Emosi dalam Pendekatan Biopsikologi
Lainnnya | 2025-10-24 18:51:23PERASAAN EMOSI DALAM DIRI MANUSIA;DALAM PENDEKATAN BIOPSIKOLOGI
PENDAHULUAN
Biopsikologi emosi membahas beberapa penemuan klasik awal, peran sistem saraf otonom (ANS) dalam pengalaman emosional, serta ekspresi wajah dari emosi.
Penelitian awal mengenai emosi dimulai dengan karya Charles Darwin “The Expression of Emotions in Man and Animals” yang menjadi tonggak pertama dalam studi tentang dasar biologis emosi. Darwin berpendapat bahwa emosi berevolusi dari perilaku yang menunjukkan apa yang akan dilakukan hewan berikutnya dalam suatu situasi tertentu; perilaku ini kemudian menguntungkan bagi kelangsungan hidup hewan tersebut.
PEMBAHASAN
Emosi dan Sistem Saraf Otonom (ANS)
Banyak penelitian telah berfokus pada sejauh mana pola aktivitas tertentu dalam sistem saraf otonom (ANS) berhubungan dengan emosi tertentu. Kedua teori—James-Lange (yang menyatakan bahwa setiap emosi muncul dari pola aktivitas fisiologis yang unik) dan Cannon-Bard (yang menyatakan bahwa semua emosi muncul dari pola umum aktivasi saraf)—ternyata sebagian benar.
Teori James-Lange merupakan upaya pertama menjelaskan dasar fisiologis dari emosi. Teori ini menyatakan bahwa stimulus pemicu emosi diterima dan diinterpretasikan oleh otak, yang kemudian memicu perubahan pada organ-organ dalam (seperti di perut atau dada). Perubahan visceral ini kemudian menimbulkan pengalaman emosional.
Teori Cannon-Bard menjadi alternatifnya. Teori ini berpendapat bahwa stimulus emosional membangkitkan respons visceral dan emosional yang terpisah dan independen satu sama lain.
Namun, kedua teori tersebut tidak sepenuhnya benar. Emosi dapat muncul dari stimulus yang tidak memunculkan respons visceral (misalnya pada pasien yang mengalami kerusakan sumsum tulang belakang). Sebaliknya, respons visceral seperti detak jantung yang cepat atau pernapasan meningkat bisa memunculkan perasaan takut tanpa adanya stimulus pemicu.
Metode yang sering digunakan
Salah satu metode yang sering digunakan adalah teknik pertanyaan kontrol—yaitu membandingkan respons ANS terhadap pertanyaan tidak berbahaya (misalnya, “Apakah nama ibumu Betty?”) dengan pertanyaan yang menargetkan kejahatan (“Apakah kamu mencuri uang itu?”).
Ekspresi Wajah Utama dari Emosi
Penelitian menunjukkan bahwa ekspresi wajah bersifat universal. Ketika 12 budaya berbeda diminta menilai foto-foto orang yang menampilkan ekspresi wajah tertentu, hasilnya menunjukkan kesamaan dalam menghubungkan ekspresi dengan emosi yang sesuai. Bahkan anggota suku terpencil di Papua Nugini dapat mengidentifikasi ekspresi wajah manusia dengan benar.
Ekspresi wajah palsu sulit menipu ahli karena “mikro-ekspresi” emosi asli sering muncul sesaat. Contohnya, senyum asli (Duchenne smile) melibatkan kontraksi otot zygomaticus major dan orbicularis oculi, sedangkan senyum palsu hanya melibatkan zygomaticus major.
KESIMPULAN
Emosi sangat berkaitan dengan kerja sistem saraf otonom (ANS) yang mengatur reaksi tubuh, seperti detak jantung dan pernapasan. Meskipun teori tentang hubungan antara emosi dan tubuh berbeda-beda, keduanya menunjukkan bahwa emosi bisa muncul karena perubahan tubuh, tapi juga bisa muncul tanpa perubahan fisik yang jelas. Karena itu, aktivitas tubuh bisa menggambarkan perasaan seseorang, tetapi tidak bisa dijadikan patokan pasti, misalnya dalam tes kebohongan.
Selain itu, ekspresi wajah adalah cara utama manusia menunjukkan emosi. Enam ekspresi dasar—marah, takut, bahagia, terkejut, sedih, dan jijik—ternyata dikenali oleh semua orang di berbagai budaya. Walau seseorang bisa berusaha menyembunyikan perasaannya, emosi asli tetap bisa terlihat lewat mikroekspresi atau gerakan kecil di wajah. Jadi, ekspresi wajah adalah tanda alami dari emosi manusia yang sulit dipalsukan.
REFERENSI
Adachi,Y.,Osada,T.,Sporns,O.,Watanabe,T.,Matsui,T.,Miyamoto,K.,etal.(2012). Functional connectivity between anatomically unconnected areas is shaped by collective network-leveleffectsinthemacaquecortex. Cereb.Cortex 22, 1586–1592.doi:10.1093/cercor/bhr234 Admon,R.,Lubin,G.,Rosenblatt,J.D.,Stern,O.,Kahn,I.,Assaf,M.,etal.(2012). Imbalancedneuralresponsivitytoriskandrewardindicatesstressvulnerability in humans. Cereb.Cortex 23, 28–35.doi:10.1093/cercor/bhr369 Admon,R.,Lubin,G.,Stern,O.,Rosenberg,K.,Sela,L.,Ben-Ami,H.,etal. (2009). Humanvulnerabilitytostressdependsonamygdala’spredispositionand hippocampal plasticity. Proc.Natl.Acad.Sci.U.S.A. 106, 14120–14125.doi: 10.1073/pnas.0903183106 Admon,R.,Milad,M.R.,andHendler,T.(2013).Acausalmodelofpost-traumatic stressdisorder:disentanglingpredisposedfromacquiredneuralabnormalities. TrendsCogn.Sci 17, 337–347.doi:10.1016/j.tics.2013.05.005 Anticevic,A.,Cole,M.W.,Repovs,G.,Savic,A.,Driesen,N.R.,Yang,G.,etal. (2013). Connectivity,pharmacology,andcomputation:towardamechanistic understanding ofneuralsystemdysfunctioninschizophrenia. Front.Psychiatry 4:169. doi:10.3389/fpsyt.2013.00169 Desai, Kahn,I.,Knoblich,U.,Bernstein,J.,Atallah,H.,Yang,A.,etal.(2011). Mappingbrainnetworksinawakemiceusingcombinedopticalneuralcontrol and fMRI. J. Neurophysiol. 105, 1393–1405.doi:10.1152/jn.00828.2010 Desimone, R.,andDuncan,J.(1995).Neuralmechanismsofselectivevisualatten- tion. Annu.Rev.Neurosci. 18, 001205 193–222.doi:10.1146/annurev.ne.18.030195.
Ekstrom,L.B.,Roelfsema,P.R.,Arsenault,J.T.,Bonmassar,G.,andVanduffel,W. (2008). Bottom-up dependent gatingof frontal signal sinearly visual cortex. Science 321, 414–417.doi:10.1126/science.1153276 Etkin,A.(2012).Neurobiologyofanxiety:fromneuralcircuitstonovelsolutions? DepressAnxiety 29, 355–358.doi:10.1002/da.21957 Honey,C.J.,Sporns,O.,Cammoun,L.,Gigandet,X.,Thiran,J.P.,Meuli,R., et al. (2009). Predictinghumanresting-statefunctionalconnectivityfrom structuralconnectivity. Proc.Natl.Acad.Sci.U.S.A. 106, 2035–2040.doi: 10.1073/pnas.0811168106 Morriss,J.,Taylor,A.N.,Roesch,E.B.,andVanReekum,C.M.(2013).Stillfeeling it: the time course of emotional recovery from an attentional perspective. Front. Hum.Neurosci. 7:201. doi:10.3389/fnhum.2013.00201 Singer,N.,Eapen,M.,Grillon,C.,Ungerleider,L.G.,andHendler,T.(2012). Throughtheeyesofanxiety:dissectingthreatbiasviaemotional-binocular rivalry. Emotion 12, 960.doi:10.1037/a0027070
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
