Ber-IPM itu Kewajiban atau Tuntutan?
Edukasi | 2025-11-06 22:01:16IPM atau Ikatan Pelajar Muhammadiyah telah lama melakukan eksistensinya dengan mengusung gerakan dakwah Ammar Ma’ruf Nahi Munkar. Organisasi yang berusia 64 tahun itu merupakan salah satu organisasi otonom muhammadiyah yang hingga kini selalu memanifestasikan visi dan kiprahnya demi membentuk pelajar muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran islam sehingga terwujud masyarakat islam yang sebenar-benarnya. Seperti dalam semboyannya yakni “Nuun Walqalami Wamaa Yasthuruun” yang artinya “Nuun, Demi Pena dan Apa yang Dituliskannya”.
Ikatan Pelajar Muhammadiyah - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas" />
Semboyan itu menjadi landasan kader IPM di seluruh penjuru Indonesia untuk selalu menulis (berdakwah) dengan pena (media) yang mereka miliki. IPM berkembang menjadi organisasi berbasis pelajar hingga tercatat 3 kali terpilih sebagai OKP (Organisasi Kepemudaan) terbaik tingkat Nasional dan 2 kali mendapat penghargaan ASIAN Tayo Award. Hal ini telah memberi kepercayaan bahwasanya IPM tumbuh dengan dinamika yang membuatnya senantiasa berkembang dengan formula yang dimilikinya.
Selain itu, IPM organisasi yang memiliki AD/ART-nya sendiri, meski fitrahnya setiap organisasi juga memiliki AD/ART, berbeda dengan IPM yang memiliki identitas sebagai pembeda dengan organisasi lainnya. Seperti pada sistem perkaderannya, cara ia merekontruksi pimpinan, dan cara penentuan pemimpin ikatan itu sendiri atas rapat dari 9 formatur terpilih pada musyawarah di pimpinan masing-masing.
Akan tetapi dengan berkembangnya zaman, IPM turut tumbuh beriringan dengan dinamika kader di dalamnya. Tak sedikit tulisan dan karya berisi dampak baik ikatan ini bagi kader di dalam juga luarnya. Kader itu sendiri tak sedikit merasa bahwa mereka menemukan banyak hal baik di IPM. “Alhamdulillah, karena bergelut di IPM, sekarang ketika saya berbicara di depan umum selalu ada saja yang mengapresiasi dan mengomentari baik pada penampilan saya” Ujar Al Bukhari salah seorang kader.
Teriring kontribusi ‘kader’ Ikatan Pelajar Muhammadiyah, hal ini tak jauh dari peran serta kewajiban sebagai seorang hamba yang diciptakan oleh-Nya. Seorang kader sekaligus hamba memiliki peran serta pengabdian kepada Sang Pencipta ila yaumil qiyamah. Kewajiban utama yang menjadi fitrah kami sebagai manusia yang harus senantiasa meningkatkan hablum minallah dengan Sang Pencipta, agar diri selalu dekat dengan takwa.
Gelar sebagai ‘kader’ pun bukan gelar yang dikata mudah. Gelar yang diberikan secara layak kepada orang-orang yang tanpa diminta sudah memberi dan tanpa disayang sudah mengasihi. Seperti halnya ada siang dan malam, ada juga 2 karakter kader dalam Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang turut menjadi bumbu ikatan ini kian berkembang dari masa ke masa. Pertama, selalu ada kader acuh tak acuh dengan amanah yang diemban dan ada juga kader yang energi dan kalorinya habis terkuras hanya untuk memikirkan dan bergerak di IPM. Hal ini menjadi bentuk nyata hingga muncul tanya ber-IPM itu kewajiban atau tuntutan? Sejatinya, menjadi kader ialah bentuk cinta kita pada Sang Ikatan. Gelar itu diberi dengan adanya proses sumpah kepada Sang Ilahi di masa Pelantikan Ikatan Pelajar Muhammadiyah pada pimpinan di wilayahnya masing-masing. Tanpa paksaan dan dalam kondisi sadar menjadi seorang ‘kader’ setelah ikrar diucap oleh lisan masing-masing diri.
Lantas tidak ada kata ‘paksa’ dalam proses dinamikanya. Tentu juga banyak yang mendapati hal baik dalam proses perkembangannya. Mulai dari lebih mengetahui bagaimana menyelenggarakan acara secara efisen, dapat mengusai teknik berbicara di depan umum, hingga dapat lebih bijaksana dalam menyikapi masalah. Substansi dari IPM sendiri sebenarnya terletak pada prinsip dari kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah itu sendiri. Prinsip 3T atau Tertib Ibadah, Tertib Belajar, dan Tertib Organisasi ini telah mendarah daging menjadi DNA IPM. 3 hal yang melegenda di dalam sejarah IPM sejak asabiqulan awwalun. Pasalnya, 3 hal yang harus dijalankan secara berdampingan ini senantiasa memberi motivasi pada kader IPM untuk tak hanya menunaikan kewajiban sebagai seorang kader saja. Melainkan juga sebagai hamba-Nya, sebagai anak yang dititipkan untuk menjadi murid yang berbakti, dan sebagai kader yang memiliki kewajiban untuk senantiasa menghidupi. Salah satu prinsip inilah yang mengantarkan kader IPM menjadi sangat dikenal dengan keilmuannya, dan banyak hal positif lainnya.
Investasi Masa Depan Generasi Muda, PC IPM Kenjeran Surabaya Gelar Pelatihan Jurnalistik" />
Oleh karena itu ber-IPM bukanlah sebuah tuntutan atas dasar kalimat untuk senantiasa menghidupi. IPM lebih dari sebuah kata organisasi. IPM adalah ikatan yang berisi kader persyarikatan. Kader yang menyadari akan pentingnya berkontribusi demi mewujudkan visi dari Sang Ikatan itu sendiri, sebagai bentuk dakwah yang tak lepas dari pengetahuan agama, menunjang pengembangan dan pembentukan kader muhammadiyah. Maka dari itu, tidak ada alasan bagi pelajar muhammadiyah untuk tidak maju bersama IPM. Pelajar Muhammadiyah harus ber-IPM, sehingga mempunyai pengalaman yang baik dan juga berorganisasi ini merupakan syariat Allah dan Rosul.
(Sumber: https://akbukhari-md.com/ada-apa-dengan-ipm/)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
