Menjaga Mutu Pelayanan Melalui Kebijakan: Peran Analis Kebijakan Kesehatan di Fasilitas Kesehatan
Riset dan Teknologi | 2025-11-06 18:25:28
Dalam dunia kesehatan masyarakat yang luas dan dinamis, setiap profesi memiliki peran penting yang saling mendukung untuk mencapai pelayanan kesehatan yang bermutu. Di balik tenaga medis yang berinteraksi langsung dengan pasien, terdapat profesi yang bekerja menganalisis, merumuskan, dan mengevaluasi arah kebijakan agar pelayanan kesehatan berjalan efektif dan berkeadilan. Profesi tersebut adalah Analis Kebijakan Kesehatan (AKK) - salah satu bidang dalam Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) yang berfokus pada penguatan sistem kesehatan melalui pendekatan ilmiah dan kebijakan publik.
Melalui pengamatan yang saya lakukan di Lembaga Pelayanan Kesehatan (LPK) Universitas Airlangga, Gedung C, saya belajar bahwa profesi AKK tidak hanya berurusan dengan dokumen kebijakan, tetapi juga memahami dinamika lapangan secara langsung. Di sana, saya melihat bagaimana kebijakan kecil seperti sistem antrean, waktu pelayanan, hingga alur rujukan dapat memengaruhi kenyamanan dan efektivitas layanan. Suasana pelayanan di LPK berjalan cukup kondusif. Jumlah pasien yang datang tidak terlalu banyak, sehingga proses pelayanan berlangsung dengan tenang dan teratur. Kondisi ini justru memungkinkan tenaga kesehatan berinteraksi lebih dekat dengan pasien serta memberikan pelayanan yang lebih personal.
Dari sudut pandang analisis kebijakan kesehatan, keadaan tersebut menunjukkan bahwa kebijakan internal di LPK sudah berjalan dengan baik dalam mengatur jadwal pelayanan dan pembagian tugas petugas. Sistem administrasi yang rapi serta koordinasi antarpetugas yang efisien membuat pelayanan terasa profesional meskipun dalam suasana yang tidak padat. Hal ini memperlihatkan bahwa keberhasilan pelayanan tidak semata diukur dari banyaknya pasien yang dilayani, tetapi dari sejauh mana tenaga kesehatan dapat menjaga mutu dan konsistensi pelayanan sesuai prosedur yang berlaku.
Profesi analis kebijakan kesehatan sendiri merupakan jantung dari perencanaan dan evaluasi kebijakan publik di bidang kesehatan. Mereka bertugas menelaah apakah suatu kebijakan sudah berjalan efektif, adil, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Di tingkat fasilitas seperti puskesmas atau lembaga pelayanan kesehatan, analis kebijakan memastikan bahwa setiap keputusan didasarkan pada data dan bukti ilmiah, bukan sekadar asumsi atau kebiasaan. Dalam praktiknya, mereka mengidentifikasi masalah kebijakan, mengumpulkan data lapangan, menganalisis faktor penyebab, hingga menyusun rekomendasi perbaikan.
Pekerjaan ini tidak hanya menuntut kemampuan analisis, tetapi juga kepekaan sosial. Setiap rekomendasi kebijakan akan berdampak langsung pada kehidupan banyak orang. Karena itu, seorang analis kebijakan harus mampu menyeimbangkan antara rasionalitas ilmiah dan empati kebijakan. Mereka dituntut untuk melihat manusia di balik angka—memahami bahwa setiap kebijakan menyentuh masyarakat yang nyata, bukan sekadar data statistik.
Temuan saya di lapangan sejalan dengan hasil penelitian Siregar dkk. (2023) dalam jurnal Analisis Kebijakan Kesehatan dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Puskesmas di Kota Medan, yang menyatakan bahwa mutu pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh implementasi kebijakan yang efektif dan pengawasan berkelanjutan. Keberhasilan puskesmas dalam memberikan pelayanan bermutu bukan hanya karena fasilitas yang memadai, tetapi juga karena adanya kebijakan yang tepat, transparan, dan akuntabel.
Melalui pengalaman ini, saya memahami bahwa menjadi seorang analis kebijakan kesehatan bukanlah pekerjaan yang mudah. Profesi ini menuntut kemampuan berpikir kritis, objektif, dan solutif. Seorang analis kebijakan harus mampu membaca realitas sosial, memahami konteks organisasi, serta merancang strategi yang dapat diterapkan secara nyata. Kebijakan kesehatan tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai kemanusiaan; setiap keputusan yang diambil harus berorientasi pada kesejahteraan masyarakat. Etika profesi menjadi fondasi utama—bagaimana seorang analis kebijakan menjaga integritas, tidak berpihak, dan selalu mengutamakan kepentingan publik di atas kepentingan pribadi.
Sebagai mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, pengalaman pengamatan ini menjadi pengingat bahwa peran kami bukan hanya di ruang kuliah, tetapi juga di tengah masyarakat. Melalui kemampuan analisis dan berpikir kritis, kami dapat berkontribusi dalam membangun sistem kesehatan yang lebih adil, efisien, dan manusiawi.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
