Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Lakpesdam

Jambore Orang Muda 2025: Suara Orang Muda untuk Lingkungan dan Perlindungan Anak

Info Terkini | 2025-10-29 20:41:05

Lebih dari 150 peserta Orang Muda dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul di Kinasih Resort, Depok, pada 26–28 Oktober 2025 untuk menyuarakan kepedulian terhadap krisis lingkungan dan perlindungan anak. Forum bertajuk “Gerakan Orang Muda Peduli Lingkungan dan Pencegahan Kekerasan terhadap Anak” ini diselenggarakan oleh Lakpesdam PBNU bersama Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), dengan dukungan Program INKLUSI (Kemitraan Australia–Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif).

Kegiatan ini menjadi ruang kolaboratif lintas agama, budaya, dan komunitas, di mana Orang Muda berdialog, belajar, dan merumuskan langkah nyata menghadapi krisis sosial dan ekologis. Melalui Jambore ini, penyelenggara ingin menegaskan bahwa suara dan kepemimpinan Orang Muda berperan penting dalam menciptakan masyarakat yang adil, inklusif, dan berkelanjutan.

“Krisis lingkungan dan kekerasan terhadap anak adalah dua sisi dari ketidakadilan yang sama. Orang Muda perlu menjadi pemimpin yang tidak hanya vokal, tetapi juga solutif dalam membangun perubahan dari komunitas mereka sendiri,” ujar Ufi Ulfiah, Sekretaris Lakpesdam PBNU.

Dalam sesi pembukaan, peserta mendiskusikan keterkaitan antara perubahan iklim, kemiskinan, dan ketimpangan sosial. Penelitian UNICEF dan UNFPA menunjukkan bahwa peningkatan intensitas perubahan iklim dapat memperparah risiko perkawinan anak, terutama di komunitas yang kehilangan sumber penghidupan akibat bencana dan kerusakan lingkungan.

Forum ini mendorong Orang Muda untuk tidak hanya memahami dampak krisis, tetapi juga berkolaborasi dalam mencari solusi. Mereka mengikuti berbagai sesi tematik dan permainan edukatif yang memadukan refleksi sosial, kreativitas, dan aksi komunitas. “Isu lingkungan dan perlindungan anak harus dilihat secara utuh karena keduanya menyangkut masa depan generasi. Orang Muda punya daya inovasi dan empati untuk menjembatani isu-isu ini,” ujar Direktur PKBI Nasional, Leny Jakaria.

Peserta Jambore berasal dari berbagai provinsi di Indonesia, antara lain Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Utara, Aceh, Banten, Daerah Istimewa Yogyakarta, DKI Jakarta, Jambi, Kalimantan Barat, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Sulawesi Tengah, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan. Keberagaman daerah asal peserta ini mencerminkan semangat kebersamaan dan kepedulian Orang Muda terhadap isu lingkungan dan perlindungan anak yang bersifat lintas wilayah.

Sementara itu, Direktur Lakpesdam PBNU Asrul Raman. menambahkan Jambore Orang Muda ini punya tema yang kuat dan relevan, menjadi narasi alternatif di tengah krisis iklim dan lingkungan. "Orang Muda dari berbagai daerah bisa membawa pulang semangat yang diperoleh dari rangkaian Jambore untuk ditularkan kepada komunitas dan Orang Muda di daerahnya masing-masing," harapnya.

Sebagai puncak kegiatan, peserta mendeklarasikan serangkaian rekomendasi nasional yang menyoroti tiga isu utama: lingkungan, perkawinan anak, dan perlindungan anak.Beberapa poin penting yang dihasilkan antara lain:
Lingkungan: Pemerataan akses informasi lingkungan bagi masyarakat adat dan penyandang disabilitas; penegakan sanksi terhadap perusak lingkungan; tata kelola sampah berbasis ekonomi sirkular yang melibatkan Orang Muda; serta percepatan pengesahan RUU Masyarakat Adat.
Perkawinan Anak: Pembentukan Satgas TPKS di sekolah dan desa; pengawasan ketat dispensasi kawin; integrasi pendidikan kesehatan reproduksi dalam kurikulum; serta penganggaran responsif anak oleh pemerintah daerah.

Perlindungan Anak: Implementasi keadilan restoratif bagi anak berhadapan dengan hukum; layanan pendidikan inklusif; dan penguatan budaya anti-perundungan yang berempati dan setara. “Kami datang dari latar belakang yang berbeda, tapi punya mimpi yang sama: masa depan di mana bumi tidak rusak dan anak-anak bisa tumbuh tanpa kekerasan,” kata Devy, salah satu peserta Jambore dari Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya.

Pihak Sekretariat INKLUSI yang dalam hal ini diwakili Elena Marthin Avila menegaskan pentingnya memperkuat ruang partisipasi bermakna bagi Orang Muda, terutama dalam isu yang memengaruhi kehidupan mereka langsung. Melalui forum seperti Jambore ini, suara Orang Muda dapat menjadi motor penggerak perubahan sosial dan kebijakan publik. “Orang Muda Indonesia adalah pemimpin masa kini. Dukungan mereka terhadap isu lingkungan dan perlindungan anak adalah investasi bagi masa depan yang inklusif dan berkeadilan,” ujarnya.

Menutup kegiatan, seluruh peserta mengucapkan komitmen bersama untuk terus berjejaring, melakukan kampanye lingkungan, dan memperluas gerakan pencegahan kekerasan terhadap anak di daerah masing-masing. Semangat Sumpah Pemuda menjadi pengingat bahwa perubahan besar selalu dimulai dari keberanian Orang Muda untuk bertindak.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image