Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image muhammad nur djafar sigaro

Dari Padjadjaran ke Kendari: Menakar Kelayakan OClime Box, Inovasi Teknologi Laut

Teknologi | 2025-10-24 10:35:14

Di sebuah ruang rapat di Universitas Muhammadiyah Kendari (UMKendari), diskusi berlangsung serius tapi hangat. Di atas meja, lembar-lembar dokumen teknis terbuka, berisi skema alat berwarna biru dengan label O’Clime Box. Di sinilah sekelompok dosen dan peneliti tengah menelaah satu pertanyaan penting: Apakah alat ini siap dihilirisasikan?

Tim pengkaji UMKendari dan UMW saat melaksanakan FGD Program Hilirisasi Riset Prioritas–Dorongan Teknologi 2025 membahas kelayakan alat O’Clime Box. Sumber: Humas UMKendari

O’Clime Box adalah hasil riset Universitas Padjadjaran (Unpad), sebuah inovasi alat kelautan yang dirancang untuk mengukur berbagai parameter oseanografi—mulai dari suhu, kadar garam, hingga kondisi perairan. Teknologi ini diharapkan mampu membantu penelitian laut dan pemantauan perubahan iklim, terutama di wilayah pesisir Indonesia.

Sebagai bagian dari Program Hilirisasi Riset Prioritas – Dorongan Teknologi Tahun 2025, UMKendari bersama Universitas Mandala Waluya (UMW) dipercaya menjadi tim pengkaji independen untuk menilai kelayakan hilirisasi produk riset tersebut. Tim ini dipimpin oleh Dr. Fajriah, S.Pi., M.Si, dengan anggota Dr. Muhammad Nur (bidang keuangan), Muhammad Sainal Abidin (bidang teknis), Dr. Zulkifli (bidang pemasaran), dan Dr. Muriyanto Lanontji (bidang legal).

“Alat ini memiliki potensi besar, bukan hanya untuk kepentingan riset, tapi juga untuk kepentingan industri dan mitigasi bencana di wilayah laut,” ujar Dr. Fajriah saat membuka kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Jumat (24/10/2025).

Diskusi itu merupakan awal dari serangkaian kegiatan yang akan berlangsung hingga Desember mendatang. Selama periode tersebut, tim akan meninjau berbagai aspek kelayakan: efisiensi produksi, potensi pasar, keberlanjutan teknologi, hingga kepatuhan hukum.

Menurut Dr. Muhammad Nur, aspek finansial menjadi kunci agar alat ini tidak berhenti pada tahap penelitian. “Kita ingin memastikan bahwa hasil riset ini bisa dikomersialisasikan secara realistis tanpa kehilangan esensi akademiknya,” katanya.

Sementara itu, Muhammad Sainal Abidin menyoroti aspek teknis alat yang dirancang untuk kondisi laut tropis. “O’Clime Box harus mampu bertahan di lingkungan laut dengan salinitas tinggi dan tekanan ekstrem,” ujarnya.

FGD ini juga menjadi momentum kolaborasi penting antarperguruan tinggi di Sulawesi Tenggara. Kolaborasi UMKendari dan UMW mencerminkan semangat sinergi kampus daerah dalam mendukung agenda nasional riset dan inovasi.

Program Hilirisasi Riset Prioritas sendiri merupakan inisiatif Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) untuk memastikan hasil penelitian universitas tidak berhenti di laboratorium, melainkan benar-benar memberi manfaat sosial dan ekonomi.

“Ini adalah langkah kecil tapi strategis,” kata Fajriah menutup sesi diskusi. “Kami ingin menjembatani hasil riset Unpad agar dapat diterapkan dan memberi nilai tambah bagi masyarakat maritim.”

Dan di Kendari, di antara tumpukan laporan dan rancangan alat, semangat itu tampak nyata: kolaborasi pengetahuan dari barat ke timur, dari Padjadjaran ke Sulawesi, demi satu tujuan—membumikan riset agar bermanfaat bagi laut dan manusia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image