Olah Limbah Dapur Menjadi Pupuk Organik, Rutan Bengkulu Terapkan Eco-Project
Humaniora | 2025-11-01 13:34:54
1 November 2025
Bengkulu – Rumah Tahanan (Rutan) Bengkulu kembali menunjukkan komitmennya dalam upaya pelestarian lingkungan melalui program inovatif pengolahan limbah organik menjadi pupuk alami. Dengan memanfaatkan sisa-sisa sayuran dari dapur serta alat sederhana, petugas bersama warga binaan berhasil menghasilkan pupuk organik yang ramah lingkungan dan bernilai guna.
Program ini muncul sebagai bentuk kepedulian Rutan Bengkulu terhadap pengurangan limbah dapur sekaligus peningkatan ketahanan pangan di lingkungan rutan. Limbah sayuran yang biasanya langsung dibuang kini dipilah, dikumpulkan, dan difermentasi menggunakan campuran molase dan EM4, yakni cairan mikroorganisme efektif yang berfungsi mempercepat proses pembusukan serta memperbaiki kualitas pupuk.
Kepala Rutan Bengkulu, Yulian Fernando melalui Kasubsi Pelayanan Tahanan, Rafi Rizaldi menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi pembinaan warga binaan dalam bidang lingkungan dan pertanian. “Kami berupaya menciptakan lingkungan rutan yang bersih sekaligus memberikan bekal keterampilan bagi warga binaan. Pengolahan limbah menjadi pupuk organik ini salah satu kegiatan produktif yang bisa diterapkan setelah mereka bebas nanti,” ujarnya.
Proses pembuatan pupuk dilakukan melalui tahapan sederhana. Sisa sayuran dari dapur rutan dikumpulkan setiap hari, kemudian dicacah untuk mempercepat proses penguraian. Setelah itu, limbah dicampur dengan larutan molase dan EM4, lalu dimasukkan ke dalam wadah tertutup. Fermentasi berlangsung selama dua hingga tiga minggu sebelum akhirnya pupuk dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman.
Meski menggunakan alat yang sederhana, hasil pupuk organik yang diproduksi cukup efektif. Pupuk tersebut telah dimanfaatkan untuk merawat berbagai tanaman sayuran dan tanaman hias di area pekarangan rutan. Beberapa jenis tanaman yang tumbuh subur berkat pupuk ini antara lain kangkung, cabai, dan bayam. Program ini juga mendukung kegiatan ketahanan pangan mandiri yang sedang digencarkan di lingkungan pemasyarakatan.
Selain menciptakan manfaat ekologis, program ini juga memberi dampak psikologis positif bagi warga binaan. Mereka merasa lebih produktif dan memiliki kegiatan yang bermanfaat.
"Ke depan, kita berencana untuk mengembangkan program ini dengan memperluas area pengomposan dan memperbanyak jenis tanaman yang dikelola. Harapannya, pupuk organik hasil olahan limbah ini tidak hanya digunakan di dalam rutan, tetapi juga dapat dipasarkan untuk memberikan nilai tambah ekonomi," pungkas Rafi.
Program pengolahan limbah organik oleh Rutan Bengkulu ini menjadi bukti nyata bahwa inovasi dan kepedulian lingkungan dapat dimulai dari hal sederhana. Dengan komitmen dan kerja sama antara petugas dan warga binaan, langkah kecil ini membawa dampak besar bagi kelestarian lingkungan serta pembinaan berkelanjutan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
