Menteri ESDM Merespon Kritik Purbaya: Tanggapannya Terhadap Polemik Pembangunan Kilang Minyak di Indonesia
Politik | 2025-10-15 23:54:32
Oleh: Diaby Finayla Salsabila, Mahasiswi Prodi Kedokteran Hewan Universitas Airlangga
Belakangan ini, isu perdebatan terkait pembangunan kilang minyak di Indonesia semakin memanas. Berdasarkan data tahun 2023, konsumsi bahan bakar minyak di Indonesia mencapai 1,6 juta barrel per hari. Dengan jumlah enam kilang minyak yang tersedia di Indonesia, kapasitas yang dihasilkan hanya mencapai 1,1 juta barrel per hari. Kurangnya ketersediaan produksi bahan bakar mengharuskan Indonesia harus mengimpor minyak mentah dari luar negeri.
Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa mengkritik pihak Pertamina terkait pembangunan tujuh kilang minyak yang sampai saat ini belum terlaksana. Purbaya mengatakan bahwa ia sudah menekan pertamina untuk membangun kilang baru sejak 2018, tetapi hingga saat ini belum ada pergerakan sama sekali. “Jadi kilang itu bukannya kita nggak bisa bikin, tapi pertaminanya yang malas-malasan aja,” ujarnya. Menanggapi hal tersebut, Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia buka suara, “Tugas saya adalah bagaimana memastikan agar mengawasi teman teman kolaborasi dengan pertamina untuk kilang kilang bisa berjalan cepat selesai.”
Menurut Kemenkeu, urgensi pembangunan kilang minyak di Indonesia saat ini sangat tinggi, karena hal ini akan memperkuat ketahanan energi nasional, serta mengurangi ketergantungan pada impor BBM. Kapasitas kilang nasional saat ini sekitar 1 juta bph, namun hanya mampu mengolah minyak mentah sekitar 800 ribu bph, sedangkan produksi minyak mentah nasional ada di kisaran 800 ribu bph. Namun, produksi minyak mentah tersebut harus dibagi dengan perusahaan pencari minyak atau Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKS), sehingga minyak bagian negara hanya 400 ribu bph. Perbedaan antara impor (produk olahan) dengan produk kilang (sendiri) ini mencapai 5 persen. Jika dihitung dari harga produk RON 92 di kisaran US$ 72-74 per barrel, maka spread-nya sekitar US$ 3,5 per barrel, yang kira-kira mencapai US$ 3 juta per hari, atau sekitar US$ 1 miliar setahun.
Dengan adanya pembangunan kilang minyak baru, Indonesia bisa lebih efisien dalam pengolahan minyak mentah dan meningkatkan nilai tambah produk minyak dalam negeri. Namun, tentu saja tantangan seperti pembiayaan, regulasi, dan aspek lingkungan harus diperhatikan dengan serius. Pembangunan kilang minyak membutuhkan waktu yang sangat panjang, serta biaya yang tidak sedikit. Selain itu, pembangunan kilang minyak kurang diminati karena keuntungan yang didapatkan dari hasil pengolahan dan pertambangan minyak dari kilang sangatlah kecil.
Sumber: https://youtu.be/vQvF6-LsW20?si=9b089Y7Yw84sKcot
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
