Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Aidila Nurrahmah

Fenomena Gaya Berpakaian Mahasiswa Zaman Sekarang: Santai Boleh Asal Pantas

Trend | 2025-11-10 20:27:53

 

Oleh: Aidila Nurrahmah

Gaya berpakaian masa kini sangat beragam. Dulu mahasiswa selalu berpakai rapi dan sopan ketika pergi ke kampus, karena menurut mereka berpakai rapi dan sopan bukan hanya soal penampilan luar, tetapi mencerminkan nilai, etika, dan integritas sebagai bagian dari sivitas akademika. Namun, dj zaman sekarang mahasiswa malah banyak yang memilih tampil santai dengan kaus oversized, jeans robek, hingga sandal jepit. Mahasiswa beralasan bahwa berpakaian santai membuat mereka lebih nyaman dan bebas mengekspresikan diri. Namun, kebebasan tersebut sering kali menimbulkan permasalahan etika dalam dunia akademik.

Menurut Salma & Falah (2023) dalam Jurnal ATRAT, sebanyak 92% mahasiswa beranggapan bahwa gaya berpakaian mencerminkan karakter diri mereka. Hal ini menyebabkan banyak mahasiswa lebih memilih gaya berpakaian yang nyaman dan sesuai selera, tanpa terlalu memikirkan norma berpakaian kampus.

Kebebasan berpakaian bertolak belakang dengan etika akademik. Di beberapa kampus masih melarang mahasiswa masuk area kampus dengan menggunakan pakaian kasual, atau bahkan kurang pantas untuk suasana perkuliahan. Namun, banyak kampus juga yang tidak terlalu memperdulikan etika berpakaian mahasiswa di area kampus. Menariknya, banyak dosen memilih untuk tidak menegur secara langsung. Diamnya dosen sering disalahartikan sebagai tanda membiarkan, padahal bisa berdampak pada penilaian akhir.

Dosen tidak hanya menilai dari hasil akademik yang diperoleh mahasiswa, tetapi juga dari sikap, kedisiplinan, dan etika berpakaian mahasiswa. Tak banyak dosen yang menegur mahasiswa secara langsung ketika melakukan berpakaian kurang pantas. Namun, mahasiswa yang tampak acuh terhadap etika berpakaian di kampus bisa saja kehilangan nilai tambahan pada aspek sikap, sehingga berujung pada nilai C, D, bahkan E di akhir semester. Dengan kata lain, etika dalam berpakaian turut berpengaruh penting terhadap citra dan penilaian diri mahasiswa di mata dosen.

Koentjaraningrat (2009) pada bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Antropologi, menjelaskan bahwa kebudayaan mencakup perilaku dan simbol yang menjadi bagian dari identitas sosial, termasuk cara berpakaian. Dalam konteks akademik, pakaian yang pantas adalah simbol penghormatan terhadap proses belajar dan lingkungan ilmiah.

Di zaman sekarang, perkembangan tren media sosial turut memperkuat pengaruh gaya berpakaian santai di kalangan mahasiswa. Anak zaman sekarang lebih memilih memakai model pakaian yang sedang dibicarakan atau dikenakan banyak orang, tanpa memperhatikan tempat yang pantas untuk mengenakannya. Menurut Cibro & Silalahi (2025) dalam Jurnal Ilmu Sosial, Humaniora dan Seni, mahasiswa memiliki model berpakaian yang disukai karena pengaruh TikTok, Instagram, dan YouTube. Mahasiswa cenderung mengikuti tren berpakaian berdasarkan media sosial yang sering mereka gunakan karena ingin terlihat menarik, keren, atau cantik. Hal ini membuat batas antara pakaian untuk ruang publik dan ruang akademik menjadi kabur.

Fenomena gaya berpakaian mahasiswa zaman sekarang menunjukkan adanya pergeseran nilai antara kebebasan dan kepantasan. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa, penting untuk memahami makna dari kebebasan berpakaian. Bukan hanya sebatas gaya, melainkan tanggung jawab dan sikap sebagai sivitas akademika. Dosen mungkin tidak selalu menegur, tetapi sikap dan penampilan mahasiswa tetap menjadi cerminan bagaimana mahasiswa menghargai dirinya dan lingkungannya.

Referensi :

Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Salma, G., & Falah, A. M. (2023). Fashion Sebagai Bentuk Ekspresi Diri dan Karakter Mahasiswa. Jurnal Atrat: Seni, Desain, dan Budaya, 5(1), 22–30. https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/atrat/article/download/3197/1814
Cibro, A., & Silalahi, D. (2023). Pengaruh Media Sosial Terhadap Fenomena Gaya Berpakaian Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Sosial Humaniora dan Seni, 4(2), 77–85. https://jurnal.minartis.com/index.php/jishs/article/view/3422

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image