Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image 29. Regina Ar Rachmad

Kata Siapa Fomo di Dunia Kantor Buruk

Gaya Hidup | 2025-10-26 14:29:00
Sumber : freepik.com" />
Sumber : freepik.com

FOMO Bikin Stres? Atau Justru Bikin Sukses?

Pernah nggak sih, kamu di kantor tiba-tiba merasa gelisah gara-gara takut ketinggalan info penting atau tren yang lagi ramai dibahas? Atau saat melihat notifikasi grup chat dan email terus berdatangan, tiba-tiba muncul perasaan “Wah, aku harus ikut ini juga!”

Yup, kenalin itu dia si FOMO alias Fear of Missing Out. Banyak yang bilang FOMO itu racun produktivitas dan bisa bikin stres, nggak fokus, bahkan burnout.

Tapi siapa bilang FOMO selalu buruk?

Kalau dipikir-pikir, FOMO itu ibarat dua sisi mata uang. Di satu sisi bisa bikin kepala pusing, tapi di sisi lain, kalau dikelola dengan bijak, justru bisa jadi motivasi buat makin semangat dan produktif di kantor!

Nah, ternyata hal ini bukan cuma sekadar opini, tapi juga didukung oleh riset ilmiah!

Sebuah penelitian oleh Novy Fitria (2023) berjudul “The Relationship between FOMO and Work Motivation with Employee Performance in Gen Z” menunjukkan bahwa FOMO punya pengaruh positif terhadap motivasi kerja dan performa karyawan muda.

Dengan kata lain, rasa takut ketinggalan justru bisa jadi pemicu semangat buat generasi muda supaya lebih aktif, cepat beradaptasi, dan terus mengasah kemampuan biar nggak tertinggal di dunia kerja yang serba cepat ini.

FOMO nggak Selalu Buruk tapi Gimana Caranya Biar FOMO Jadi Positif?

Simak nih cara mengelola FOMO supaya nggak bikin stres, tapi justru jadi peluang buat kamu berkembang di kantor!

 

  1. Jadikan FOMO sebagai Pengingat untuk Terus Belajar: Rasa takut ketinggalan itu tanda kamu ingin berkembang. Gunakan momen itu untuk ikut pelatihan, belajar skill baru, atau upgrade kemampuan yang bisa bantu kariermu naik level.
  2. Ubah FOMO Jadi Dorongan untuk Ikut Terlibat: Rasa ingin tahu dan takut ketinggalan bisa memicu buat kamu ikut berpartisipasi aktif dalam proyek atau diskusi kantor. Dari situ, kamu bisa makin dikenal dan dihargai.
  3. Atur Prioritas Informasi: Nggak semua hal perlu kamu ikuti, lho. Atur prioritas informasi, pilih mana yang relevan dan bermanfaat buat kerjaanmu. Dengan begitu, kamu bisa tetap update tanpa kewalahan.
  4. Ambil Napas, Jangan Terburu-buru: Saat FOMO mulai muncul, tahan dulu dorongan buat langsung ikut-ikutan. Tenangkan diri, tarik napas, lalu tanya ke diri sendiri: “Aku ikut karena pengen belajar sesuatu, atau cuma takut ketinggalan tren aja?” Nah, dengan cara begitu, kamu bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan.

Jadi, Masih Mau Musuhin FOMO?

Atau Mau Ubah Itu Jadi Bahan Bakar Kariermu?

Ingat, FOMO bukan musuh yang harus dijauhi. Kalau bisa dikelola dengan baik, FOMO bisa menjadi alat yang memacu kita untuk terus belajar, berkontribusi, dan meningkatkan produktivitas di lingkungan kerja.

Kuncinya ada pada mengenali batasan diri, mengatur prioritas informasi, serta mengambil jeda untuk refleksi agar keputusan yang diambil lebih bijak dan tidak terburu-buru.

Jadi, daripada dibikin stres, mending manfaatin FOMO jadi energi positif yang bikin kamu makin berkembang dan sukses!

Referensi :

Fitria, N. (2023). The Relationship between FOMO and Work Motivation with Employee Performance in Gen Z. Jurnal Administrasi dan Bisnis, 4(2). Diakses dari https://ejournal.itbwigalumajang.ac.id/index.php/adv/article/view/1208

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image