Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Marketing DT Peduli 2

Wajah-Wajah Kecil dengan Ujian Besar

Filantropi | 2025-10-10 11:19:03
Tim DT Peduli berkesempatan mengungjungi anak-anak gaza yang sedang berjuang melawan sakit berat yang tinggal di Jordania (Sumber : DT Peduli)

DTPEDULI.ORG | AMMAN - Di balik bangunan hotel Al-Fanar yang tampak biasa, tersimpan kisah luar biasa: ratusan anak-anak Gaza yang sedang berjuang melawan sakit berat. Mereka bukan sedang berlibur atau sekadar singgah, melainkan tengah bertahan hidup setelah melalui gelombang perang dan luka yang tak terbayangkan.

Hotel Al-Fanar kini menjadi tempat tinggal sementara bagi 126 anak beserta keluarganya dari Gaza. Setiap keluarga membawa serta penderitaan dan cerita pilu masing-masing.

Mahmud Abdul Bara, koordinator dari Kerajaan Yordania yang mengelola para pasien Gaza, menuturkan kondisi mereka.

"Di hotel ini ada 126 keluarga. Mayoritas adalah pasien kanker: leukemia, limfoma, kanker tulang, kanker kulit, kanker otak, kanker payudara, hingga kanker rahim. Mereka datang secara bertahap, ada yang sudah satu setengah tahun lalu, ada yang baru tiga minggu terakhir," ujarnya.

Penyerahan Bantuan dari DT Peduli untuk Anak-anak Gaza yang menderita penyakit berat (Sumber : DT Peduli)

Dengan mata berkaca-kaca, Mahmud menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada masyarakat Indonesia. Ia menyitir sabda Nabi Muhammad SAW, "Perumpamaan orang-orang mukmin dalam kasih sayang, saling mencintai, dan saling berempati adalah seperti satu tubuh. Jika salah satu anggotanya sakit, maka seluruh tubuh akan ikut merasakannya."

"Ya, kalian adalah sebaik-baiknya saudara dan sebaik-baiknya penopang bagi kami, baik di dalam Jalur Gaza di mana anak-anak kami kelaparan, maupun di luar Gaza di mana anak-anak kami terlantar. Terima kasih kepada masyarakat Indonesia. Dari lubuk hati kami, kami sampaikan seluruh cinta dan seluruh kebaikan," ungkap Mahmud.

Di sinilah DT Peduli hadir membawa secercah harapan. Pada Jumat (22/8/2025), sebanyak 350 bantuan langsung yang masing-masing berisi seratus dollar, disalurkan untuk anak-anak Gaza di Hotel Al-Fanar dan empat titik lainnya, yakni Hotel Antalia, RS Al-Isra, RS Ibn Haitsam, dan Rumah Singgah Jubaiha. Kondisi yang tidak jauh berbeda juga terjadi di empat titik lainnya. Jumlah seluruh anak Gaza, di lima titik tersebut mencapai 700 anak.

Bantuan ini diberikan langsung oleh Muhammad Ihsan, Direktur Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) DT Peduli, yang memimpin program-program kemanusiaan di bawah naungan Lembaga Amil Zakat (LAZ) DT Peduli.

Di sela penyaluran bantuan, Ihsan berkesempatan menjenguk beberapa anak yang kondisinya membuat hati siapapun akan luluh.

Direktur LPM DT Peduli, M Ihsan bersama Khalid, seorang anak dengan cedera kaki yang parah dan menderita kanker (Sumber : DT Peduli)

Ia mendekati Khalid, seorang anak dengan kaki yang cedera parah akibat terkena senjata saat evakuasi. Kepala Khalid pun telah dibotaki karena kanker yang dideritanya. Ihsan menunduk, menyapanya lembut. "Mari kita doakan bersama, semoga Allah segera angkat penyakitnya. Semoga ia sehat kembali dan kelak menjadi pemimpin hebat Palestina," ucapnya.

Tak jauh dari sana, ada Ilin. Anak kecil itu duduk lemah dengan perut membesar, sedang dalam tahap diagnosa dokter.

"Semoga adik Ilin segera sembuh, bisa bersekolah, dan kelak menjadi pemimpin di Palestina," doa Ihsan.

Lalu, ada pula Muhammad Al Qitnan, bayi mungil yang baru berusia dua bulan. Ia menderita kanker neuroblastoma sehingga harus mengalami kebotakan. Lebih berat lagi, kondisi kelainan hormon membuat rambutnya tak bisa tumbuh. Ihsan membelai lembut kepalanya sambil berkata, "Semoga Allah memberi kesembuhan. Semoga kelak ia bisa sekolah dan tumbuh menjadi pejuang untuk Palestina."

Pemandangan anak-anak ini menjadi pengingat betapa kerasnya perjuangan yang mereka jalani sejak usia belia. Mereka bukan hanya menghadapi trauma perang, tetapi juga harus melawan penyakit berat yang menggerogoti tubuh kecil mereka.

Bukti Cinta dari Indonesia

Di hadapan keluarga-keluarga Gaza, Ihsan menegaskan bahwa kehadirannya membawa pesan cinta dan solidaritas dari rakyat Indonesia.

"Insya Allah hari ini kami menyalurkan bantuan kepada total 350 penerima manfaat. Ini bentuk kepedulian masyarakat Indonesia kepada saudara-saudara di Gaza," ujarnya.

Bantuan yang diberikan memang tidak bisa menghapus luka atau langsung menyembuhkan penyakit, tetapi kehadirannya menjadi bukti bahwa penderitaan mereka tidak luput dari perhatian dunia.

"Semoga hadir keberkahan, menjadi amal saleh, dan memberikan kekuatan baru bagi para penerima manfaat," tambah Ihsan.

Mahmud Abdul Bara pun kembali menegaskan rasa terima kasihnya. "Kami memohon kepada Allah agar memberkahi masyarakat Indonesia, melipatgandakan kebaikan kalian, dan menjadikan kalian selalu sebagai tangan-tangan yang murah hati," katanya penuh doa.

Di tengah ruangan itu, doa-doa terucap lirih, menyelimuti suasana dengan kehangatan yang tak bisa digambarkan dengan kata-kata. Meski tubuh mereka ringkih, mata anak-anak Gaza itu masih menyimpan cahaya harapan.

Bantuan yang disalurkan DT Peduli mungkin hanyalah setetes di tengah samudra kebutuhan mereka, namun bagi para keluarga Gaza, setetes itu bagaikan air kehidupan. Ia menjadi penguat bahwa perjuangan mereka tidak sia-sia, bahwa ada saudara jauh yang peduli, bahwa ada bangsa yang siap berdiri bersama mereka.

"Semoga suatu saat anak-anak ini tidak hanya sembuh dari sakitnya, tetapi juga bisa bangkit, belajar, dan menjadi pemimpin yang mengangkat derajat bangsanya," ucap Ihsan menutup pertemuan itu.

Di Hotel Al-Fanar, derita dan harapan berjalan beriringan. Anak-anak Gaza menanggung luka yang dalam, tetapi tangan-tangan peduli dari Indonesia hadir membawa sedikit pelipur. Dalam setiap doa dan uluran bantuan, terkandung pesan bahwa umat manusia, meski terpisah ribuan kilometer, sesungguhnya terikat dalam satu tubuh: saling merasakan, saling menopang, dan saling menguatkan. (Agus ID/Farih)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image