Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Heizca Mahsa Salsabila

Tidur yang Berkualitas Memengaruhi Kesehatan Otak

Gaya Hidup | 2025-10-18 12:09:44

Tidur sering sekali dianggap sebagai kegiatan yang tidak produktif dan membuang-buang waktu. Namun, bagi tubuh dan otak, tidur adalah fase yang sangat aktif dan penting. Tidur yang cukup dan berkualitas penting untuk semua orang baik anak-anak, remaja, maupun dewasa karena dapat menjaga kesehatan dan fungsi otak. Selama tidur, otak tetap aktif melakukan tugas-tugas penting seperti memproses dan mengonsolidasikan memori, memilah informasi, dan bahkan menyelesaikan masalah.

Tidur juga merupakan cara alami manusia untuk mengistirahatkan tubuh, membangun sel-sel baru serta memperbaiki sel tubuh yang tidak sempurna. Dalam kondisi tidur, terdapat dua tahapan tidur yaitu Rapid Eye Movement (REM) dan Nonrapid Eye Movement (NREM). NREM merupakan tahap awal tidur ringan, ditandai dengan gerakan bola mata berhenti, suhu tubuh turun, detak jantung menurun, dan aktivitas otot berkurang. Pada waktu NREM sleep, gelombang otak makin lambat dan teratur. Tidur makin dalam serta pernafasan menjadi lambat dan teratur.

Tidur Non Rapid Eye Movement (NREM) adalah fase tidur yang sebenarnya sangat aktif di dalam otak, meskipun tubuh terlihat tenang. Pada tahap ini, otak mengalami pola gelombang listrik yang disebut osilasi, yaitu seperti irama naik-turun aktivitas listrik antara bagian otak yang disebut talamus dan korteks. Proses ini menunjukkan bahwa meskipun tubuh tampak diam, otak justru sedang melakukan banyak aktivitas penting untuk pemulihan dan penguatan fungsi saraf.

Selama kita tidur 90 menit pertama, tidur melewati tahap 1 dan 2, serta tidur gelombang lambat, kemudian akan masuk ke tahap REM (Rapid Eye Movement). Tidur REM atau juga disebut tidur paradoks adalah suatu kondisi yang ditandai dengan gerakan mata yang bergerak cepat, kekuatan otot hilang serta mimpi tampak nyata. Pada waktu tidur REM, orang tidak lagi mendengkur, nafas menjadi tak teratur, aliran darah ke otak bertambah dan temperatur tubuh naik, disertai banyak gerakan tubuh.

Selama fase REM, aliran darah meningkat di talamus dan visual utama, sementara korteks motorik dan sensorik relatif menurun di prefrontal dan daerah parietal asosiasional. Peningkatan aliran darah ke daerah visual utama dari korteks dapat menjelaskan sifat alamiah bermimpi saat REM, sedangkan penurunan aliran darah ke korteks prefrontal dapat menjelaskan penerimaan isi mimpi yang kadang tidak logis namun tetap terasa nyata bagi seseorang yang sedang bermimpi.

Tidur REM juga diperlukan otak manusia untuk berkembang sebelum dan sesudah lahir, dan ini yang menerangkan mengapa bayi butuh banyak tidur. Aktivitas yang tinggi di otak selama fase tidur REM dapat mengembangkan dan memperkuat koneksi saraf di otak. Proses ini membantu pembentukan memori dan kemampuan belajar yang lebih baik pada manusia dari waktu ke waktu.

Jika seseorang tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup akan menimbulkan gangguan pada kesehatan emosi dan mental. Karena ketika kita tidur, otak memproses emosi dan pengalaman yang terjadi selama sehari penuh ,yang dapat membantu kita mengelola stres dan menstabilkan suasana hati. Penelitian juga menunjukkan bahwa kurang tidur dapat meningkatkan produksi hormon stres, seperti kortisol, dan mengurangi kemampuan otak untuk memproses emosi secara efektif. Akibatnya, seseorang yang kurang tidur cenderung lebih mudah cemas, marah, atau mengalami perubahan suasana hati yang drastis. Sebaliknya, tidur yang cukup membantu menyeimbangkan kadar hormon dan meningkatkan ketahanan emosional, membuat kita lebih mampu menghadapi tantangan sehari-hari.

Sebagai kesimpulan, tidur berkualitas merupakan kebutuhan biologis manusia untuk menjaga kesehatan otak.Selama tidur, terutama pada fase NREM dan REM, otak tetap aktif menjalankan berbagai proses penting. Dengan tidur yg berkualitas dapat mempengaruhi penguatan memori, pembersihan racun,dan kestabilan emosi. Oleh karena itu, memprioritaskan waktu tidur yang cukup adalah investasi penting untuk menjaga fungsi otak yang maksimal.

  • #-
  • Disclaimer

    Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

    Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

    × Image