Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rita Maliza

Menambang Enzim dari Tanah: Jejak Laccase, Pembersih Limbah dari Dunia Mikroba

Riset dan Teknologi | 2025-11-11 04:33:12

Air limbah dari industri tekstil kerap kali berwarna biru atau merah tua, seperti sungai yang kehilangan kejernihannya. Di balik warna itu tersimpan zat pewarna sintetis yang sulit diurai. Namun di alam, selalu ada kehidupan kecil yang bekerja diam-diam memperbaiki kerusakan. Di lapisan tanah dan lumpur, mikroba tertentu menghasilkan enzim yang mampu memecah sisa bahan kimia itu. Salah satu yang paling menarik perhatian peneliti adalah laccase, enzim pembersih alami dari dunia mikroba.

Ilustrasi peneliti sedang menumbuhkan koloni mikrobia pada cawan petri. Photo by Adrian Lange on Unsplash

Enzim dari hutan dan pabrik

Laccase merupakan enzim oksidase yang bekerja dengan memanfaatkan oksigen untuk memecah berbagai senyawa aromatik, termasuk lignin pada kayu dan zat pewarna sintetis. Di alam, enzim ini banyak dihasilkan oleh jamur pelapuk kayu seperti Trametes versicolor atau Pleurotus ostreatus. Namun, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa enzim serupa juga ditemukan pada bakteri tanah dan mikroba yang hidup di lingkungan tercemar.

Bagi industri, laccase berperan sebagai pembersih alami. Enzim ini dapat memecah warna sisa dari limbah tekstil tanpa menghasilkan zat berbahaya. Dalam dunia mode yang mulai beralih ke praktik produksi ramah lingkungan, laccase menawarkan cara baru untuk mencuci dan mewarnai kain tanpa ketergantungan pada bahan kimia keras. Selain itu, enzim ini juga digunakan untuk mengolah limbah pestisida, kertas, hingga dalam pembuatan biosensor. Semua itu berawal dari kemampuan alaminya mengubah struktur senyawa kimia dengan cara yang efisien dan bersih.

Menambang gen dari lingkungan

Cara peneliti menemukan enzim semacam ini juga berubah. Jika dulu mikroba harus ditumbuhkan satu per satu di laboratorium, kini penelusurannya dilakukan langsung dari lingkungan melalui pendekatan metagenomik. Teknologi pembacaan DNA generasi baru memungkinkan ilmuwan membaca urutan genetik dari campuran mikroba dalam tanah, air, atau sedimen.

Setelah data DNA diperoleh, analisis dilakukan secara komputasi menggunakan berbagai perangkat lunak bioinformatika untuk merakit dan mengenali gen yang memiliki pola khas laccase. Dari hasil inilah ilmuwan dapat menelusuri potensi enzim baru, bahkan dari mikroba yang belum pernah berhasil dikultur di laboratorium. Pendekatan ini dikenal sebagai enzyme mining, upaya menambang gen enzim potensial dari alam untuk tujuan bioteknologi.

Sains hijau dari mikroba lokal

Indonesia memiliki kekayaan mikroba yang luar biasa. Tanah gambut, hutan tropis, hingga area limbah industri menyimpan banyak mikroorganisme yang mungkin menghasilkan enzim dengan sifat unik, seperti tahan panas atau mampu bekerja dalam kondisi ekstrem. Melalui analisis bioinformatika, peneliti dapat memprediksi sifat-sifat itu hanya dari urutan DNA. Tahapan uji digital ini mempercepat proses penemuan dan mengurangi ketergantungan pada eksperimen panjang di laboratorium.

Pendekatan tersebut juga mendukung prinsip bioprospeksi yang beretika, yakni menggali potensi biodiversitas mikroba Indonesia sambil melindungi sumber daya genetik lokal. Setiap penemuan gen baru tidak hanya menambah pengetahuan, tetapi juga membuka peluang untuk menciptakan teknologi industri yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Dari laboratorium ke kehidupan sehari-hari

Bayangkan jika industri tekstil di Indonesia dapat mengolah limbahnya tanpa klorin atau logam berat. Atau jika pewarna alami batik dibersihkan dengan bantuan enzim dari mikroba lokal. Inovasi semacam ini menunjukkan bagaimana penelitian mikroba dapat menjembatani ilmu pengetahuan, lingkungan, dan keberlanjutan ekonomi.

Penelitian tentang laccase memberi contoh bahwa solusi ekologis bisa lahir dari riset dasar yang tekun. Enzim ini menjadi pengingat bahwa upaya memperbaiki lingkungan tidak selalu harus bergantung pada teknologi mahal, tetapi juga bisa berawal dari pemahaman terhadap kehidupan kecil di dalam tanah.

Menambang kehidupan

Menambang gen mungkin terdengar teknis, tetapi pada dasarnya ini adalah bentuk baru dari eksplorasi alam. Yang digali bukan lagi batu atau logam, melainkan informasi biologis yang menyimpan potensi besar bagi manusia. Mikroba yang bekerja diam-diam di bawah tanah menjaga daur alami bumi. Kini, berkat kemajuan bioinformatika, manusia dapat memahami dan memanfaatkannya secara lebih bijak.

Dari segenggam tanah yang tampak biasa, bisa lahir solusi bagi industri yang lebih bersih dan berkelanjutan. Dan mungkin, di antara jutaan mikroba kecil itu, tersimpan enzim laccase baru dari tanah Nusantara yang suatu hari akan membantu memulihkan warna air di sungai-sungai kita.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image