Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Indar Cahyanto

Muhasabah Diri

Guru Menulis | Thursday, 10 Mar 2022, 14:18 WIB

Di dalam kehidupan manusia kita dibatasi oleh dua hal ruang dan waktu. Dua unsur itulah dimana manusia itu melakukan giat dan aktifitasnya pasti menyangkut ruang dan waktu. Begitulah aktifitas manusia sejak dia dilahirkan dalam rahim seorang ibu hingga dia wafat pasti unsur itu melekat dalam kehidupan kita.

Unsur itu menyangkut bagaimana kita mampu menjalankan peran sebagai insan yang beriman kepada Allah SWT. Peran itu telah digariskan dalam ketentuan terdapat dalam Kitab Suci. Sebagai pedoman manusia yang beriman sebagai petunjuk kehidupan.

Ketika Allah berbicara dalam kitab suci sebagai umat yang beriman agar selalu meningkatkan iman dan taqwa serta menjalankan amal kebaikan kemudian menjauhi keburukan. Di situlah proses unsur ruang dan waktu terlihat agar manusia mampu memainkan peran sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Tujuan yang sudah digariskan untuk meningkatkan iman dan Taqwa kita kepada Allah. Dengan suatu konsekwensi kita melakukan suatu perbuatan yang tak boleh melanggar ketetapan Allah SWT. Berbicara perbuatan maka ada ruang dan waktu yang dimana kita melakukannya. Artinya kita telah diikat secara harfiah dalam kontektualisasi perbuatan. Tak bisa berbuat sesuka hati kita, sekehendak kita, atau sebebas bebasnya.

gerak kehidupan kita punya akal dan budi yang mendorong untuk berbuat baik kepada sesama makhluk. Itu yang kadang kita lupa dan alpha ketika kita mengalami suatu ujian dan cobaan. Kita lebih banyak lalai dan ingkar terhadap kodrat kita sebagai seorang hamba.

Dalam teks Ayat Suci Al Qur'an dijelaskan di surat al ashr ayat 1-3 yang artinya,1."Demi masa. 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, 3 kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran."

Gambaran teks ayat dijelaskan bagaimana persoalan kehidupan di dunia erat dengan waktu. Maka pada hakikatnya kita kembali untuk mentaati dan bersikap disiplin dalam setiap kegiatan. Kalau dia tidak bersikap disiplin tidak mau menghargai maka dikatakan sebagai orang yang kurang beruntung atau merugi.

Ada pengecualian yaitu bagi orang yang beriman mau mengerjakan berbuat baik seperti shodaqoh, infaa, dan amal sholeh. Serta mau menerima dan memberikan nasihat tentang kebenaran bukan pembenaran pribadi atau kelompoknya. Supaya kita mau bersabar dijalan Allah dan pasrah serta tawaqal.

Paling sederhana adalah kita mau memperbaiki wudhu dan sholat kita. Di situlah filosofi tertinggi kehadiran Manusia sebagai Hamba yang beriman kepada Allah. Wudhu adalah cerminan dimana kita membersihkan ruang hati kita mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Dimulai dari membersihkan telepak tangan, mulut dengan berkumur, menfhirup air ke dalam hidung, membasuh muka, rambut telinga hingga tapak kiki. Secara tak sadar kita sedang membersihkan najis dan menghapus doa yang menempel dalam anggota tubuh kita.

Setelah itu kita tunduk pasrah kepada Allah diatas sajadah panjang dihamparkan di atas bumi dalam batas suci. Mengucapkan kebesaran Allah, maha suci allah seraya memohon ampunan taufik dan hidayah kepada Allah. Baik dilakukan dengan sendiri dengan maupun dilakukan secara berjamah. Dengan sandaran keilmuan dan keyakinan kita melaksanakan perintah sholat.

Itulah hakikat kehidupan ketika mampu dan mau menghargai waktu. Dan mau memberikan kebermanfaatan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Mari kita perbaiki wudhu dan sholat kita sebagai dasar kita tunduk dan taat kepada Allah semesta alam. Aturan yang bersifat hakiki dan maknawi agar kita merespon dengan akal kita dengan penuh keimanan dan taqwa.

Dari surat al ashr itu tersirat aku telah dinasehati untuk selalu berbuat kebaikan di muka bumi dan meninggalkam berbuat kemaksiatan sehingga orang itu merugi. Kadang kita menghitung rugi laba dalam ekonomi duniawi tapi kita tak pernah menghitung begitu besar nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita

Di hari jumat dimana malaikat diturunkan oleh Allah ke muka bumi untuk mencari hambanya yang sedang beribadah dan bertafakur kepada allah. Malam ini hingga esok siang merupakan sayyidul ayyam hari yang terbaik buat hamba yang beriman untuk menggapai rahmat ampunan maghfirahnya Allah Taala.

Allah yang Maha Rahman dan Rahim serta pencipta seru semesta alam. Begitu indahnya ketika bumi dan isinya Engkau ciptakan untuk kedamaian mahkluk hidup yang ada di bumi. Begitu AgungNya Engkau memberikan kepada kami insan yang beriman dengan segala kelangkapan panca indra. Begitu mulianya telah menyiapkan panganan, minuman, udara yang dapat kami nikmati sepanjang waktu.

Ketika Allah menciptakan manusia dengan penuh kesempurnaan akal dan panca indra. Di situlah ada ketentuan Allah yang harus diatati oleh kita manusia sebagai insan yang beriman. Taat pada perintahNya, menjauhi segala laranganNya. Artinya semua dari ciptaan Allah memiliki persamaan dan perbedaan di mata Allah. Tapi Allah hanya mengambil orang-orang beriman dan bertaqwa kepada Allah.

Tugas dan kewajiban manusia sebagai hamba yang beriman untuk taat kepada perintah Allah dan Rosul Muhammad SAW. Tugas dan kewajiban kita sudah digariskan sebenarnya hanya untuk betbuat kebaikan dan menyebarkam salam kepada manusia di muka bumi. Tapi kita kadang lalai dengan sombongnya hati, angkuhnya perbuatan kita serta kadang kita telah menzalimi tubuh kita maupun orang lain.

Kehadiran kita yang telah membuat orang senang dan bahagia karena ketaatan pada Allah. bukan karena ingkar kepada Allah. Bertemu dan berpisah karena Allah begitulah sosok manusia beriman. Selalu berkata yang baik dan tidak kasar serta mau saling memaafkan itulah cermiman manusia beriman. AKu telah diingatkan bahwa hidup ini hanya sementara dan tak ada yang abadi. , diingatkan tentang keberadaanku sebagai insan beriman serta diingatkan untuk berkata dan hati-hati dalam bertindak.

.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image