Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fadly Firdaus

Tangerang yang Tak Sehat: Mengapa Warga Kota Sering Terjebak Penyakit Pernapasan?

Edukasi | 2025-11-01 08:47:58
Gambar: Cnn Indonesia

Latar Belakang Kota Industri Yang Berpolusi

Tangerang, dengan populasi sekitar 5,4 juta jiwa berdasarkan data tahun 2024, merupakan salah satu daerah dengan pertumbuhan industri tercepat di Indonesia. Kawasan industri seperti Cikupa, Kosambi, dan Tigaraksa menampung ratuhan pabrik, mulai dari manufaktur otomotif, kimia, hingga semen. Berdasarkan data nilai transaksi ekspor atau Free On Board (FOB) menunjukkan perkembangan yang signifikan pada tahun 2024 sebesar 5,57 miliar USD, tetapii ini juga dengan biaya lingkungan yang tinggi.

Kualitas udara di Tangerang telah lama menjadi perhatian. Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sering menunjukkan angka di atas ambang batas aman. Pada saat ini tahun 2025, rata – rata konsentrasi PM 2.5 (partikel halus berukuran kurang dari 2,5 mikrometer) di Tangerang mencapai 29 µg/m³, melebihi batas WHO sebesar 15 µg/m³. hal ini membuat Tangerang masuk dalam kategori “kurang sehat” selama lebih dari 200 hari dalam setahun.

Penyebab Utama Polusi Udara

Polusi di Tangerang berasal dari dua sumber utama: industri dan transportasi. Industri berkontribusi sekitar 40%, dengan emisi dari pabrik – pabrik yang melepaskan sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel debu. Investigasi dari Greenpeace Indonesia (2021) menemukan bahwa beberapa pabrik tidak mematuhi standar lingkungan

Sedangkan transportasi menyumbang polusi sekitar 44% hingga 57%, terutama dari kendaraan bermotor. Tangerang merupakan pintu gerbang logistik Jakarta, dengan truk dan mobil harian yang melintasi jalan tol seperti Jakarta – Merak. Data dari Dinas Perhubungan Banten menunjukkan bahwa jumlah kendaraan bermotor di Tangerang meningkat 20% per tahun. Faktor lain seperti pembakaran sampah liar dan debu konstruksi memperburuk situasi, terutama saat musim kemarau.

Dampak pada kesehatan Publik

Polusi udara berdampak langsung pada kesehatan warga, terutama ISPA, penyakit pernapasan seperti bronkitis, pneumonia, dan asma. Data dari Kesehatan Tangerang pada tahun 2022 menunjukkan bahwa kasus ISPA 10% lebih tinggi atau 150.000 ribu per tahun.

Dampak jangka panjang termasuk penurunan prokdutifitas kerja dan peningkatan risiko penyakit kronis seperti kanker paru – paru. WHO memperkirakan bahwa polusi udara menyebabkan 7 juta kematian dini global per tahun.

Perjuangan Warga dan Upaya Penanggulangan

Warga Tangerang tidak tinggal diam. Komunitas seperti “Tangerang Bersih dan “Warga Peduli Udara” telah mengorganisir kampanye, termasuk petisi media masa dan aksi protes damai. Pada 2022, mereka berhasil mendorong pemerintah membangun stasiun pemantau udara tambahan dan progam “Udara Bersih Sekolah” yang mengedukasi anak – anak sekolah.

Kesimpulan: Menuju Tangerang yang lebih sehat

Tangerang yang kurang sehat merupakan hasil dari prioritas ekonomi yang mengabaikan kesehatan. Polusi udara bukanlah sebuah takdir, melainkan sebuah kegagalan manusiawi yang bisa diperbaiki. Dengan kebijakan yang tepat, Tangerang bisa bertransformasi menjadi tempat yang lebih layak huni. Jika Anda warga Tangerang, mulai dari diri sendiri untuk mencapai Tangerang sehat. Untuk data lebih lanjut, kunjungi situs KLHK atau aplikasi pemantau udara seperti IQAir.

Bersama, Kita bisa bernapas lega

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image