Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image muhammad nur djafar sigaro

Generasi Muda Lawan Perdagangan Manusia Digital: Dua Mahasiswa UMKendari Jadi Delegasi pada Forum UNODC

Eduaksi | 2025-10-22 06:35:03

Dua mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kendari (UMKendari), yakni Sahwa Ramadhani (Prodi Pendidikan Bahasa Inggris) dan Arprianti (Prodi Manajemen), terpilih sebagai delegasi dalam kegiatan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) Forum bertajuk “National Forum on Digital Safe Space, Behind The Screen: Trafficking is Closer Than You Think.” Forum ini akan digelar pada 4–5 November 2025 di Jakarta, dan hanya diikuti oleh perwakilan dari 14 perguruan tinggi se-Indonesia.

Dosen pembimbing, Ririn Syahriani, S.Pd., M.Pd., mengungkapkan bahwa pemilihan kedua mahasiswa tersebut bukan semata berdasarkan akademik, tetapi juga karena kepedulian sosial dan keaktifan mereka terhadap isu digital.

“Pertimbangan saya memilih mereka karena menunjukkan rasa ingin tahu tinggi terhadap isu sosial dan digital, serta berani belajar hal baru di luar kelas. Yang penting bukan seberapa pintar, tapi seberapa mau terlibat dan terbuka terhadap pengalaman lintas bidang seperti forum ini,” jelasnya.

Ia menambahkan, proses pembimbingan dilakukan secara informal beberapa minggu sebelum keberangkatan agar mahasiswa memahami konteks acara dan bisa berpartisipasi dengan percaya diri.“Perdagangan orang di era digital tidak lagi terlihat secara fisik, bisa lewat lowongan kerja palsu, penipuan online, atau eksploitasi di media sosial.

Mahasiswa perlu memahami bahwa isu ini bisa menyasar siapa pun,” tuturnya.Ia berharap sepulang dari forum, para delegasi dapat menyebarkan pengetahuan dan meningkatkan kesadaran di lingkungan kampus.

Sementara itu, Sahwa Ramadhani mengungkapkan ketertarikannya untuk mengikuti forum tersebut karena relevansinya dengan kehidupan generasi muda saat ini.“UNODC Forum adalah forum yang diselenggarakan oleh United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya perdagangan manusia di dunia digital. Fokus utama kegiatan ini adalah membahas bagaimana pelaku trafficking memanfaatkan teknologi digital serta bagaimana cara mencegah dan melindungi masyarakat, terutama generasi muda,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa isu perdagangan manusia dan keamanan digital merupakan persoalan yang sangat dekat dengan kehidupan generasi muda. “Banyak sekali orang yang tidak sadar bahwa penipuan atau eksploitasi bisa terjadi lewat media sosial. Melalui forum ini saya ingin belajar langsung dari para ahli dan penyintas agar bisa memahami cara mengenali bahaya serta melindungi diri dan orang lain dari eksploitasi,” ujarnya.

“Yang paling berperan mendukung saya adalah keluarga, dosen pembimbing, dan teman-teman. Mereka membuat saya percaya diri untuk mengikuti forum ini,” katanya.Ia mengetahui informasi tentang forum ini sekitar tiga minggu sebelumnya dan telah mempersiapkan diri sejak saat itu.

“Tema ‘Digital Safe Space, Behind The Screen: Trafficking is Closer than You Think’ sangat penting karena pengguna internet paling aktif adalah generasi muda, dan merekalah target utama pelaku kejahatan digital. Banyak dari generasi muda tidak menyadari bahwa ajakan-ajakan online bisa berakibat pada eksploitasi. Dengan memahami tema tersebut, kita bisa lebih berpikir kritis dan berhati-hati,” jelasnya.

Sebagai penutup, Sahwa berharap dapat membagikan ilmu yang diperolehnya kepada orang-orang di sekitarnya.“Setelah mengikuti forum ini, saya ingin berdiskusi dengan teman-teman tentang keamanan digital dan bahaya perdagangan manusia.

Saya ingin mendorong orang-orang di sekitar saya agar lebih peduli dan aktif menyebarkan pesan positif tentang penggunaan internet yang aman agar terhindar dari kejahatan digital,” tutupnya.

Dengan keikutsertaan ini, UMKendari menunjukkan komitmennya dalam membentuk mahasiswa yang peka terhadap isu global, cakap digital, serta berdaya saing di tingkat nasional dan internasional.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image