintahkan agar seluruh alat berat dipusatkan di area terdampak paling parah. Warga yang tinggal dekat retakan tanah diperintahkan untuk segera meninggalkan rumah. “Keselamatan warga prioritas utama,” katanya dalam kunjungan tersebut.
Tanah di lokasi bencana dilaporkan masih bergerak, sehingga evakuasi dan operasi SAR menjadi lebih berisiko. Keamanan warga sulit dipastikan karena adanya retakan baru di lereng, berpotensi terjadi longsor susulan. Dalam fase tanggap darurat, kebutuhan dasar seperti pengungsian, logistik, dan pelayanan medis menjadi fokus utama pemerintah daerah. Pemerintah telah menetapkan dua lokasi pengungsian: MTs dan Balai Desa Cibeunying. masyarakat diminta tetap berada di tempat pengungsian, memperhatikan potensi pergerakan tanah, serta mengikuti seluruh informasi dan arahan resmi dari BPBD, Basarnas, dan BNPB. Kepatuhan terhadap imbauan ini penting untuk memperlancar proses evakuasi dan mengurangi risiko bahaya lanjutan.
Oleh : Maydia Aqila Edrian Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Universitas Airlangga
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
