Menjaga Sentuhan Kemanusiaan dalam Pelayanan Kebidanan
Edukasi | 2025-10-26 21:23:33
Profesi bidan tidak hanya menuntut keterampilan klinis, tetapi juga empati dan kemampuan komunikasi yang baik. Dalam wawancara bersama ibu bidan berpengalaman, saya membahas bagaimana komunikasi efektif, ketangguhan menghadapi tantangan, dan nilai kemanusiaan yang menjadi kunci keberhasilan dalam pelayanan kebidanan.
Menjaga Komunikasi di Tengah Kecemasan Pasien
Ibu Bidan menjelaskan bahwa komunikasi yang baik adalah dasar dalam memberikan rasa aman kepada pasien, terutama ketika mereka merasa cemas menjelang persalinan. Menurutnya, mendengarkan keluhan pasien dengan penuh perhatian dan memberikan penjelasan yang sederhana dapat menurunkan tingkat ketakutan. Pandangan ini sejalan dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2023) yang menyebutkan bahwa komunikasi efektif antara tenaga kesehatan dan pasien merupakan elemen penting dalam keselamatan pasien serta peningkatan mutu layanan. Selain itu, World Health Organization (WHO, 2022) menekankan bahwa pendekatan komunikasi yang berpusat pada pasien (patient-centered communication) dapat memperkuat hubungan kepercayaan dan membantu pasien lebih kooperatif selama proses perawatan.
Tantangan dalam Praktik Kebidanan
Dalam menjalankan tugasnya, bidan sering dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti keterbatasan fasilitas medis dan beban kerja yang tinggi, terutama di wilayah pedesaan. Ibu Bidan mengungkapkan bahwa ia kerap harus berimprovisasi ketika menghadapi keadaan darurat dengan sumber daya yang terbatas.Kondisi ini juga diakui oleh WHO (2022) yang melaporkan bahwa sekitar 40% tenaga kebidanan di negara berkembang menghadapi keterbatasan alat medis dasar. Hal tersebut menunjukkan pentingnya dukungan kebijakan yang memperkuat sistem kesehatan primer di daerah terpencil agar bidan dapat bekerja dengan aman dan efektif.
Pesan untuk Mahasiswa Kebidanan
Ketika ditanya tentang pesan bagi mahasiswa kebidanan, beliau menekankan pentingnya memiliki empati dan rasa tanggung jawab sosial. “Menjadi bidan bukan hanya tentang menolong persalinan, tetapi juga tentang memahami perasaan dan kebutuhan pasien,” ujarnya. Pesan tersebut sejalan dengan pandangan United Nations Population Fund (UNFPA, 2021) yang menyebutkan bahwa bidan memiliki peran strategis dalam membangun kepercayaan masyarakat terhadap layanan kesehatan reproduksi. Dengan memiliki empati dan kepekaan sosial, bidan dapat menciptakan pengalaman persalinan yang lebih manusiawi bagi ibu dan bayi.
Kesimpulan
Dari wawancara ini dapat disimpulkan bahwa profesi bidan menuntut keseimbangan antara kemampuan teknis dan kemanusiaan. Komunikasi yang baik, ketangguhan dalam menghadapi keterbatasan, serta empati terhadap pasien menjadi pilar penting dalam menjaga mutu pelayanan kebidanan. Seperti yang ditegaskan berbagai lembaga kesehatan internasional, bidan adalah garda terdepan yang memastikan keselamatan dan kesejahteraan ibu serta anak di setiap tahap kehidupan.
Referensi: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Pedoman Komunikasi Efektif dalam Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI.World Health Organization (WHO). (2022). Global Strategic Directions for Nursing and Midwifery 2021–2025. Geneva: WHO.United Nations Population Fund (UNFPA). (2021). The State of the World’s Midwifery 2021: Building a Health Workforce to Meet the Needs of Women, Newborns and Adolescents Everywhere. New York: UNFPA.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
