Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hana Ayu Wijaya

Kosmetik 'Fiktif'

Gaya Hidup | 2025-10-17 14:01:10

Dunia kosmetik tengah mengalami revolusi besar-besaran, didorong oleh gelombang transformasi digital. Pergeseran ini memang menawarkan kemudahan luar biasa melalui fitur-fitur canggih seperti Virtual Try-On berbasis Augmented Reality (AR) dan rekomendasi produk yang di personalisasi oleh Artificial Intelligence (AI). Namun, di balik kemilau digitalisasi tersebut, muncul bayangan yang dapat mengikis pondasi utama industri: kepercayaan konsumen.

Fenomena kosmetik kini dapat disebut "Gaib," karena konsumen semakin jauh dari produk yang mereka beli secara fisik. Mereka didorong oleh janji visual yang dimanipulasi oleh filter media sosial atau hasil simulasi virtual, yang seringkali melebih-lebihkan efektivitas produk. Virtual Try-On mungkin menarik, Filter media sosial, AI beauty camera, hingga simulasi virtual dari brand kosmetik menciptakan standar kecantikan semu — mulus tanpa pori, putih tanpa cela, dan instan tanpa usaha. tetapi jika tidak didukung oleh kandungan dan kualitas nyata, pengalaman belanja hanya akan berakhir pada kekecewaan.

Kecantikan digital kini mudah dikurasi oleh filter dan AI. tapi kulit nyata tak bisa dimanipulsi algoritma.
Kecantikan digital kini mudah dikurasi oleh filter dan AI. tapi kulit nyata tak bisa dimanipulsi algoritma.

Padahal, yang dibeli seringkali bukan produk, melainkan janji visual. Konsumen menatap pantulan wajah yang telah dimanipulasi, lalu berasumsi bahwa hasil itulah yang akan mereka dapatkan di dunia nyata. Akibatnya, terjadi jarak antara ekspektasi dan realita.

Fenomena ini memperlihatkan bagaimana industri kecantikan kini lebih menjual fantasi digital ketimbang solusi nyata. Produk menjadi “fiksi” — ada, tapi tak sepenuhnya nyata.

Ancaman terbesar bagi kepercayaan publik adalah krisis transparansi formula dan maraknya review palsu. Di era digital, indikator seperti rating dan jumlah penjualan menjadi penentu utama keputusan konsumen. Sayangnya, indikator-indikator ini mudah di manipulasi—mulai dari jasa buzzer yang menghasilkan ulasan positif palsu hingga brand yang enggan mencantumkan komposisi secara lengkap dan jujur. Kerahasiaan formula yang berlebihan atau klaim produk yang berlebihan (over claim) di media sosial membuat produk seolah-olah memiliki "kekuatan gaib" tanpa landasan ilmiah yang kuat.

Sudah saatnya konsumen lebih kritis: bukan hanya pada bahan yang terkandung, tapi juga pada pesan visual yang disuguhkan. kecantikan sejati seharusnya tidak datang dari efek filter. melainkan dari kesadaran diri dan kesehatan kulit yang sesungguhnya. Hana Ayu Wijaya - Mahasiswa aktif Pascasarjana Stikom Interstudi.
Sudah saatnya konsumen lebih kritis: bukan hanya pada bahan yang terkandung, tapi juga pada pesan visual yang disuguhkan. kecantikan sejati seharusnya tidak datang dari efek filter. melainkan dari kesadaran diri dan kesehatan kulit yang sesungguhnya. Hana Ayu Wijaya - Mahasiswa aktif Pascasarjana Stikom Interstudi.

Oleh karena itu, transformasi digital dalam kosmetik harus diikuti dengan transparansi dan akuntabilitas digital. Konsumen kini adalah pembeli yang cerdas dan kritis. Mereka tidak hanya mencari hasil instan, tetapi juga nilai-nilai keberlanjutan dan kejujuran merek. Merek kosmetik yang bertahan di masa depan adalah mereka yang berani memanfaatkan teknologi (seperti blockchain untuk melacak rantai pasok) demi menjamin keaslian produk dan berinvestasi pada edukasi konten, bukan sekadar konten hiburan. Kegagalan dalam membangun transparansi akan membuat konsumen lari, meninggalkan produk hanya sebagai janji palsu di layar gawai.

Penulis : Hana Ayu Wijaya – Mahasiswa Pascasarjana Stikom Interstudi

Daftar Pustaka

Assidiq, M. (2024). TRANSFORMASI DIGITAL DI INDUSTRI KECANTIKAN: DAMPAK FITUR DAN LAYANAN APLIKASI KECANTIKAN TERHADAP E-SATISFACTION. JAMBURA: Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis. (Diakses dari: eJurnal UNG).

Ega Pangestu. (2024). Perkembangan Teknologi Digital Kosmetik Makin Mempermudah Konsumen. RRI.co.id. (Diakses dari: RRI).

First Media. (2024). Perfect Corp Transformasi Teknologi di Industri Kecantikan. (Diakses dari: First Media).

Joya Hougan Lestari. (2024). Tren dan Peluang Bisnis Skincare di Era Digital. (Diakses dari: PT. Joya Hougan Lestari).

Kabarindo. (2025). Bijak Memilih dan Mencermati Produk Kosmetik di Era Digital. (Diakses dari: Kabarindo).

Prestasi Kita. (2024). Transformasi Kecantikan di Zaman Digital: Tren Terkini dan Inovasi Teknologi. (Diakses dari: Prestasi Kita).

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image