Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image geopark rsh

Bukan Sekadar Status, Geopark Ijen vs Geopark Bojonegoro: Apa Dampak Bagi Masyarakat Lokal

Wisata | 2025-10-10 16:28:21

Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH), Universitas Airlangga berhasil lolos pendanaan tingkat nasional pada tahun 2025. Tim Geopark, yang terdiri dari lima mahasiswa yaitu Bey Fitria Salsabila dan Muhammad Taufiq Hidayat dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), serta Diza Ulya Nurfaizah, Mohamad Devan Tri Oktavadhan, dan Bagas Putut Pratama dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM). Penelitian ini dibimbing oleh Angga Erlando, S.E., M.Ec. Dev, dengan tujuan mengkaji dampak penobatan status geopark berbeda terhadap masyarakat lokal. Studi ini mengkomparasikan Geopark Ijen yang berstatus UNESCO Global Geopark (UGGp) dengan Geopark Bojonegoro yang masih berstatus Nasional.

Apa yang diteliti?

Riset ini berfokus pada dampak ekonomi, lingkungan, sosial, dan pendidikan dari status geopark yang berbeda. Selain itu, Tim Geopark juga menilai strategi pengembangan yang dijalankan di masing-masing kawasan tersebut. Hasil kajian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemerintah daerah, masyarakat, maupun pengelola geopark dalam merumuskan kebijakan yang berkelanjutan, sekaligus menjaga keseimbangan antara manfaat ekonomi dan kelestarian lingkungan.

Apa hasilnya?

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan di dua lokasi, yaitu Geopark Ijen di Banyuwangi dan Geopark Bojonegoro. Dalam temuan riset ditemukan bahwa, perbedaan status geopark berpengaruh cukup besar terhadap kondisi sosial, ekonomi, lingkungan, dan pendidikan masyarakat lokal sekitar geopark.

Hasil analisis kuantitatif menunjukkan bahwa UGGp Ijen membawa dampak signifikan. ekonomi: Jumlah kunjungan wisata meningkat pesat, namun tidak diikuti dengan peningkatan pendapatan masyarakat secara merata. Bahkan, lingkungan: kualitas udara dan air serta keberlanjutan lingkungan mengalami tekanan akibat naiknya jumlah wisatawan.

Sementara itu, Geopark Bojonegoro memiliki potensi yang besar, terutama melalui produk khas bersertifikasi geopark, namun dampaknya terhadap ekonomi lokal belum sekuat Ijen. Dari aspek sosial, partisipasi masyarakat di Ijen lebih luas, sedangkan di Bojonegoro masih terbatas. Pada bidang pendidikan, Ijen sudah mulai mengintegrasikan program pengenalan geopark, sementara Bojonegoro lebih banyak berkolaborasi dengan perguruan tinggi.

Bagaimana strategi pengembangannya?

Geopark Ijen lebih berorientasi pada branding internasional dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Sebaliknya, Geopark Bojonegoro fokus pada pembangunan infrastruktur dasar dan edukasi lokal sebagai langkah awal menuju standar UGGp. Perbedaan arah kebijakan ini menunjukkan bahwa setiap kawasan memiliki strategi yang disesuaikan dengan potensi dan kebutuhan daerahnya.

Tim Geopark juga merekomendasikan agar hasil riset tidak hanya berhenti pada analisis, tetapi ditindaklanjuti dalam bentuk kebijakan nyata. Rekomendasi kebijakan untuk kedua geopark berbeda-beda yang dituangkan dalam policy brief.

Apa saja bentuk rekomendasi kebijakan Geopark Ijen?

Rekomendasi kebijakan untuk Geopark Ijen meliputi, PRIMA (Peningkatan Kualitas Manajemen dan Sasaran) yang mana kebijakan ini berfokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dan sistem manajemen kelembagaan Geopark Ijen dengan memperbaiki mekanisme perekrutan. Kebijakan ke-2 adalah TERBUKA (Transparansi dan Rekrutmen Berbasis Keadilan Komunitas), maksud dari kebijakan ini untuk menciptakan proses perekrutan yang inklusif, adil, dan transparan dalam pengelolaan kawasan Geopark Ijen.

Kebijakan yang ke-3 adalah SAKTI (Satu Akses Tiket Terpadu dan Inovatif), yang berfokus pada penguatan sistem manajemen kunjungan wisata di kawasan Geopark Ijen melalui penerapan sistem penjualan tiket satu pintu yang terintegrasi secara digital. Kebijakan ke-4 yaitu LESTARI (Lingkungan Sehat dan Terkontrol Berkualitas), yang menekankan pentingnya pemantauan berkelanjutan terhadap kualitas lingkungan di kawasan Geopark Ijen melalui pembangunan stasiun pemantauan kualitas lingkungan.

Kebijakan ke-5 ada RESIK Sampah 7R (Revolusi Sistem Kelola Sampah 7R, yang mana berfokus pada revolusi pengelolaan sampah di kawasan Geopark Ijen dengan menerapkan prinsip 7R (Rethink, Refuse, Reduce, Reuse, Recycle, Repair, dan Replace). Kebijakan ke-6 yaitu CERDAS (Capaian Edukasi dan Rekognisi Daya Saing), yang bertujuan untuk membangun program pemberdayaan masyarakat yang berfokus pada peningkatan keterampilan (soft skill) secara berkelanjutan. Kebijakan yang ke-7 ada INDAH (Informasi Digital dan Arsip Heritage), dengan tujuan pengembangan pusat informasi terintegrasi berbasis digital yang memuat dokumentasi visual, sejarah, dan geologi kawasan Geopark Ijen.

Kebijakan ke-8 ada SIGAP (Sertifikasi dan Integrasi Gaya Pemandu Profesional), yang mana difokuskan pada peningkatan kualitas layanan wisata di kawasan Geopark Ijen melalui program pelatihan dan sertifikasi resmi bagi para pemandu (tour guide). Kebijakan ke-9 ada SEHAT (Sistem Travel Medicine dan Wellness Tourism), yang berfokus pada pembangunan sistem travel medicine di kawasan Geopark Ijen sebagai bagian dari penguatan konsep wellness tourism atau pariwisata berbasis kesehatan dan kesejahteraan.

Kebijakan ke-10 yaitu SINERGI (Stakeholder Inklusif untuk Energi Berkelanjutan Geopark Ijen), dengan menekankan pentingnya kolaborasi antar-stakeholder dalam menjaga eksistensi dan keberlanjutan Geopark Ijen. Kebijakan ke-11 ada PROMOSI (Produk dan Media UMKM Sinergi Ijen), yang mana dirancang untuk memperkuat identitas dan visibilitas Geopark Ijen melalui keterlibatan pelaku UMKM lokal sebagai bagian dari strategi branding dan promosi terpadu. Kebijakan ke-12 yaitu JELAJAH (Jejaring Lokasi dan Jalur Akses Heritage), dengan tujuan untuk meningkatkan aksesibilitas, pemahaman, dan daya tarik wisata edukatif di kawasan Ijen Geopark melalui pengembangan rute perjalanan tematik ke berbagai site geopark serta penyediaan video branding dan informasi edukatif di dalam moda transportasi wisata.

Kebijakan ke-13 ada SIAGA (Shelter dan Infrastruktur Aman Geopark Area), dengan berfokus pada pembangunan emergency shelter sebagai langkah strategis dalam mitigasi risiko kecelakaan dan bencana di kawasan Ijen Geopark. Kebijakan ke-14 terdapat TERANG (Teknologi Energi Ramah dan Aman untuk Navigasi Geopark), yang mana untuk untuk meningkatkan keamanan, kenyamanan, dan aksesibilitas kawasan Geopark Ijen melalui penambahan lampu penerangan jalan berbasis energi ramah lingkungan, khususnya di wilayah perkebunan dan jalur penghubung antar-site geopark.

Apa saja bentuk rekomendasi kebijakan Geopark Bojonegoro?

Rekomendasi kebijakan untuk Geopark Bojonegoro meliputi, GEO - ECON (Geopark Economic Optimization and National Growth), yang bertujuan untuk mengoptimalkan potensi ekonomi Geopark Nasional Bojonegoro melalui serangkaian kebijakan yang memadukan pengembangan ekonomi lokal, pariwisata berkelanjutan, dan pengelolaan sumber daya alam yang efektif. Kebijakan ke-2 yaitu UMKM-PRO (UMKM Promotion and Resource Optimization), rekomendasi ini dapat membantu menciptakan identitas kuat bagi produk lokal yang terhubung dengan nilai-nilai konservasi dan keunikan geopark.

Kebijakan ke-3 ialah DATA-ONE (Data Aggregation for Tourism and Networking Enhancement), yang mana menyediakan website terintegrasi yang dapat mengumpulkan, menyimpan, dan menyebarkan berbagai informasi terkait geopark, baik dari segi geologi, pariwisata, maupun kegiatan ekonomi yang ada di sekitar kawasan guna mendukung pengelolaan Geopark Nasional Bojonegoro yang lebih efisien dan terorganisir. Kebijakan ke-4 yaitu PRICE-FIT (Pricing Regulation for Inclusive Trade), yang merupakan penetapan regulasi tarif batas bawah dan batas atas harga jual serta harga beli minyak mentah hasil tambang di wilayah Geopark Nasional Bojonegoro perlu dilakukan untuk menjaga keberlanjutan ekonomi dan melindungi kepentingan masyarakat.

Tujuan rekomendasi PRICE-FIT salah satunya adalah untuk menciptakan stabilitas harga yang adil antara pihak penjual dan pembeli. Kebijakan ke-5 yakni TICK-IT (Ticketing Integration for Convenient Travel), yaitu membangun sistem ticketing online yang dilengkapi dengan antarmuka pengguna (UI) dan pengalaman pengguna (UX) yang ramah dan intuitif demi meningkatkan kenyamanan pengunjung dan mempermudah akses ke berbagai situs Geopark Nasional Bojonegoro. Kebijakan ke-6 adalah ROUTE-X (Route Optimization and User Experience), suatu sistem optimasi rute perjalanan yang jelas dan efisien menuju situs-situs utama di Geopark Nasional Bojonegoro Untuk meningkatkan aksesibilitas dan kenyamanan pengunjung. Kebijakan ke-7 yaitu GEO-CARE (Geopark Community Awareness, Resilience, and Education), sebuah inisiatif sosial yang bertujuan untuk memperkuat komunitas-komunitas di Bojonegoro melalui pengembangan kapasitas masyarakat, memastikan keselamatan kerja, serta memfasilitasi pembelajaran yang berkelanjutan di kawasan Geopark Nasional Bojonegoro.

Kebijakan ke-8 yakni SAFE-WORK (Safety and Assurance for Fair Employment in Workplaces of Geopark), suatu kebijakan yang bertujuan untuk memastikan keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja yang terlibat dalam kegiatan di Geopark Nasional Bojonegoro. Kebijakan ke-9 ada ECO-CARE (Environmental Conservation and Reclamation Enhancement), suatu program kebijakan yang dirancang untuk meningkatkan kualitas lingkungan melalui upaya pemantauan, revitalisasi sumber daya alam yang rusak, serta edukasi kepada masyarakat dan pelaku industri mengenai solusi ramah lingkungan.

Kebijakan ke-10 yaitu RENEW (Rehabilitation of Environmental Wells), suatu kebijakan yang melakukan revitalisasi sumur bekas tambang yang sudah tidak terpakai dan dibiarkan terbengkalai selama lebih dari satu tahun, khususnya bagi pemilik tambang yang tidak mengelola sumurnya. Kebijakan ke-11 terdapat GREEN (Gaining Resources for Environmental Enzyme Neutralization), suatu kebijakan dengan mengadakan pelatihan pembuatan eco-enzym bagi masyarakat dan pelaku usaha tambang, dengan tujuan untuk mengolah limbah penambangan, khususnya limbah yang mengandung solar atau bahan kimia lainnya.

Kebijakan ke-12 yaitu KIDS-GEO (Kids Involved in Discovering Stories and Geopark Education), merupakan suatu program edukasi yang dirancang untuk mengenalkan konsep Geopark kepada anak-anak melalui pembelajaran yang menyenangkan dan interaktif, menggunakan media buku cerita anak. Berbagai macam informasi mengenai kedua geopark tersebut dikemas secara lebih mendalam melalui buku monograf sebagai kontribusi pengembangan geopark di Indonesia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image