Mengapa Aroma Tertentu Dapat Memunculkan Suatu Ingatan atau Emosi?
Eduaksi | 2025-10-22 18:35:19
Pernahkah kamu mengingat suatu moment atau kenangan Ketika mencium aroma tertentu?. Seperti, aroma tanah basah setelah hujan mengingatkan kita pada masa kecil di kampung halaman?. atau aroma cupcake yang mengingatkan kita saat sedang berlibur ditaman?.
Fenomena ini bukan suatu kebetulan, indra penciuman kita memiliki peran unik dalam pengalaman manusia yang langsung terhubung dengan bagian otak yang terkait dengan memori atau emosi, yaitu sistem limbik, khususnya ke amigdala dan hipokampus. Fenomena ini di kenal sebagai “the proust effect,” yang merujuk pada kemampuan aroma tertentu untuk membangkitkan kenangan yang sangat kuat dan detail, sering kali disertai dengan reaksi emosional yang mendalam (Herz et al., 2004).
Penelitian juga menunjukkan bahwa aroma dapat secara cepat mengaktifkan memori yang bekaitan dengan pengalaman emosional, hal itu membuktikan bahwa terdapat keterkaitan antara persepsi sensorik dan mekanisme emosional (Soudry et al., 2011).
Aroma memiliki keunikan tersendiri dalam menghubungkan rangsangan sensorik dengan pengalaman kita. Aroma yang kita hirup tidak hanya melalui indra penciuman biasa, tetapi langsung menuju bagian otak yang mengatur bagian ingatan dan emosi, yaitu sistem limbik. Berbeda dengan indra lain yang harus melewati thalamus terlebih dahulu sebelum mencapai amigdala dan hipokampus, namun aroma langsung menuju sistem limbik sehingga akan lebih cepat untuk merespon terhadap perasaan dan kenangan (Sullivan et al., 2015).
Bagaimana Aroma Dapat Memunculkan Ingatan Terhadap Suatu Hal?
Suatu aroma yang kita hirup, dapat menunculkan suatu ingatan terhadap suatu hal. Dikarenakan, indra penciuman kita akan menagkap molekul-molekul di udara yang akan di terima oleh reseptor olfaktorius. Kemudian sinyal tersebut akan dikirim ke otak melalui bulbus olfaktorius. Bulbus olfaktorius berfungsi sebagai pusat pertama pengolahan informasi. Dari sanalah sinyal aroma langsung di bawa ke sistem limbik yang berperan untuk mengatur emosi dan memori. Dalam sistem limbik terdapat dua struktur utama yaitu amigdala dan hipocampus. Amigdala berbentuk seperti almond yang berfungsi sebagai pusat pengolahan emosional pada otak. Seperti rasa takut, Bahagia, atu cemas. Ketika kita mencium suatu aroma yang berkaitan dengan pengalaman emosional kita, amigdala akan segera merespons dan memberikan reaksi yang dapat berupa kegembiraan, ketenangan, ataupun rasa sedih. Misalnya saat kita mencium aroma cupcake mengigatkan kita akan kenangan saat sedang berlibur di taman ( McDonough , April 2024).
Selain itu, hipokampus berperan sebagai pusat memori, khususnya dalam mengelola memori jangka pendek menjadi jangka Panjang dan sangat berperan dalam mengingat detail-detail masa lalu. Termasuk yang berkaitan dengan aroma tertentu. Fungsi utama hipokampus Adalah menyimpan dan mengambil kembali kenangan episodik, yakni pengalaman pribadi yang spesifik, termasuk detail kapan, dimana, apa yang terjadi, dan emosi kita pada saat itu. Ketika kita mencium suatu aroma yang pernah kita alami dalam suatu hal tertentu, hipokampus akan mengaktifkan kenangan tersebut sehingga kita dapat menghubungkan aroma dengan pengalaman pribadi kita yang sangat jelas ( McDonough , April 2024).
Keunikan jalur penciuman yang lansung mengkubungkan dengan sistem limbik ini, memumgkinkan aroma membagkitkan ingatan dan emosi secara cepat. Fenomena ini di kenal dengan istilah “efek proust,” yang mengacu pada kemampuan aroma tertentu untuk membangkitkan kembali akan inggatan akan suatu pengalaman tertentu.Istilah “efek proust” berasal dari karya sastra Marcel Proust, dimana ia mengambarkan bagaimana aroma kue atau the membangkitkan masa kecil yang mendalam. Efek ini juga di sebut sebagai ingatan tidak sadar yang muncul dari frangmen kenangan auto biografi yang di sebabkan oleh rangsangan sensorik seperti bau. Efek proust sering di manfaatkan untuk memahami suatu hal yang berkaitan dengan emosi melalui sensory trigger, terutama pada bau atau rasa yang familiar (Jeffrey D. Green, 2023).
Kesimpulan
Aroma memiliki peranan-peranan penting dalam menghubungkan peranan sensorik dengan proses memori dan emosi di otak manusia. Dimana sinyal aroma langsung di teruskan ke sistem limbik terutama pada amigdala dan hipocampus yang menjadi dasar mengapa aroma dapat membangkitkan kembali ingatan tentang sebuah pengalaman yang memicu reaksi emosional. hal ini menjadi suatu keunikan tersendiri pada sistem penciuman dimana rangsangan aroma tidak melalui thalamus yang menyebabkan reaksi lebih cepat dan kuat dalam mengaktifkan ingatan yang terkait dengan pengalaman emosional.
Penelitian juga membuktikan bahwa aroma dapat mengaktifkan memori yang terhubung dengan pengalaman emosional, Hal ini memperlihatkan kaitan erat antara persepsi sensorik dengan mekanisme emosional otak.
Dengan demikian, aroma tidak hanya sekedar bau, tetapi juga suatu jembatan kuat yang menghubungkan antara pengalaman masa lalu dan perasaan kita saat ini. Pemahaman ini menjelaskan, jika interaksi antara aroma dan otak membuka wawasan luas terhadap bagaimana indra penciuman berperan dalam pembentukan pengalaman hidup kita.Serta hubungan antara aroma dengan otak bukan hanya sekedar fenomena biologis, tetapi juga sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan manusia secara holistik dan berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Herz, R. S., Eliassen, J., Beland, S., & Souza, T. (2004). Neuroimaging evidence for the emotional potency of odor-evoked memory. Neuropsychologia, 42(3), 371–378. https://doi.org/10.1016/j.neuropsychologia.2003.08.009
Soudry, Y., Lemogne, C., Malinvaud, D., Consoli, S.-M., & Bonfils, P. (2011). Olfactory system and emotion: Common substrates. European Annals of Otorhinolaryngology, Head and Neck Diseases, 128(1), 18–23. https://doi.org/10.1016/j.anorl.2010.09.007
Sullivan, R. M., Wilson, D. A., Ravel, N., & Mouly, A.-M. (2015). Olfactory memory networks: From emotional learning to social behaviors. Frontiers in Behavioral Neuroscience, 9. https://doi.org/10.3389/fnbeh.2015.00036
McDonough , M. (April 2024). The Connections Between Smell, Memory, and Health. https://magazine.hms.harvard.edu/articles/connections-between-smell-memory-and-health, 1.
Jeffrey D. Green, C. A. ( 2023). The proust effect: Scents, food, and nostalgia. https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S2352250X23000076, 1.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
