Otak dalam Keadaan tidak Sadar Lebih Aktif daripada Saat Sadar
Edukasi | 2025-10-21 16:55:39
Bertemu atau bahkan mungkin pernah melihat seorang individu atau diri kalian sendiri secara tidak sengaja memunculkan pikiran acak atau ide ide inovatif di saat tidak dalam keadaan sadar memikirkan hal tersebut. Menariknya, meskipun keterampilan ini sering dikaitkan dengan pemikiran yang serius atau terfokus, banyak dari kita pernah mengalami momen tersebut muncul di kepala kita tanpa direncanakan, bahkan saat melakukan hal-hal sepele seperti menyapu, mandi, atau melamun.
Pernahkah otak kalian tiba-tiba memunculkan suatu ide secara acak? Seperti merasa bahwa aktivitas otak tampak lebih aktif berpikir saat tidak sepenuhnya sadar, Seperti saat akan tertidur, Terbangun di tengah malam, Berada dalam keadaan setengah sadar seperti saat akan tertidur, terbangun di tengah malam, berada dalam keadaan setengah sadar seperti melamun, atau bahkan saat sedang mengerjakan sesuatu yang tidak berhubungan namun ide brilian.
Fenomena ini sudah banyak yang mengalaminya. Dari berbagai sumber yang telah saya temukan, baik dari pengalaman pribadi, teman dan juga dari sosial media yang berbagi cerita tentang ide kreatif atau pikiran acak yang muncul di momen yang tidak terduga. Seolah-olah otak kita terus bekerja di balik layar, bahkan saat kita tidak fokus pada tugas tertentu.
Ada penjelasan ilmiah untuk hal ini Mari kita bahas lebih lanjut dari perspektif Biopsikologi, ilmu yang mempelajari hubungan antara otak dan perilaku manusia.
Otak manusia adalah organ yang sangat kompleks dan masih menyimpan banyak misteri dalam ilmu pengetahuan. Dalam neurosains, otak terdiri dari miliaran sel saraf (neuron) yang tersebar di seluruh strukturnya, di mana setiap neuron memiliki fungsi spesifik yang terintegrasi dengan neuron lainnya. Sel-sel saraf ini membentuk jaringan yang memainkan peran krusial dalam mengeksekusi dan mengatur berbagai fungsi tubuh, mulai dari aktivitas motorik dan kognitif hingga pengendalian sistem saraf otonom dan sistem endokrin.
Kreativitas merupakan keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, terutama dalam proses inovasi dan penemuan. Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan karya seni yang indah atau ide-ide inovatif. Proses kreatif yang kompleks ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah mekanisme otak. Otak, sebagai pusat kendali.
Sistem saraf manusia, memainkan peran penting dalam mengembangkan dan memupuk kreativitas seseorang.
Sementara itu, pikiran acak merujuk pada munculnya ide, gambaran mental, atau kenangan secara spontan yang tidak memiliki hubungan langsung dengan konteks saat ini atau stimulus eksternal. Fenomena ini sering terjadi secara tiba-tiba dan tidak terstruktur, dan dapat muncul tanpa pemicu yang jelas.
Keduanya dapat dikaitkan dengan proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek kognitif, emosional, dan neurologis.
Mengapa otak manusia tampak lebih aktif pada waktu-waktu tertentu dari pada saat kita fokus, perlu dipahami bahwa struktur otak terdiri dari empat bagian utama yang beroperasi pada tiga tingkatan hierarkis yang berbeda, mulai dari batang otak hingga korteks serebral, serta bagian tambahan yang terletak di bagian posterior. Selain itu, otak memiliki dua bagian kiri dan kanan masing-masing memiliki spesialisasi fungsional dan memproses informasi dengan cara yang berbeda namun saling melengkapi.
Peningkatan aktivitas otak selama keadaan pasif, seperti melamun, tertidur, atau istirahat kognitif, sebagian besar melibatkan aktivasi Jaringan Mode Default (DMN).
DMN adalah jaringan otak yang aktif saat otak sedang beristirahat dan tidak fokus pada tugas yang menuntut. Dimana seperti saat melamun, mandi, atau menjelang tidur fokus otak menurun dan DMN mengambil alih proses berpikir. DMN ini terdiri dari beberapa wilayah bagian otak sebagian kunci di antaranya terdiri dari Lobus Temporal Medial (berperan dalam pemrosesan memori) yang bertugas mengakses dan menggabungkan memori (pengalaman masa lalu) serta membentuk asosiasi dengan informasi yang tersimpan.
Setelahnya Korteks Prefontal Ventromedial (valuasi nilai emosional dan pemikiran reflektif) melakukan refleksi diri dengan menilai emosial dari pengalaman sebelumnya dan berproyeksi pada kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di masa depan (seperti saat sedang melamun). Kemudian Korteks Cingulate Posterior (integrasi informasi internal) menggabungkan informasi dari berbagai area otak sehingga membentuk alur pikiran yang utuh. Dan Girus Angular (mendukung pemrosesan bahasa dan makna konseptual) lah yang memberi konsep, menggunakan memori dan bahasa untuk menyusun pola pikir naratif dalam pikiran sehingga membentuk “asosiasi bebas” yang memunculkan insight baru.
Pernahkah Anda mengalami momen ketika sedang mandi, tetapi pikiran justru tidak terfokus pada aktivitas tersebut, melainkan melayang ke hal-hal lain bahkan terkadang menghasilkan pikiran acak dan ide-ide yang inovatif? Contoh lainnya, saat Anda sedang melamun untuk menenangkan pikiran sejenak, tiba-tiba muncul pertanyaan spontan seperti, “Mengapa bumi berbentuk bulat?”
Sehingga proses ini memungkinkan sistem kognitif untuk “melonggarkan” pengendalian eksekutif yang biasanya dijalankan oleh jaringan kontrol kognitif. Dalam konteks ini jaringan otak sedang beristirahat “tidak sedang dituntut”, yang memungkinkan untuk memunculkan ide-ide tidak biasa, kenangan lama, atau pemikiran inovatif masuk ke dalam pikiran. Hal ini juga menjelaskan mengapa ide-ide kreatif sering muncul ketika seseorang tidak secara aktif berusaha memecahkan masalah, melainkan ketika pikiran mereka rileks atau melayang secara tidak terstruktur. Aktivitas ini dianggap sebagai salah satu mekanisme dasar yang mendukung kreativitas, pemecahan masalah intuitif, dan fleksibilitas kognitif.
Faktanya, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa momen seperti ini mirip dengan proses yang terjadi saat seseorang sedang tidur. Mengapa demikian? Karena keduanya melibatkan aktivitas kognitif dan proses otak yang kompleks. Otak manusia terus berfungsi secara aktif, bahkan melampaui batas kesadaran kita. Bahkan saat kita tidur, otak terus bekerja. Salah satu buktinya adalah munculnya mimpi, yang merupakan hasil dari aktivitas neuron yang terus berlangsung meskipun individu berada dalam keadaan tidak sadar sepenuhnya.
Selain sistem saraf yang telah dibahas sebelumnya, lingkungan juga memainkan peran penting dalam mempengaruhi fungsi otak. Salah satu mekanisme utama dalam proses ini adalah peran neurotransmitter, yaitu senyawa kimia yang mengatur komunikasi antara sel saraf (neuron) dan memiliki dampak signifikan pada suasana hati, gerakan, pola tidur, dan fungsi kognitif.
Secara khusus, Dopamin. Aktivitas sistem dopamin meningkat ketika seseorang mengalami perasaan kesenangan, kenyamanan, atau kepuasan. Peningkatan ini terkait dengan kemampuan otak untuk membentuk koneksi baru antara konsep-konsep, yang pada akhirnya dapat mendorong munculnya ide-ide kreatif. Lingkungan yang mendukung peran penting dalam merangsang kinerja otak. Ketika individu berada dalam suasana yang nyaman, bebas, dan damai, sistem dopamin di otak menjadi lebih aktif. Aktivasi sistem dopamin ini berkontribusi pada peningkatan motivasi, kreativitas, serta kemampuan untuk berpikir inovatif dan reflektif.
Semua peningkatan aktivitas otak saat seseorang tidak sadar dapat dikaitkan dengan proses kognitif, yang melibatkan peran penting lobus temporal, korteks visual, dan mekanisme introspeksi. Struktur-struktur ini berfungsi untuk mengatur dan menangkap rangsangan, dalam fase ini, sel-sel saraf mengurangi beban kognitif pada otak, memungkinkan otak bekerja secara lebih refleksif dan kreatif.
Proses ini juga diperkuat oleh aktivasi sistem dopamin, terutama saat seseorang merasa rileks, nyaman, dan bahagia, juga memperkuat proses ini. Pelepasan dopamin meningkatkan fleksibilitas kognitif, memungkinkan munculnya ide-ide yang lebih inovatif, aktif, dan orisinal. Oleh karena itu, ketika pikiran mulai merasa jenuh, penting untuk menciptakan suasana yang mendukung keamanan psikologis, ketenangan, dan kenyamanan agar fungsi kognitif dapat bekerja secara optimal, seperti saat melamun, kita merasa nyaman.
Seperti saat melamun, kita sedang merasa nyaman dan otak kita lebih aktif dalam memproses kognitif kita.
Baik saat terjaga maupun tertidur, otak manusia terus memproses informasi. Hal ini menunjukkan kapasitas luar biasa otak manusia untuk berpikir, beradaptasi, dan berinovasi, bahkan tanpa keterlibatan penuh kesadaran aktif.
Aktivitas relaksasi atau periode istirahat. Selama fase ini, justru gelombang otak meningkat untuk menghubungkan konsep-konsep yang tampaknya tidak terkait, sehingga memicu ide-ide kreatif dan inovatif.
Sumber referensi :
1. Suhendi, A., & Sari, R. (2022). Neurosains dalam proses belajar dan memori. ResearchGate.
2. Christoff, K. (n.d.). Neural basis of mind wandering. The Cognitive Neuroscience of Thought Laboratory, University of British Columbia.
3. Islamiyah, S. (2024). Mekanisme kerja otak terhadap kreativitas: Sebuah tinjauan ilmiah. Kompasiana.
4. Ciaramelli, E., & Treves, A. (2019). A mind free to wander: Neural and computational constraints on spontaneous thought. Frontiers in Psychology, 10, Article 39.
5. Jung, R. E., et al. (2018). "Brain activity during creative thinking: A review of fMRI studies." Neuroscience & Biobehavioral Reviews.
6. Fink, A., et al. (2014). "Creativity and the role of dopamine." Frontiers in Human Neuroscience.
7. University of Basel. (2022, May 12). When unconscious, the brain is anything but ‘silent’. Neuroscience News.
Sumber gambar :
Mengenal Kemampuan Kognitif, Fungsi dan Tahapannya
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
