Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image mila dewanti

Kepribadian Muhammadiyah: Perjuangan dan Kepribadian Sejati

Agama | 2025-11-18 21:50:13

Gerakan Muhammadiyah, yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan, telah lama menjadi pilar penting dalam sejarah Islam di Indonesia. Sebagai sebuah organisasi yang bergerak dalam ranah keagamaan dan kemasyrakatan, Muhammadiyah tidak hanya berfokus pada dakwah dan tajdid (pembaruan) semata, namun juga merumuskan sebuah kerangka etika dan perilaku yang sangat khas bagi setiap anggotanya, yang termaktub dalam dokumen kepribadian muhammadiyah. Dokumen ini secara fundamental mendefinisikan jati diri dan gerak langkah manusia yang menjadi bagian dari persyarikatan.

I. Kepribadian Muhammadiyah : Landasan Jati Diri Manusia

Kepribadian Muhammadiyah adalah sebuah rumusan yang menggambarkan hakikat, dasar, pedoman amal usaha, dan perjuangan organisasi, serta sifat-sifat yang harus dimiliki oleh warga Muhammadiyah. Dirumuskan pertama kali pada periode Kolonel H.M. Yunus Anis (1959 - 1962) dan disahkan pada Muktamar ke-35 tahun 1963, dokumen ini berfungsi sebagai landasan moral dan spiritual bagi setiap manusia Muhammadiyah dalam berinteraksi dengan masyarakat.

Pada intinya, Kepribadian Muhammadiyah adalah gerakan dakwah Islam dan amar ma’ruf nahi munkar (mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran) yang ditujukan pada dua bidang utama: pribadi masyrakat. Gerakan ini bersifat tajdid (pembaruan), menyeru kepada ajaran Islam yang murni, dan mengajak setiap manusia yang belum Islam memeluk Islam. Intisari dari gerakan ini adalah mewujudkan masyarakat utama yang adil, makmur, dan diridhai Allah, yakni suatu masyrakat madani. Oleh karena itu, setiap manusia Muhammadiyah diminta untuk menghayati jati diri ini, menjadikannya sebagai pedoman dalam kehidupan pribadi, lingkungan keluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

II. Dasar Amal Usaha: Fondasi Gerak Manusia

Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya pada prinsip-prinsip yang tertuang dalam Mukaddimah Anggaran Dasar. Prinsip-prinsip ini adalah cerminan dari bagaimana seharusnya manusia menjalankan hidupnya di dunia ini.

1. Hidup Berdasarkan Tauhid: Setiap manusia harus berpegang teguh pada tauhid, melaksanakan ibadah, dan taat sepenuhnya kepada Allah. Ini adalah pondasi teologis yang membebaskan manusia dari segala bentuk ketergantungan selain kepada Sang Pencipta.

2. Hidup Bermasyarakat: Setelah pondasi spiritual kokoh, manusia Muhammadiyah harus hidup bermasyarakat, menunjukkan peran aktif dan konstruktif.

3. Kepatuhan pada Ajaran Islam: Mematuhi ajaran Islam sebagai satu-satunya landasan kepribadian dan keterlibatan bersama untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Keyakinan ini mengarahkan setiap tindakan manusia dalam organisasi.

4. Menjunjung Tinggi Agama Islam: Menganggap menegakkan dan menjungjung tinggi agama Islam dalam masyarakat sebagai kewajiban Ibadah kepada Allah dan Ihsan kepada sesama manusia. Ini adalah manifestasi nyata dari iman dalam bentuk aksi sosial.

5. Ittiba’ kepada Nabi: Setiap manusia harus melakukan Ittiba’ (mengikuti) kepada langkah perjuangan Nabi Muhammadiyah SAW. Hal ini menuntut keselarasan antara perkataan dan perbuatan.

6. Gerak Organisasi: Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban Organisasi, memastikan bahwa semua langkah dilakukan secara sistematis dan terstruktur.

III. Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Semangat Pembangun Manusia

Pedoman amal usaha dan perjuangan Muhammadiyah merangkum semua dasar prinsip di atas menjadi sebuah kalimat tunggal yang penuh makna, yang menjadi sumber inspirasi bagi setiap manusia di dalamnya:

“Berpegang teguh kepada ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun di segenap bidan dan Rasul-Nya, bergerak membangun di segenap bidang lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang di ridhai Allah SWT.”

Kalimat ini menegaskan bahwa peran manusia Muhammadiyah bukan sekedar pasif atau reaktif, melainkan aktif membangun. Ini adalah perintah untuk berafiliasi secara praktis melakukan pembangunan di segala lini kehidupan pendidikan, kesehatan, sosial, dan ekonomi melalui jalan yang etis dan diridhai ilahi.

IV. Sifat-Sifat Muhammadiyah: Karakteristik Manusia Unggul

Untuk mewujudkan pedomab tersebut, manusia Muhammadiyah diwajibkan memiliki dan memelihara sifat-sifat khusus yang membentuk karakter unggul. Sifat-sifat ini adalah code od conduct yang harus di internalisasi.

1. Beramal dan Berjuang untuk Perdamaian dan Kesejahteraan: Menunjukkan komitmen manusia terhadap isu-isu universal, yaitu kedamaian dan kesejahteraan.

2. Ukhuwah Islamiyah: Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah islamiyah (persaudaraan Islam).

3. Lapang Dada dan Luas Pandangan: Menunjukkan sikap terbuka, toleran, dan fleksibel dalam berinteraksi.

4. Keagamaan dan Kemasyarakatan: Bersifat keagamaan (berdasarkab syariat) dan kemasyarakatan (melayani umat).

5. Taat Hukum dan Berakhlak: Mengindahkan segala bentuk hukum, undang-undang, peraturan, dan falsafah negara yang sah, serta meneladani amar ma’ruf nahi munkar dan memberikan contoh teladan yang baik. Ini menunjukkan ketaatan manusia sebagai warga negara yang baik sekaligus agen moral.

6. Aktif dalam pengembangan Masyarakat: Aktif dalam pengembangan masyarakat dengan maksud ishlah (perbaikan) dan pembangunan sesuai ajaran idlam. Manusia Muhammadiyah adalah motor penggerak perubahan sosial.

7. Kerjasama Lintas Golongan: Bekerja sMa dengan golongan mana pun dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannya, menunjukkan sikap inklusif.

8. Bermitra dengan Pemerintah: Membantu pemerintah (presiden) serta bekerja sama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun Negara untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur yang diridhai Allah. Ini adalah peran manusia Muhammadiyah sebagai mitra strategis pembangungan bangsa.

9. Adil dan Korektif: Bersifat adil serta korektif ke dalam dan ke luar dengan bijaksana. Sifat ini menuntut manusia Muhammadiyah untuk selalu melakukan kritik dan otokritik yang konstruktif.

Kepribadian dan sifat-sifat yang diuraikan di atas secara holostik membentuk sosok manusia Muhammadiyah: Seorang individu yang memiliki fondasi spiritual yang kokoh (tauhid), komitmen moral yang tinggi (amar ma’ruf nahi munkar dan ittiba’), dan peran sosial-politik yang aktif dan konstruktif (pembangunan dan kerjasama). Lebih dari sekedar keanggotaan formal, menjadi manusia Muhammadiyah adalah sebuah komitmen seumur hidup untuk berjuang dan beramal, berpegang teguh pada tuntunan ilahi, dan bergerak membangun peradaban yang berkeadilan serta makmur, dibawah naungan ridha Allah SWT.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image