Mendengar dengan Hati: Pentingnya Empati dan Komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan Holistik
Hospitality | 2025-10-21 18:58:51
Tahukah kalian apa itu pelayanan kesehatan holistik?
Dalam melayani pasien, tenaga kesehatan tidak hanya berperan untuk mengembalikan kondisi fisik seseorang menjadi sehat, tetapi juga berperan dalam proses pemulihan kondisi psikologis pasien. Pelayanan kesehatan holistik menuntut lebih dari sekadar penanganan fisik. Ia menuntut keterlibatan emosional dan komunikasi yang hangat antara tenaga kesehatan dan pasien.
Sebenarnya apa sih pelayanan holistik itu?
Pelayanan holistik merupakan keadaan melihat pasien secara holistik (menyeluruh). Artinya tenaga kesehatan bukan hanya meninjau masalah fisik pasien, melainkan juga psikososial, spiritual, dan kultural yang memengaruhi persepsi sakit. Pelayanan holistic erat kaitannya dengan pendekatan secara Body (tubuh), Mind (pikiran), dan Soul (jiwa).
Body (tubuh) merupakan pendekatan yang merujuk pada aspek fisik, kondisi badan yang sehat, serta kekuatan dan keterampilan fisik seseorang. Sedangkan mind (pikiran) merupakan pendekatan yang mengacu pada proses kognitif dan analisis serta berhubungan dengan emosi seseorang. Berbeda dengan mind, soul (jiwa) bersifat lebih mendalam dan mengarah pada kesadaran, motivasi diri, niat, dan tekad seseorang.
Empati dan kemampuan komunikasi menjadi kunci keberhasilan pelayanan holistik.
Dalam dunia pelayanan kesehatan yang serba cepat dan penuh tekanan, empati sering kali menjadi hal yang terlupakan. Padahal empati membuat tenaga kesehatan mampu memahami pasien bukan hanya dari gejala fisiknya, tetapi juga dari perasaan dan pengalaman yang ia alami. Oleh karena itu, penting bagi tenaga kesehatan untuk mendengar keluhan pasien dengan fokus agar mereka merasa dihargai dan tidak merasa sendiri. Tak hanya itu, seulas senyum tulus, tatapan penuh perhatian, atau sapaan lembut dapat menjadi “obat” pertama bagi pasien yang sedang berjuang melawan sakit dan ketakutan.
Selain sikap empati, tenaga kesehatan harus memiliki keterampilan komunikasi yang baik. Karena setiap pasien yang datang tidak hanya membawa keluhan fisik ,tetapi juga rasa cemas, takut, dan sangat berharap untuk sembuh. Tenaga kesehatan harus mampu menjelaskan informasi dengan bahasa yang mudah dipahami, gestur yang sopan dan peduli sehingga tidak berpotensi merendahkan harga diri pasien. Tenaga kesehatan juga harus mendengar keluhan dan menjawab pertanyaan dari keluarga atau pasien dengan telaten dan terbuka. Melalui tindakan tersebut, pasien akan merasa dihargai dan lebih percaya terhadap proses perawatan. Rasa percaya tersebut menjadi dasar penting bagi keberhasilan pengobatan.
Oleh karena itu, kemampuan komunikasi berperan penting di sini. Karena jika komunikasi yang terjalin buruk akan menimbulkan salah paham dan berpotensi memperburuk kondisi pasien, membuat mereka merasa tidak dianggap, bahkan menghilangkan kepercayaan pasien terhadap tenaga kesehatan.
Manfaat Empati dan Komunikasi yang Baik Bagi Pasien
Berdasarkan uraian di atas, empati dan keterampilan komunikasi seorang tenaga kesehatan memegang peranan penting bagi keberhasilan pelayanan kesehatan secara holistik. Keberhasilan pelayanan secara holistik tentu memberikan banyak manfaat bagi pasien di antaranya yaitu:
1. Menurunkan perasaan gelisah, cemas, dan depresi.
2. Menguatkan motivasi pasien untuk segera sembuh.
3. Pasien merasa lebih sejahtera dan bahagia.
4. Meningkatkan kualitas kesehatan pasien baik secara fisik, mental dan juga sosial.
5. Menumbuhkan kepercayaan pasien terhadap instansi kesehatan.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa di balik sikap empati dan dialog antara tenaga kesehatan dan pasien, tersimpan kesempatan untuk menumbuhkan kepercayaan, ketenangan, dan harapan. Ketika kata-kata disampaikan dengan hati, pelayanan kesehatan tidak lagi terasa kaku dan berjarak, melainkan menjadi ruang yang hangat dan manusiawi. Sebab, kesembuhan sejati tidak hanya berasal dari obat dan tindakan medis, tetapi juga dari perhatian tulus dan komunikasi yang menyentuh jiwa.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
